Tak Disangka, 11 Wabah Ini Sudah Diprediksikan Sebelumnya

Dari tokoh terkenal hingga dokter

COVID-19 telah mengancam dunia dan semua negara mencari cara untuk menghentikan penyebarannya. Secara teori, epidemi disebabkan oleh makhluk yang tidak terlihat, muncul tanpa peringatan, dan sering kali berakhir dengan cara yang sama persis.

Namun, entah mengapa hampir selalu terjadi, bahkan ratusan tahun yang lalu. Ada saja orang yang memiliki firasat bahwa sesuatu yang buruk akan datang salah satunya prediksi terkait wabah. Lalu siapa saja yang pernah memprediksi pandemik-pandemik ini?

1. Bill Gates sudah memperingatkan akan adanya pandemik

https://www.youtube.com/embed/jAV_25Ak6FA

Hari ini, manusia bisa belajar sejarah medis dari ribuan tahun yang lalu. Kita dapat mengamati sejumlah besar data yang memberi kita informasi tentang cara penyebaran virus, bagaimana mereka bermutasi, gejala apa yang ditimbulkannya, dan berapa banyak orang yang meninggal karenanya.

Karena hal itu, sebenarnya kita bisa melihat epidemi dari jauh hari. Namun, mengapa tidak ada yang tahu tentang kedatangan COVID-19? Eh, tunggu dulu. Sebenarnya seseorang sudah mengetahuinya, lho. 

Sekitar 2 tahun sebelum adanya COVID-19, Bill Gates memperingatkan kita bahwa pandemik akan datang dan berpotensi membunuh jutaan orang. Dia juga mengatakan bahwa manusia tidak siap dengan hal itu.

"Dunia perlu mempersiapkan pandemik dengan cara yang sama seriusnya mempersiapkan perang," katanya dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Massachusetts Medical Society and New England Journal of Medicine.

Dia juga menunjukkan bahwa hari ini penyakit baru sangat mudah menyebar ke seluruh dunia. Pemerintah perlu memobilisasi sektor swasta untuk menyediakan alat yang akan dibutuhkan.

2. Seorang sutradara yang memprediksi pandemik melalui film dokumenternya

https://www.youtube.com/embed/fPs90HZbSVQ

Pada Januari, Netflix memulai sebuah film dokumenter enam bagian yang berjudul Pandemic: How to Prevent an Outbreak. Menurut Los Angeles Times, film dokumenter ini disutradarai oleh pembuat film dan dokter ER Ryan McGarry.

McGarry membuat film itu karena dia ingin masyarakat memahami bagaimana sistem medis bekerja—atau seharusnya bekerja selama pandemi.

3. Dr. Carlo Urbani yang pertama kali mendiagnosis SARS-CoV dan ia meninggal karena terinfeksi

https://www.youtube.com/embed/qpHizkGeeo8

SARS juga membunuh banyak orang dan menyebabkan kepanikan di seluruh dunia. Lagi pula, SARS ada hubungannya dengan COVID-19. Virus-virus tersebut bahkan dinamai serupa. SARS disebabkan oleh virus SARS-CoV, sementara COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2

SARS-CoV pertama kali muncul pada 2003 ketika Dr. Carlo Urbani mengunjungi seorang pasien di Rumah Sakit Prancis Hanoi yang menderita penyakit yang tidak diketahui seperti flu.

Urbani mendiagnosis penyakit itu sebagai "penyakit menular yang belum diketahui" dan kemudian dia memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO sendiri, tindakan Urbani itu mungkin mencegah penyakit menjadi pandemik di masyarakat.

Urbani tidak sekadar mendiagnosis pasien pertama itu. Ia tinggal di rumah sakit untuk membantu mengoordinasikan penahanan virus. Karena itulah, dia akhirnya terjangkit virus itu sendiri dan menjadi salah satu korban pertamanya. Urbani meninggal karena komplikasi SARS pada 29 Maret 2003.

4. John Brownstein menciptakan alat yang bisa mendeteksi Ebola

https://www.youtube.com/embed/_teiEsvFq-8

Ebola tidak pernah benar-benar menjadi pandemik karena sejumlah alasan. Salah satu faktornya, Ebola tidak menyebar melalui tetesan udara seperti penyakit pernapasan pada umumnya. Epidemi Ebola 2014 merupakan epidemi yang paling luas dan paling parah dari semua wabah Ebola dengan lebih dari 11.000 kematian dan 28.000 orang yang terinfeksi.

Sembilan hari sebelum Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa wabah telah menjadi epidemi, alat pelacakan penyakit online yang disebut HealthMap mengidentifikasi "misteri demam berdarah" di Guinea tenggara menggunakan algoritma yang menganalisis data dari berita, sosial media, dan situs laman pemerintah.

John Brownstein, yang ikut mendirikan perusahaan dan juga menciptakan HealthMap menyatakan bahwa alat itu digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda awal wabah.

Jadi bagaimana hasil kerja HealthMap dengan COVID-19? Pada Februari, HealthMap  berhasil memetakan virus di seluruh Tiongkok dan di tempat-tempat, seperti Tokyo, Chicago, dan Paris.

5. Pejabat Venesia memprediksi adanya epidemi dan menemukan sistem karantina

Tak Disangka, 11 Wabah Ini Sudah Diprediksikan Sebelumnyascuolagrandesanrocco.org

Dari semua penyakit yang meneror banyak orang di abad yang lalu, ada satu yang mengerikan yakni Black Death (Kematian Hitam). Black Death—juga dikenal sebagai penyakit pes—disebabkan oleh bakteri Yersina pestis dan dibawa oleh kutu yang menyerang tikus hitam.

Lagi pula, tikus hitam menjadi masalah besar pada masa itu karena mereka menggantungkan hidupnya di sekitar manusia, seperti memakan biji-bijian dan kotoran serta kutu-kutu mereka mengotori sekitar.

Pada pertengahan 1300-an, pejabat Venesia memprediksi bahwa epidemi akan terjadi dalam waktu dekat. Mereka pun memutuskan untuk mengisolasi semua pelaut yang tiba selama 40 hari sampai para pejabat yakin bahwa para pelancong tidak membawa wabah.

Menurut laman History, kata untuk isolasi paksa ini adalah quarantio yang merupakan asal mula terbentuknya kata karantina.

Baca Juga: 5 Fakta Ilmiah tentang Sejarah Virus Corona COVID-19

6. Potensi mematikan AIDS telah diperingatkan oleh seorang dokter

Tak Disangka, 11 Wabah Ini Sudah Diprediksikan Sebelumnyapatch.com

Sebagian besar dari kita berpikir kalau pandemik itu muncul secara tiba-tiba, entah dari mana dan membalikkan peradaban dalam hitungan bulan, tidak meninggalkan apa pun selain kesedihan dan kuburan segar.

Namun, pandemik juga bisa merambat melalui peradaban. Faktanya, salah satu pandemik yang paling menghancurkan di dunia membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menewaskan banyak korban di dunia.

Epidemi AIDS telah membunuh sekitar 32 juta orang sejak pertama kali diidentifikasi pada 1980-an. Singkatnya, Black Death —wabah paling terkenal sepanjang sejarah—hanya membunuh sekitar 25 juta. Memang, itu persentase yang jauh lebih tinggi dari populasi. Namun, dalam hal kematian, AIDS bisa dibilang lebih unggul. 

Pada 1986, seorang dokter bernama David Baltimore memperingatkan bahwa wabah AIDS jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan oleh pemerintah federal.

Menurut New York Times, Baltimore, yang merupakan ketua komite yang merilis laporan tentang masalah ini, mengatakan kepada wartawan bahwa National Academy of Sciences "cukup ​​ketakutan" oleh potensi epidemi virus. Dalam laporan itu, agensi memperingatkan, "Jika penyebaran virus tidak diperiksa dan ditangani, epidemi bisa menjadi bencana."

7. Dokter yang mengidentifikasi potensi berbahaya Zika

https://www.youtube.com/embed/T6exrD3dmxE

Zika hanyalah salah satu dari banyak penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Virus Zika terkait dengan demam kuning, demam berdarah, dan West Nile. Virus itu bukanlah virus baru. Zika pertama kali diidentifikasi pada monyet rhesus pada 1947. Namun, baru pada 2015 penyakit ini baru menjadi pandemi.

Pada awal Maret 2016, seorang dokter bernama Daniel R. Lucey menerbitkan sebuah artikel di Journal of American Medical Association yang mengidentifikasi Zika sebagai penyakit dengan potensi pandemik "eksplosif."

Pada saat itu, wabah terjadi di 20 negara berbeda di Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Asia Tenggara, serta Kepulauan Pasifik.

Namun, banyak orang yang tidak terlalu takut dengan Zika. Itu karena sebagian besar virus ini hanya menyebabkan penyakit ringan dengan beberapa pengecualian, termasuk beberapa kasus sindrom Guillain-Barre yang tersebar dan peningkatan risiko cacat lahir yang disebut mikrosefali yang muncul pada bayi yang ibunya tertular virus.

Dalam makalah Lucey, ia memperingatkan bahwa organisasi kesehatan masyarakat harus mengeluarkan nasihat perjalanan dan memperingatkan banyak orang untuk waspada dengan nyamuk. Dia juga beranggapan bahwa WHO tidak serius dalam mengatasi Zika. Namun, pada akhir pandemi, angka kelahiran di Brasil turun lebih dari 100 ribu kelahiran. 

8. Pemerintahan Obama tanggap cepat ketika H1N1 masuk ke AS untuk pertama kali

https://www.youtube.com/embed/5a9EppdF0r4

H1N1 mengejutkan semua orang pada musim semi 2009, yang merupakan akhir musim flu. Dijuluki flu babi, virus itu mirip seperti virus influenza yang dibawa oleh babi, walaupun sebenarnya tidak ada bukti bahwa flu babi ini berasal dari babi.

Flu babi menyebar ke seluruh dunia selama sekitar 1 tahun dengan menginfeksi 60,8 juta orang hanya di AS dan membunuh 12.469 orang di sana. Menurut FactCheck, tingkat keseluruhan kematian dari H1N1 adalah sekitar 0,02 persen yang sebenarnya tidak terlalu parah daripada beberapa flu musiman.

Namun, pemerintahan Obama sangat waspada ketika virus itu tiba di Amerika Serikat. Ia menyatakan darurat kesehatan masyarakat kurang dari 2 minggu setelah kasus memasuki AS, yang pertama kali diidentifikasi di California.

Pada hari yang sama, CDC merilis antivirus untuk mengobati infeksi dan tes baru disetujui hanya 2 hari kemudian. Dalam waktu 6 bulan, vaksin sudah ditemukan.

9. Gubernur Pulau Vancouver tahu bagaimana cara menangani wabah cacar, tapi tidak ada yang mendengarkannya

Tak Disangka, 11 Wabah Ini Sudah Diprediksikan Sebelumnyathestreet.com

Cacar menewaskan ratusan juta orang, tepatnya 300 juta pada abad ke-20 saja. Mereka yang selamat mengalami cacat parah. Cacar tanpa ampun memusnahkan penduduk asli Amerika yang sebelumnya tidak pernah terpapar virus dan tidak memiliki kekebalan alami. Selama Perang Prancis dan India, cacar digunakan sebagai senjata biologis.

Pada pertengahan 1800-an, wabah cacar memiliki potensi menyebabkan penyakit yang meluas. Tak lama setelah kapal uap, Brother Jonathan membawa kasus pertama ke Victoria, British Columbia. Gubernur James Douglas dari Pulau Vancouver—yang pernah mengalami epidemi cacar sebelumnya—mengusulkan membangun rumah sakit untuk membantu mengatasi penyebaran.

Menurut History Link, ide Douglas ditentang oleh Majelis. Mereka berpendapat bahwa rumah sakit terlalu mahal dan akan menjadi penghinaan terhadap kebebasan orang sakit. Sementara itu, pihak berwenang sebenarnya sudah memvaksinasi, tetapi hanya orang kulit putih saja. Kelambanan dan keengganan mereka untuk menerapkan karantina akhirnya menelan korban lebih dari 14 ribu penduduk asli. 

10. Loring Miner memperingatkan layanan kesehatan masyarakat tentang flu 1918

Tak Disangka, 11 Wabah Ini Sudah Diprediksikan Sebelumnyahistoric-uk.com

Menjelang akhir Januari 1918, Dr. Loring Miner menemui seorang pasien yang mengalami demam, sakit kepala, dan batuk kering. Gejala ini lebih parah daripada gejala flu biasa. Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya orang mengalami sakit yang sama, Miner sadar bahwa virus ini membunuh sejumlah besar orang dewasa muda yang kuat dan tidak proporsional.

Miner mencari jurnal medis untuk mendapatkan jawaban, melakukan penelitian di labnya, bahkan mencoba memberikan vaksin kepada pasiennya. Menurut Fort Morgan Times, ia melaporkan wabah itu ke layanan kesehatan masyarakat, tetapi pada saat itu, influenza tidak ada dalam daftar penyakit yang mereka awasi.

Miner adalah satu-satunya yang berbicara tentang "influenza tipe parah" dan tidak ada yang benar-benar mendengarkannya.

Virus ini tetap terlokalisasi. Namun, ketika Perang Dunia I masih berlangsung, tentara bepergian ke dan dari pangkalan, pulang ke keluarga mereka, dan tanpa sadar mereka membawa virus itu. Pada akhir wabah, diperkirakan 50 juta orang tewas. 

11. Peringatan Benjamin Rush mengenai epidemi dipandang sebelah mata

Tak Disangka, 11 Wabah Ini Sudah Diprediksikan Sebelumnyaphilly.com

Musim semi pada 1793 di Philadelphia terbilang dingin dan basah. Pada Juni, tempat ini mengalami musim panas dan kering. Nyamuk adalah masalah besar pada musim panas itu, meskipun tidak ada yang menyadari hubungan antara nyamuk tersebut dan epidemi demam kuning yang melanda kota.

Kasus awalnya terjadi saat pemukim Prancis tiba di Philadelphia setelah melarikan diri dari pemberontakan budak dan epidemi di Hindia Barat. Sebagian besar korban pertama diabaikan oleh pemerintah setempat.

Namun, menurut Proceedings of Baylor University Medical Center, seorang dokter bernama Benjamin Rush mengamati apa yang sedang terjadi. Dia menangani beberapa pasien demam kuning dalam praktiknya.

Pada pertengahan Agustus, dia yakin bahwa epidemi sedang terjadi. Rush membuat pengumuman di depan umum. Namun, ia justru dituduh menyebarkan ketakutan di masyarakat.  

Pada minggu terakhir di bulan Agustus, apa yang diperingatkan Rush ternyata benar. Setiap hari banyak orang yang meninggal tanpa henti dan orang yang selamat melarikan diri dari kota. Setidaknya 4.044 orang meninggal.

Wah, beberapa prediksi dan laporan di atas membuat kita merinding tentang bahaya wabah, baik itu epidemi maupun pandemik. Memang banyak orang yang tidak percaya kalau kasusnya belum parah. Semoga kita selalu waspada dan diberikan perlindungan dalam mengatasi pandemik yang sedang terjadi saat ini.

Baca Juga: 5 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Sampai Jadi Pemusnah Massal

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya