Waspada! 5 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Kutu

Jaga kebersihan diri selalu!

Sementara dunia masih berjibaku dengan COVID-19, kita pun masih menghadapi ancaman dari penyakit lainnya. Misalnya infeksi virus yang bisa ditularkan dari kutu seperti yang pernah dilaporkan China, yaitu severe fever with thrombocytopenia syndrome (STFS) yang disebabkan oleh Huaiyangshan banyangvirus. Penyakit ini ditandai dengan gejala demam tinggi dan rendahnya keping darah (trombositopenia) serta sel darah putih (leukopenia).

Musim panas membuat pergerakan kutu menjadi makin aktif. Oleh karena itu, mengingat Indonesia juga disinari sinar matahari sepanjang tahun, kita mesti berhati-hati dengan lima penyakit yang bisa ditularkan lewat kutu berikut ini!

1. Penyakit Lyme

Waspada! 5 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Kutuilustrasi penyakit Lyme (commons.wikimedia.org/CNX OpenStax)

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menyebut bahwa penyakit Lyme adalah penyakit menular lewat kutu yang paling banyak dilaporkan. Di Amerika Serikat (AS) sendiri, ada 300.000 kasus yang dilaporkan per tahunnya (ditambah yang kasus yang tidak dilaporkan jumlahnya bisa 8–10 kali lebih banyak).

Penyakit Lyme atau disebut juga sebagai Lyme borreliosis, ditularkan lewat kutu Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus yang terinfeksi oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii.

Gejala bisa timbul setelah 3 hari hingga 1 bulan setelah terinfeksi, yang meliputi:

  • Demam.
  • Pusing.
  • Lesu.
  • Ruam khas berbentuk titik besar merah yang dikelilingi cincin merah yang disebut erythema migrans.

Ruam yang terlihat seperti "sasaran panah" tersebut dapat melebar hingga seluas 30 sentimeter (cm) dan dapat terlihat pada 70–80 persen penderita. Hangat saat disentuh, ruam tersebut tidak terasa gatal maupun sakit.

Waspada! 5 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Kutuilustrasi kutu penyebab penyakit Lyme (cdc.gov)

CDC memaparkan gejala parah yang bisa menyertai penyakit Lyme, meliputi:

  • Pusing dan leher kaku yang disertai sesak napas.
  • Stroke ringan (palsy) pada wajah.
  • Radang sendi (artritis) yang disertai kelemahan otot.
  • Jantung berdebar-debar (Lyme carditis).
  • Ensefalitis (radang otak) dan meningitis (radang selaput otak dan tulang belakang).
  • Gangguan saraf yang ditandai dengan sensasi nyeri dan mati rasa di kaki dan tangan.

Jika merasakan gejala tersebut, lekas berobat! CDC mengatakan jika tidak ditangani, penyakit Lyme bisa menyebar, menyebabkan gangguan di persendian, jantung, hingga pusat saraf!

Kabar baiknya, sudah ada pengobatan efektif untuk penyakit Lyme, yaitu dengan antibiotik. Untuk pasien dengan riwayat penyakit jantung atau saraf, akan diberikan antibiotik lewat infus.

2. Penyakit Powassan

Penyakit Powassan ditularkan lewat kutu Ixodes cookei dan Ixodes scapularis yang terinfeksi virus Powassan (POWV). Termasuk langka, POWV masuk dalam anggota virus yang menyebabkan ensefalitis. Kutu Ixodes cookei sebetulnya jarang menyerang manusia, tapi kamu mesti waspada dengan kutu Ixodes scapularis.

Infeksi POWV lewat kutu tidak segera menunjukkan gejala. Gejala bisa timbul dalam rentang waktu 1 minggu hingga 1 bulan, yang meliputi:

  • Pusing.
  • Demam.
  • Mual dan muntah.
  • Letih lesu.
Waspada! 5 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Kutuilustrasi kutu Ixodes scapularis (cdc.gov)

Berbahayanya, penyakit Powassan dapat menyebabkan ensefalitis dan meningitis. Dalam kasus yang sudah parah, gejalanya bisa berupa:

  • Kelinglungan.
  • Kehilangan koordinasi tubuh.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kejang-kejang.

Kabar buruknya, penyakit Powassan tidak ada obatnya. Pasien harus diberi bantuan pernapasan, menjaga asupan cairan, serta penanganan agar pembengkakan di otak bisa berkurang. Satu dari 10 orang (10 persen) yang mengalami gejala parah dilaporkan tidak akan selamat.

Jika selamat pun, pasien melaporkan efek samping setelah sembuh seperti pusing, kelemahan otot, dan gangguan daya ingat.

Baca Juga: Mengenal 7 Fakta Pedikulosis, Invasi Kutu pada Rambut Manusia, Ngeri! 

3. Babesiosis

LAGI-LAGI IXODES SCAPULARIS! Kutu ini juga bisa menyebarkan penyakit babesiosis yang menyerang sel darah merah (eritrosit) saat masih sekecil nimfa. Nimfa Ixodes scapularis berukuran lebih kecil dari koin logam. Babesiosis disebabkan oleh infeksi parasit Babesia microti.

Saat digigit kutu, Babesia microti akan menyasar eritrosit agar dapat berkembang. Setelah itu, barulah gejala akan terlihat. Babesiosis dapat menular dari manusia lewat transfusi darah.

Karena menginfeksi eritrosit, babesiosis menyebabkan anemia hemolitik yang ditandai dengan kulit kuning dan urine yang berwarna gelap. Selain anemia hemolitik, babesiosis dapat menyebabkan komplikasi fatal yang bisa berujung pada kematian, seperti:

  • Trombositopenia.
  • Disseminated intravascular coagulation (DIC/koagulasi konsumtif) yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan pendarahan.
  • Gagal organ vital seperti paru-paru, hati, dan ginjal.

Gejala babesiosis dapat terlihat seperti gejala flu, yaitu demam, badan menggigil, pusing, keringat, nyeri badan, mual, lesu, dan hilang nafsu makan. Namun, CDC memperingatkan bahwa babesiosis dapat mematikan bila:

  • Pasien tidak memiliki limpa (asplenia).
  • Memiliki imun yang lemah atau gangguan imun seperti AIDS.
  • Memiliki penyakit penyerta terminal seperti penyakit jantung atau ginjal.
  • Dialami oleh kelompok lansia.

Meski demikian, babesiosis juga bisa tidak menimbulkan gejala (asimtomatik). CDC mengatakan, bila pasien tidak menunjukkan gejala, maka tidak perlu perawatan. Namun, kalau gejalanya berat, dokter akan memberikan kombinasi obat-obatan. Pemberian obat-obatan ini nantinya disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala dan kondisi pasien.

4. Ehrlichiosis

Waspada! 5 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Kutuilustrasi ehrlichiosis (healthjade.net)

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kutu Ixodes scapularis dan Amblyomma americanum yang membawa tiga varian bakteri: Ehrlichia chaffeensis, E. ewingii, dan E. muris eauclairensis.

Gejala akan timbul selama 1–2 minggu setelah digigit kutu, yang meliputi:

  • Demam dan badan menggigil.
  • Sakit kepala parah.
  • Nyeri otot.
  • Mual dan muntah, diare, dan kehilangan nafsu makan.
  • Kelinglungan.
  • Ruam (biasa ditemukan pada anak, tetapi tidak jarang pada orang dewasa juga).

Walaupun termasuk jarang (satu dari tiga kasus ehrlichiosis), ruam pada anak atau orang dewasa biasanya disebabkan oleh bakteri E. chaffeensis dan timbul berbentuk titik-titik yang menyebar dalam lima hari.

Selain kutu, ehrlichiosis juga dapat disebarkan melalui transfusi darah atau transplantasi organ. Namun, kasus penularan ini tergolong jarang.

CDC menginformasikan mereka yang rentan adalah lansia, bayi, seseorang dengan penyakit penyerta yang parah, serta orang-orang dengan imunitas lemah atau AIDS. Bila tidak ditangani segera, komplikasi bisa parah hingga menyebabkan kematian, seperti:

  • Ensefalitis dan meningitis.
  • Gagal pernapasan.
  • Pendarahan parah.
  • Gagal organ vital.

Berita baiknya, ehrlichiosis bisa ditangani dengan pengobatan antibiotik sebelum parah.

5. Anaplasmosis

Sama seperti Lyme, penyakit Anaplasmosis juga ditularkan oleh kutu Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus. Bedanya, anaplasmosis disebabkan oleh infeksi bakteri Anaplasma phagocytophilum. Selain disebarkan oleh dua kutu menyebalkan tersebut, anaplasmosis juga dapat ditularkan melalui transfusi darah (meskipun jarang).

Sekitar 1-2 minggu setelah digigit, biasanya anaplasmosis baru menunjukkan gejala-gejala ringan mirip flu seperti:

  • Demam dan menggigil;
  • Sakit kepala yang hebat;
  • Nyeri otot;
  • Mual dan muntah, diare, serta hilang nafsu makan.
Waspada! 5 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Kutuilustrasi kutu Ixodes pacificus (commons.wikimedia.org/Kaldari)

Sama seperti ehrlichiosis, antibiotik juga bisa digunakan untuk menangani anaplasmosis. Lansia dan orang-orang dengan imunitas yang lemah (seperti AIDS) harus berhati-hati dengan anaplasmosis.

Jika terlambat ditangani, anaplasmosis dapat menyebabkan komplikasi berbahaya mencakup:

  • Gagal pernapasan;
  • Pendarahan;
  • Gagal organ vital.

Itulah lima penyakit yang disebarkan melalui gigitan kutu. Membayangkan kutu saja sudah ngeri, apalagi penyakit yang dibawanya! Cegah berbagai penyakit akibat kutu ini dengan cara menjaga kebersihan diri (terutama setelah memegang hewan) dan lingkungan tempat kamu beraktivitas, ya!

Baca Juga: Hati-hati, Kamu Bisa Tertular Kutu Rambut dari 7 Cara Tak Terduga Ini

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya