Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini Faktanya

Apakah dunia akan pulih seperti sediakala?

Pada pertengahan Desember 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk dua vaksin, Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Kedua vaksin asal Amerika Serikat (AS) tersebut mencatatkan tingkat efikasi di atas 90 persen. Dengan keluarnya EUA dari FDA, kedua vaksin tersebut bisa digunakan untuk mencegah penyakit virus corona strain baru, SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

Di Indonesia pun sudah ada enam nama produsen vaksin yang dikontrak untuk mengirim vaksin COVID-19-nya ke Indonesia untuk dicoba dan diproduksi secara domestik. Beberapa produsen vaksin tersebut adalah:

  • Sinovac (Tiongkok)
  • Novavax (AS)
  • Pfizer-BioNTech (AS)
  • AstraZeneca-Oxford (Inggris-Swedia)
Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaData mengenai negara dan jenis vaksin COVID-19 yang dipesan (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah mengumumkan program "Vaksin Merah Putih", usaha Indonesia dalam mengalahkan COVID-19 dengan memproduksi vaksinnya sendiri. Untuk mewujudkannya, perusahaan farmasi milik negara, Bio Farma, institusi-institusi yang bekerja sama untuk vaksin Merah Putih adalah:

  • Lembaga Biologi Molekuler Eijkman;
  • Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI);
  • Universitas Gadjah Mada (UGM);
  • Universitas Indonesia (UI);
  • Institut Teknologi Bandung (ITB); dan
  • Universitas Airlangga (Unair).

Ditargetkan, vaksin Merah Putih dapat mencegah COVID-19 di Tanah Air. Dengan adanya vaksin COVID-19, apakah dunia akan langsung mengalami perubahan secara drastis?

1. Dalam jangka pendek, belum akan terlihat perubahan yang signifikan

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaIlustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Sekadar informasi, karena COVID-19 merebak sejak Desember 2019 lalu, masyarakat dunia harus mulai membiasakan diri dengan tatanan kenormalan baru (new normal), yaitu beraktivitas dengan mematuhi protokol kesehatan demi memutus rantai penularan COVID-19. Lalu, apakah hal tersebut akan berubah setelah vaksinasi?

Melansir Healthline, profesor kedokteran untuk penyakit menular di University of California, Los Angeles (UCLA), Timothy Brewer, mengatakan bahwa dikarenakan lambatnya produksi vaksin dan tingginya permintaan vaksin COVID-19 saat ini, maka tidak akan terlihat perubahan yang signifikan di dunia.

Selain itu, ia pun mengatakan bahwa masih ada daftar prioritas yang diutamakan untuk mendapatkan vaksin COVID-19 terlebih dulu, seperti tenaga medis sebagai garda terdepan dan kelompok lansia usia 65 tahun ke atas.

"Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menangani mereka yang membutuhkan, kita tidak akan melihat perubahan yang nyata dalam waktu dekat. Hal tersebut dikarenakan jumlah vaksin tidak cukup untuk memberikan dampak yang berarti dengan segera,” jelas Brewer.

2. Paling tidak, tunggu sampai triwulan ke-2 2021

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaIlustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Ahli pulmonologi di Cleveland Clinic, Dan Culver, juga memperkirakan bahwa pola hidup new normal akan tetap bertahan meskipun vaksin sudah gencar didistribusikan. Sampai kapan? Belum tahu.

Akan tetapi, Culver mengatakan, butuh waktu yang tidak sebentar agar vaksin COVID-19 benar-benar mengubah keadaan pandemik di satu negara. Optimistis, ia mengatakan kalau kita bisa melihat awal perubahan pada triwulan ke-2 2021, atau dari awal April hingga akhir Juni.

3. Selain vaksin, kapasitas medis pun harus diperhitungkan

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaIlustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Memang, vaksin harus sesegera mungkin didistribusikan kepada masyarakat luas. Namun, Culver menambahkan bahwa kapasitas medis selama pandemik COVID-19 pun harus diperhatikan.

Karena kasusnya kian bertambah, apalagi setelah liburan Natal dan Tahun Baru, tenaga medis dan rumah sakit pun kewalahan. Meski vaksin sudah dipakai secara bertahan, Culver terus mengingatkan bahwa rumah sakit harus tetap siaga menghadapi kenaikan kasus. 

"Bagaimana kesiapan dunia medis menghadapi pandemik ini sekarang akan memperlihatkan kesiapannya hingga Februari nanti," kata Culver kepada Healthline

4. Persiapan dalam penyimpanan dan distribusi vaksin menentukan keberhasilan melawan pandemik

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaKulkas ultra cold untuk menyimpan vaksin COVID-19. clickorlando.com

Sesudah menerima vaksin, tiap negara pun harus memiliki rencana sendiri dalam membagikan dan menyimpan vaksin COVID-19. Sebagai contoh, vaksin Pfizer-BioNTech membutuhkan lingkungan penyimpanan dengan suhu -70 derajat Celsius. Secara keseluruhan, fasilitas tersebut harus berupa freezer hingga -80 derajat Celsius!

Masalahnya, tidak semua lembaga kesehatan di dunia memiliki fasilitas mutakhir. Belum lagi, adalah tugas negara untuk memastikan seluruh daerahnya memiliki fasilitas tersebut untuk menyimpan vaksin COVID-19 di lingkungan yang amat dingin. Dengan begitu, penyimpanan dan distribusi dapat terlaksana.

5. Pemantauan proses vaksinasi agar berjalan dengan baik

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaIlustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Baik Brewer maupun Culver sama-sama mengiyakan bahwa mirip dengan vaksin pada umumnya, program vaksinasi COVID-19 diberikan dalam dua dosis, dengan interval 3-4 minggu.

Culver menggarisbawahi pentingnya kebijakan pemerintah yang ketat tapi transparan untuk mengawal program vaksinasi dosis kedua agar berjalan lancar. Dengan begitu, masyarakat bisa tahu di mana, kapan, dan bagaimana mereka bisa mendapatkan dosis kedua vaksin.

6. Adanya vaksin bukan berarti kita bisa santai

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaRelawan dengan kostum super hero membagikan masker kepada pengendara di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/9/2020). Pembagian masker tersebut sebagai gerakan sosialisasi secara serentak kepatuhan protokol kesehatan guna menekan penyebaran COVID-19 di Sulawesi Selatan. (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Divaksin bukan berarti kamu bisa leha-leha. Bahkan, vaksin dengan efikasi tinggi semacam Pfizer-BioNTech dan Moderna pun belum tentu dapat melindungi tubuhmu sepenuhnya dari COVID-19. Atau setidaknya, belum ada data terkini mengenai bagaimana vaksin COVID-19 dapat memberikan proteksi jangka panjang.

Vaksin memang melindungimu dari penyakit COVID-19, tetapi bukan berarti kamu tidak dapat tertular atau menularkannya pada orang lain, kata Brewer.

7. Selamat tinggal, old normal!

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaIlustrasi New Normal (IDN Times/Arief Rahmat)

Mungkin kamu kecewa mengetahui bahwa adanya vaksin COVID-19 bukan berarti itu adalah solusi konkret untuk mengakhiri pandemik. Culver mengatakan karena data tentang proteksi vaksin terhadap COVID-19 masih abu-abu, kamu pun tetap harus berpegang teguh pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan, yaitu:

  • Cuci tangan dengan air dan sabun selama minimal 20 detik
  • Usahakan tidak keluar rumah jika sedang tidak fit atau tidak ada keperluan penting
  • Jaga jarak fisik minimal 1,8-2 meter
  • Memakai masker saat keluar rumah
  • Tidak menyentuh mata, hidung, serta mulut

Perlu waktu agar jumlah kasus COVID-19 menurun dan dunia pulih. Kita harus terbiasa dengan new normal. Brewer menganalogikan perubahan gaya hidup pasca vaksinasi COVID-19 dengan tragedi 9/11 yang menimpa AS pada 2001 lalu.

"Pikirkan gaya hidup masyarakat 20 tahun setelah insiden 9/11. Kita masih diwajibkan untuk diperiksa saat pergi ke bandara. Hal yang sama terjadi saat kita mendekati keadaan sebelum pandemik. Dua tahun lalu, jika kita masuk ke bank dengan masker, petugas keamanan akan menyangka kamu ingin merampok. Sekarang, saya rasa orang-orang akan mengenakan masker di masa depan, selama musim dingin atau bahkan saat pandemik telah usai. Masker akan lebih banyak dipakai daripada di masa lalu,” paparnya.

Selain masker, hal-hal seperti sekat plastik di tempat-tempat seperti pasar swalayan hingga bank akan tetap bertahan di masa depan. Kemudian, kebiasaan kerja dari rumah dan pertemuan secara daring juga bisa terus berlanjut.

8. Ada kemungkinan harus vaksin dilakukan berulang kali seperti vaksin flu?

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaIlustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Culver membandingkan pertanyaan tersebut dengan cacar air. Kalau kamu kena cacar air, kemungkinan besar kamu tidak akan terkena cacar air lagi seumur hidup. Lalu, bagaimana dengan COVID-19? Ia menyayangkan bahwa kasusnya mungkin akan berbeda. Seperti flu, kamu bisa saja harus divaksin secara rutin.

Setelah divaksin pun, sistem imun bisa kehilangan "kekuatannya" seiring waktu, sama seperti sistem imun merespons flu. Oleh karena itu, Culver memprediksi vaksinasi COVID-19 akan seperti program vaksin flu yang diadakan menjelang musim gugur dan musim dingin di AS.

Untungnya, Calver mengatakan bahwa COVID-19 tidak bermutasi cepat seperti flu, jadi dunia tidak harus berjibaku menciptakan vaksin baru per tahunnya untuk menghadapi COVID-19.

“Jika eksekusinya benar, kita masih bisa menggunakan vaksin itu untuk waktu yang cukup lama,” tambahnya.

9. Harus tetap sabar dalam menghadapi COVID-19

Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini FaktanyaIlustrasi Penyuntikan Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Sabar adalah kunci dalam menghadapi pandemik. Walau terkadang sulit, tetapi itu harus dilakukan. Butuh waktu yang cukup lama agar vaksin dapat menyebar secara merata ke seluruh segmen masyarakat. Jadi, kita belum bisa melepaskan masker begitu saja.

“Orang harus terus berasumsi bahwa pada 4 hingga 6 bulan ke depan, mereka masih perlu melakukan tindakan preventif dalam bentuk masker wajah dan jarak yang harus kami lakukan sebelum ada vaksin,” kata Brewer.

Culver juga mengatakan, dikarenakan adanya daftar prioritas untuk vaksin COVID-19, maka kita masih harus menunggu. Apalagi untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity). Kuncinya, tetap pasang mindset dan kewaspadaan meskipun vaksin COVID-19 sudah ada.

"Jangan terlalu banyak berharap! Memang, sudah ada secercah 'cahaya' di ujung sana, tetapi, perjalanan kita masih panjang," tandas Culver.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya