Menghirup Uap Panas Tak Sembuhkan COVID-19, Jangan Kena Hoaks!

Panas iya, sembuh enggak

Saat dunia tengah berjibaku untuk melawan virus corona baru (SARS-CoV-2) penyebab penyakit virus corona baru (COVID-19), beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab malah menyebarkan berbagai hoaks dan misinformasi.

Salah satunya adalah misinformasi bahwa menghirup uap panas akan menyembuhkan COVID-19!

1. Kemkominfo: Itu Hoaks!

Menghirup Uap Panas Tak Sembuhkan COVID-19, Jangan Kena Hoaks!Berbagai sumber

Pada 31 Maret 2020, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menemukan sebuah video beredar di media berbagi video, YouTube, mengenai kiat menyembuhkan COVID-19 yang berjudul "Tips Meredam Convid19 Dengan Uap Air Panas" oleh Oey Him Toan.

Diunggah pada 27 Maret 2020, video berdurasi 29 detik yang sudah dihapus tersebut mengungkapkan menghirup uap panas dapat menghilangkan SARS-CoV-2.

"Pakar-pakar Cina mengesahkan bahwa pernapasan dg uap air membunuh 100 persen virus Corona jika terdapat di dalam paru-paru, tekak atau hidung, karena virus itu tidak boleh bertolak unsur dengan suhu uap air hangat."

Kemkominfo menyatakan bahwa hingga saat ini, tidak ada pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa menghirup uap air panas dapat mencegah atau mengobati COVID-19.

2. Penjelasan ilmiah uap air panas dan COVID-19

Menghirup Uap Panas Tak Sembuhkan COVID-19, Jangan Kena Hoaks!infeksiemerging.kemkes.go.id

Memang, menghirup uap panas terkenal sebagai salah satu metode untuk mengobati penyakit pernapasan. Namun, apakah logika yang sama dpat diterapkan pada pengobatan COVID-19?

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar, tidak setuju. Pasalnya, meskipun COVID-19, sama seperti penyakit pernapasan pada umumnya, menyebar melalui droplet yang singgah di mata, hidung, dan mulut, menghirup uap panas bukanlah jawabannya.

"Karena virus ini ada di dalam sel tubuh walau masuknya memang secara droplet lewat sistem pernapasan," ujar Ginanjar.

Ginanjar menekankan bahwa tidak ada dasar ilmiah menghirup uap panas dapat mencegah apalagi menyembuhkan COVID-19. Yang ditakutkan adalah masyarakat percaya pada misinformasi panas tersebut sehingga mengabaikan saran-saran penting seperti:

  • Mencuci tangan dengan air dan sabun atau pembersih tangan berbahan alkohol,
  • Pembatasan fisik minimal 1 meter,
  • Menutup bangkis dan batuk dengan siku atau tisu,
  • Tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut, serta
  • Berdiam diri di rumah jika kurang sehat.

Baca Juga: Sinar UV Ampuh Lawan Virus di Lingkungan, tapi Tak Sembuhkan COVID-19

3. Tidak hanya di Indonesia

Menghirup Uap Panas Tak Sembuhkan COVID-19, Jangan Kena Hoaks!facktcheck.afp.com

Ternyata misinformasi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Agence France-Presse (AFP) mendapatkan sebuah video yang beredar melalui tayangan Facebook Live.

Sama seperti Oey Him Toan,  yang mengaku berprofesi sebagai teknisi suara dan pengarang lagu ini mengatakan bahwa uap air panas dapat "membunuh virus corona". Untuk menghindari kontroversi, pria tersebut enggan mengatakan kalau yang ia bagikan adalah "obat".

Dengan merebus air, garam laut, dan kulit jeruk, hirup uapnya selama 15 - 20 menit. Niscaya virus akan mati, sebut pria tersebut.

Senada dengan Ginanjar, Assistant Clinical Professor di Department of Primary Care and Population Health Texas A&M University, Dr. Jason McKnight, membantah kalau uap garam dan kulit jeruk tersebut akan membunuh COVID-19.

"Saat ini, satu-satunya cara 'membunuh' virus adalah dengan cairan pembersih antimikroba. Cairan tersebut bukan untuk dioleskan, apalagi dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara apapun," ujar Dr. McKnight.

Berbagai pakar medis pun juga memperingatkan risiko komplikasi karena menghirup uap panas pada waktu yang lama terhadap mata, hidung, dan mulut, serta pernapasan.

4. Manfaat uap panas untuk penyakit pernapasan

Menghirup Uap Panas Tak Sembuhkan COVID-19, Jangan Kena Hoaks!fgb.com.au

Metode uap pernapasan memang terkenal untuk mengobati penyakit pernapasan seperti:

  • Batuk pilek,
  • Influenza,
  • Sinusitis,
  • Bronkitis, dan
  • Alergi saluran hidung.

Manfaat utama menghirup uap air panas adalah membantu meredakan sensasi iritasi dan pembengkakan pembuluh darah di saluran hidung.

Kelembapan uap panas juga dapat membantu mengencerkan lendir pada sinus sehingga lebih gampang dibuang. Jadi, kamu bernapas lebih lega. Setidaknya, untuk sementara.

"Oh, enggak permanen!?"

Baru tahu? Jangan sering-sering, ya! Dr. McKnight memaklumi jika uap panas memang bisa melegakan pernapasan. Akan tetapi, itu hanya untuk mengobati gejala. Bukan untuk menyembuhkan infeksi virus.

"Secara umum, masyarakat luas mengetahui bahwa menghirup uap panas secara efektif meringankan penyakit pernapasan dengan gejala, seperti batuk, hidung tersumbat dan dada tersumbat. Namun, ini hanya menghilangkan gejala, bukan pengobatan untuk infeksi virus," tandas Dr. McKnight.

Selain itu, metode uap panas sebenarnya tidak dianjurkan untuk anak-anak dengan kulit sensitif. Jika mau mencoba, lebih baik mandi air hangat saja karena khasiatnya tetap sama.

Untuk menyembuhkan penyakit, berobatlah ke klinik atau rumah sakit terdekat. Meskipun ampuh untuk beberapa saat, obat yang pasti tetaplah lebih manjur.

Itulah fakta mengenai misinformasi uap panas dan COVID-19. Jika kamu terima pesan mengenai misinformasi, segera laporkan dan jangan diteruskan! Demi keselamatanmu dan orang-orang terdekatmu.

Pembaca bisa membantu kelengkapan perlindungan bagi para tenaga medis dengan donasi di program #KitaIDN: Bergandeng Tangan Melawan Corona di Kitabisa.com (http://kitabisa.com/kitaidnlawancorona)

Baca Juga: Kunyah Daun Sirih Tak Bisa Cegah atau Sembuhkan COVID-19

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya