Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Ini

Rambut menempel di mana-mana? Hoek!

"Bangun pagi, ku terus mandi. Tidak lupa menggosok gi--- Aaaaahh!!!"

Kenapa teriak? Oh, kamu menemukan sejumlah rambut di sabun atau saringan wastafel kamar mandi... Namun, kenapa kamu sampai setakut itu? Bukan tak mungkin kamu mengidap trikofobia (trichophobia) atau fobia terhadap rambut!

Tak disangka-sangka, ternyata rambut yang menempel di baju, celana, sabun, atau lantai bisa bikin histeris. Kok bisa gitu? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

1. Apa sih trikofobia itu?

Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Iniflickr.com/lizzardo

Dilansir dari laman Healthline, istilah trikofobia berasal dari bahasa Yunani, τριχος (trichos/rambut) dan φόβος (phobos/takut). Trikofobia berarti ketakutan pada rambut, terutama rambut yang rontok.

Seperti fobia pada umumnya, penderita trikofobia merasa waswas dan ketakutan yang teramat sangat saat melihat rambut rontok di permukaan benda seperti lantai, sabun batangan, sisir, atau bahkan di pakaian sendiri.

2. Apa yang menyebabkan trikofobia?

Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Inigfycat.com

Dilansir dari laman Very Well Mind, penyebab trikofobia ternyata beragam, yang meliputi: 

  • Pengalaman yang tidak mengenakkan;
  • Kebiasaan dari meniru reaksi seseorang (biasanya orang tua atau sahabat);
  • Faktor genetik.

Selain tiga faktor tersebut, kemungkinan besar individu tersebut juga punya kencederungan memiliki trikotilomania, yakni adanya dorongan tak tertahankan untuk mencabuti rambut di tubuh sendiri. Lalu saat melihat rambutnya bertebaran di lantai, mereka panik sendiri.

Ada pula kaitannya dengan faktor gangguan obsesif kompulsif (OCD), terutama soal kebersihan. Rambut rontok sering kali membuat ruangan atau benda tampak kotor. Ini juga dapat memicu trikofobia.

Baca Juga: Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!

3. Gejala trikofobia serupa dengan fobia lainnya, hanya saja dengan rambut

Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Iniunsplash.com/Nick Karvounis

Sama seperti fobia lainnya, gejala trikofobia adalah ketakutan berlebihan melihat rambut rontok. Namun, gejalanya bisa beragam pada masing-masing individu, bergantung pada kondisi psikologis.

Gejala yang dapat menyertai trikofobia antara lain:

  • Jantung berdegup kencang;
  • Pupil mata melebar;
  • Berkeringat deras;
  • Tekanan darah meninggi;
  • Sesak napas;
  • Gemetar;
  • Pusing;
  • Mual.

Secara emosional, gejala trikofobia adalah:

  • Waswas atau mengalami serangan panik;
  • Merasakan keharusan untuk menghindari situasi yang melibatkan rambut;
  • Kehilangan kendali diri;
  • Merasa tidak berdaya saat melihat rambut; 
  • Merasa akan pingsan atau (amit-amit) mati saat melihat rambut.

Mengutip dari laman Mayo Clinic, disebutkan bahwa anak baru mengetahui fobianya pada usia 10 tahun, atau juga bisa sebelum maupun setelahnya.

Bila ada kecurigaan anak memiliki trikofobia, perhatikan gerak-geriknya apakah ia histeris atau kabur saat melihat helaian rambut di permukaan benda.

4. Diagnosis trikofobia, fobia yang sebenarnya langka

Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Iniunsplash.com/Element5digital

Tergolong fobia yang langka, Perelman School of Medicine di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, memaparkan hanya 7-9 persen populasi dunia yang menderita fobia tertentu, termasuk trikofobia. Saking langkanya, American Psychiatric Association (APA) tidak memberikan trikofobia slotnya sendiri.

Trikofobia bisa berbahaya jika sudah menghalangi produktivitas dan mengganggu hidup. Untuk diagnosisnya, kamu dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada dirimu sendiri:

  • Apakah ketakutan saya membandel selama enam bulan atau lebih?;
  • Apakah saya terlalu waswas pada situasi yang melibatkan rambut, seperti potong rambut atau keramas?;
  • Apakah saya merasa panik saat dekat atau menyentuh rambut?;
  • Apakah saya sadar bahwa ketakutan pada rambut bisa saja tidak masuk akal?; 
  • Apakah saya menghindari situasi yang memaksa saya berdekatan atau menyentuh rambut?

Pertanyaan tersebut diambil dari buku panduan "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5" dari APA. Jika kamu menjawab "iya" untuk sebagian besar atau semua pertanyaan tersebut, mungkin kamu butuh pertolongan ahli.

5. Penanganan trikofobia

Jijik sama Rambut? Kamu Mesti Tahu 5 Fakta soal Trikofobia Iniunsplash/Austin Distel

Kalau kecemasan dan ketakutan yang dialami sangat perah, mungkin akan butuh obat dari dokter. Namun, jika gejalanya tidak terlalu parah, ada beberapa cara untuk melepaskan diri jadi jeratan trikofobia tanpa obat, yaitu dengan terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy atau CBT) dan terapi paparan (exposure therapy).

Dengan CBT, kamu akan dihadapkan dengan ketakutanmu (dalam kasus ini, rambut). Ahli kejiwaan akan memberikan kiat yang dapat meningkatkan rasa percaya dirimu, sehingga kamu dapat mengalahkan fobia.

Sementara dengan terapi paparan, kamu akan dipertemukan dengan rambut rontok dengan intensitas yang ditingkatkan secara bertahap, hingga rasa ketakutan atau gejala fobia bisa ditekan seminimal mungkin.

Apabila kamu menujukkan gejala trikofobia atau ketakutan akan hal lainnya, apalagi bila gejalanya mulai mengganggu produktivitas dan kualitas hidup, baiknya konsultasi dengan ahli kejiwaan seperti psikolog atau psikiater.

Kamu tidak sendirian. Semakin cepat kamu menolong dirimu, maka kualitas hidup akan tetap terjaga.

Baca Juga: Atychiphobia, Fobia Kegagalan yang Bisa Menyerang Siapa Saja

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya