5 Info Kesehatan Palsu yang Sebenarnya Tak Mampu Menangkal COVID-19

DIY hand sanitizer? Makan bawang putih?

COVID-19 menjadi pandemik yang hingga kini belum ditemukan obatnya. Meski petugas kesehatan begitu keras menganjurkan masyarakat untuk tetap di rumah dan jaga jarak, tapi masyarakat awam masih saja belum mengerti bahayanya penyakit ini dan malah menyebarkan informasi kesehatan yang salah tentang COVID-19.

Apa saja informasi kesehatan yang salah tentang COVID-19 yang beredar di masyarakat?

1. Mengonsumsi bawang putih

5 Info Kesehatan Palsu yang Sebenarnya Tak Mampu Menangkal COVID-19facebook.com/heathpromoter

Banyak postingan yang merekomendasikan makan bawang putih untuk mencegah infeksi dibagikan di Facebook.

WHO (World Health Organization) mengatakan bahwa meskipun "makanan sehat mungkin memiliki beberapa sifat antimikroba", tapi tidak ada bukti bahwa makan bawang putih dapat melindungi orang dari virus corona.

Solusi ini sebenarnya tidak berbahaya, namun bisa disalahartikan jika mereka mulai mengajak orang untuk melakukan hal yang sama tanpa diketahui kebenarannya terlebih dahulu.

The South China Morning Post melaporkan sebuah kisah tentang seorang wanita yang harus menerima perawatan di rumah sakit karena tenggorokannya meradang setelah mengonsumsi 1,5 kg bawang putih mentah akibat termakan informasi palsu di Facebook yang menyatakan bahwa bawang putih bisa menyembuhkan virus corona.

Secara umum, bahwa makan buah dan sayuran dan air minum bisa baik untuk tetap sehat. Namun, tidak ada bukti makanan tertentu akan membantu melawan virus khusus ini.

2. 'Miracle minerals'

YouTuber Jordan Sather, yang memiliki ribuan pengikut, telah mengklaim bahwa "suplemen mineral ajaib", yang disebut MMS (Miracle Mineral Supplement), dapat "menghapus" virus corona.

Padahal ini mengandung klor dioksida - zat pemutih (bleaching).

Sather dan yang lainnya mempromosikan zat ini bahkan sebelum wabah virus corona, dan pada bulan Januari ia menulis tweet bahwa, "Klorin dioksida (alias MMS) bukan pembunuh sel kanker yang efektif, tapi juga dapat menghapus virus corona".

Tahun lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan tentang bahaya kesehatan bagi orang yang minum MMS. Otoritas kesehatan di negara lain juga telah mengeluarkan peringatan tentang hal itu.

FDA mengatakan "Tidak mengetahui adanya penelitian yang menunjukkan bahwa produk-produk ini aman atau efektif untuk mengobati penyakit apa pun". FDA juga memperingatkan bahwa meminumnya dapat menyebabkan mual, muntah, diare dan gejala dehidrasi parah.

Baca Juga: Hidden Carrier Penyebar COVID-19 Tanpa Banyak Diketahui 

3. DIY hand sanitizer

5 Info Kesehatan Palsu yang Sebenarnya Tak Mampu Menangkal COVID-19newsfeeds.media

Banyak laporan yang menyatakan bahwa stok hand sanitizer langsung menipis bahkan kurang di berbagai negara karena bisa mencegah penularan virus corona. Karena kurangnya stok di pasaran, banyak masyarakat awam yang membagikan resep untuk membuat hand sanitizer sendiri di media sosial.

Hand sanitizer berbasis gel alkohol ini dibuat dengan campuran alkohol 60-70 persen dan gel aloe vera untuk membuatnya lembut di kulit. Padahal hand sanitizer yang dibuat sembarangan belum tentu efektif melawan virus dan bakteri karena kandungan alkoholnya sudah berkurang akibat takaran yang salah.

Profesor Sally Bloomfield dari London School of Hygiene dan Tropical Medicine, mengatakan belum ada yang bisa membuat produk efektif untuk dijadikan hand sanitizer ala rumahan - bahkan vodka hanya mengandung 40% alkohol.

Mencuci tangan dengan sabun adalah cara yang paling efektif dan murah jika dibandingkan harus membuat hand sanitizer secara serampangan tanpa adanya peralatan dan takaran yang benar.

4. Minum air setiap 15 menit

5 Info Kesehatan Palsu yang Sebenarnya Tak Mampu Menangkal COVID-19snopes.com

Banyak postingan di Facebook mengutip "dokter Jepang" yang merekomendasikan untuk minum air setiap 15 menit agar membasmi virus yang mungkin telah masuk ke mulut. Postingan dalam versi bahasa Arab telah dibagikan lebih dari 250.000 kali.

Profesor Trudie Lang dari University of Oxford mengatakan "tidak ada mekanisme biologis" yang akan mendukung pernyataan bahwa minum air bisa mencuci dan mengalirkan virus pernapasan ke dalam perut dan membunuhnya.

Infeksi seperti virus corona akan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan ketika kamu bernapas. Beberapa di antaranya mungkin masuk ke mulut, sehingga minum air terus-menerus tidak akan mencegahmu terkena virus. Meski demikian, tetaplah minum air dalam jumlah yang disarankan oleh dokter yaitu sekitar 8 gelas atau 2 liter per hari untuk mencegah dehidrasi.

5. Menghindari es krim dan berada di ruangan panas

Ada banyak orang yang menyarankan suhu panas bisa membunuh virus, mulai dari merekomendasikan minum air panas hingga mandi air panas, atau menggunakan pengering rambut.

Salah satu postingan, disalin dan ditempelkan oleh puluhan pengguna media sosial di berbagai negara - dan secara keliru dikaitkan dengan Unicef - mengklaim bahwa minum air panas dan paparan sinar matahari akan membunuh virus, dan mengatakan es krim sebaiknya harus dihindari.

Memang virus flu tidak bertahan dengan baik di luar tubuh selama musim panas, tetapi kita belum tahu apa dampaknya pad virus corona jika terpapar suhu panas.

Di tengah-tengah banyaknya misinformasi tentang kesehatan yang terkait dengan virus corona, sebaiknya kita lebih bijak dalam menyaring semua informasi yang ada. Selalu cari informasi dari sumber yang terpercaya dan perhatikan semua informasi dengan detail.

Salah satu hal yang paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah penyebaran virus corona adalah dengan di rumah saja dan rajin-rajin mencuci tangan.

Baca Juga: Merasa Sakit setelah Baca soal COVID-19? 5 Fakta Gangguan Psikosomatik

Anastasia Jaladriana Photo Verified Writer Anastasia Jaladriana

Moonlight bae.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya