Waspada Ancaman Global, 5 Fakta seputar Varian Virus Corona B.1.617
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada Senin (10/5), Badan Kesehatan Dunia (WHO) merevisi klasifikasi turunan strain virus corona baru (SARS-CoV-2) dari India, B.1.617. Jika pada April WHO menyebut B.1.617 sebagai "variant of interest" (VOI), maka turunan SARS-CoV-2 tersebut sudah disebut sebagai "variant of concern" (VOC), atau ancaman kesehatan global.
Beberapa studi awal mengungkapkan kekhawatiran terhadap varian B.1.617. Sejauh ini, ada tiga varian COVID-19 yang dinyatakan ancaman kesehatan global: B.1.1.7 dari Inggris, B.1.351 dari Afrika Selatan, dan P.1 dari Brasil.
1. Mengenai B.1.617, varian COVID-19 dari India
Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan pada Sabtu (8/5) bahwa B.1.617 adalah "biang keladi" dari "tsunami" kasus COVID-19 di India yang telah menginfeksi ratusan ribu orang dan menewaskan ribuan orang per hari. B.1.617 dikatakan lebih cepat menular dan lebih "kebal" terhadap vaksin COVID-19.
WHO menjabarkan bahwa dari sedikitnya 17 negara, sudah ada lebih dari 1.200 sekuens B.1.617 yang diunggah ke GISAID, terutama dari India, Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Singapura.
Awal Mei 2021, Kementerian Kesehatan Indonesia pun juga mengonfirmasi bahwa dua orang di Jakarta telah terinfeksi oleh B.1.617. Beberapa gejala infeksi B.1.617 termasuk:
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Sensasi nyeri pada tubuh
- Demam dan panas dingin
- Mual dan mutah
- Pusing kepala
- Tidak ada air liur
- Ruam kulit (jarang)
2. Tiga mutasi B.1.617
Pertama kali disebut sebagai varian mutasi dobel, sekarang B.1.617 juga disebut sebagai mutasi tripel dengan tiga turunan: B.1.617.1, B.1.617.2, dan B.1.617.3.
Kendati penamaannya, B.1.617.3 adalah yang pertama kali ditemukan di Maharashtra, India, pada Oktober 2020 lalu. Kemudian, B.1.617.2. dan B.1.617.1 menyusul pada Desember 2020. Barulah pada Februari 2021, B.1.617 diurutkan.
Ketiga turunan B.1.617 ini memiliki karakteristik mutasi yang berbeda yang disebabkan oleh tiga mutasi kode protein spike, yaitu:
- L452R: peningkatan potensi penularan, kekebalan terhadap beberapa pengobatan antibodi monoklonal, dan kekebalan sedang terhadap serum pascavaksinasi.
- P681R: menambah potensi pengikatan dan pembelahan protein spike dan meningkatkan infeksi sistemik dan fusi membran, atau berpotensi meningkatkan penularan.
- E484Q: menambah potensi pengikatan terhadap hACE2 (reseptor ACE2 manusia) sel manusia, serta kemampuan untuk menghindari sistem kekebalan tubuh.
Dari ketiga mutasi tersebut, E484Q dapat ditemukan pada varian B.1.617.1 dan B.1.617.3. Dengan kata lain, varian ketiga varian B.1.617 menunjukkan kemampuan penularan yang lebih masif dan menghindari sistem imun yang lebih berbahaya.
Baca Juga: Benarkah Mutasi Virus Corona E484K bisa Menghindari Antibodi?
3. Pantauan 10 varian COVID-19 oleh WHO
Editor’s picks
Sejauh ini, WHO telah memantau 10 varian COVID-19 yang berbahaya. Pimpinan Teknis COVID-19 WHO, Maria van Kerkhove, mengatakan bahwa B.1.617 sudah "naik level" ke VOC dari VOI. Untuk sementara, WHO pun juga berencana merilis informasi lebih lanjut pada Selasa (11/5).
"Meskipun ada peningkatan penularan yang ditunjukkan oleh beberapa studi awal, kami memerlukan lebih banyak informasi tentang B.1.617 di semua sub-variannya. Jadi, kami harus melakukan lebih banyak target sequencing," papar van Kerkhove, mengutip CNBC.
Beberapa studi awal menyebutkan bahwa B.1.617 lebih mudah menular dan dapat menghindari perlindungan sistem imun yang ditawarkan vaksinasi COVID-19. Oleh sebab itulah, mutasi B.1.617 dinyatakan sebagai ancaman kesehatan global.
4. Perbedaan variant of interest (VOI) dan variant of concern (VOC)
Mengutip pedoman WHO, sebuah virus dapat disebut VOI jika:
- Berubah secara fenotipe atau memiliki genom dengan mutasi yang menyebabkan perubahan pada asam amino, terkait dengan implikasi fenotipe
- Telah diidentifikasi menyebabkan penularan komunitas/beberapa kasus/klaster COVID-19, atau telah terdeteksi di banyak negara
Sementara, virus dapat disebut VOC jika:
- Peningkatan penularan atau menunjukkan perubahan yang lebih mengkhawatirkan dalam cakupan epidemiologi COVID-19
- Peningkatan keganasan atau virulensi atau perubahan gejala penyakit klinis
- Penurunan efektivitas pengobatan kesehatan masyarakat dan tindakan sosial atau diagnostik, vaksin, dan terapi yang tersedia
Sejauh ini, WHO telah menetapkan tiga varian COVID-19 dalam VOC, yaitu B.1.1.7 dari Inggris, B.1.351 dari Afrika Selatan, dan P.1 dari Brasil.
5. Protokol kesehatan harus lebih ketat dan tidak perlu sinis terhadap vaksin
Swaminathan mengatakan kalau virus tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Pasalnya, lonjakan kasus juga dapat dikaitkan pada kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19. Salah satu contoh adalah berkerumun tanpa menjaga jarak aman dan tanpa masker, yang tentu saja dapat meningkatkan angka penularan.
Mendukung pernyataan tersebut, van Kerkhove memperingatkan bahwa virus yang beredar dapat menginfeksi dengan cepat hingga jadi perhatian dunia. Tidak lelah kami untuk selalu mengingatkanmu agar tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di mana pun dan kapan pun, yaitu:
- Memakai masker saat ke luar rumah atau di kerumunan
- Mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik atau dengan hand sanitizer
- Menjaga jarak di kerumunan 1,8-2 meter
- Tidak keluar rumah saat tidak fit atau tidak ada keperluan
- Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
- Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut
- Membatasi mobilisasi dan interaksi
Dengan temuan baru bahwa B.1.617 dan variannya dapat menghindari sistem imun, apakah vaksinasi sia-sia? Tentu saja, tidak! Van Kerkhove mengingatkan bahwa hingga saat ini vaksin tetap efektif mencegah penularan dan kematian bagi pasien yang terkena varian tersebut.
Bukan hanya melindungimu dan orang-orang tersayang dari varian ini, vaksin juga dapat mencegah infeksi COVID-19 secara keseluruhan. Ditambah dengan protokol kesehatan COVID-19, mari kita landaikan kurva COVID-19 agar dunia bisa pulih secepatnya!
Baca Juga: Jenis Mutasi Baru Virus Corona B117 Asal Inggris, Ini 5 Faktanya!