5 Fakta Congenital Analgesia, Ketidakmampuan Tubuh Merasakan Sakit

Berdarah, tapi gak sakit

Sticks and stones may break your bones.

Namun, bagaimana jika kamu bahkan tidak bisa merasakannya? Walaupun mungkin terdengar seperti hal-hal yang sering dilihat di film fiksi ilmiah, beberapa orang ternyata memang dilahirkan dengan kondisi yang membuat mereka tidak dapat mengalami rasa sakit. Ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit ini merupakan kondisi yang sangat langka dan berbahaya.

Padahal, rasa sakit adalah sinyal tubuh untuk menghentikan aktivitas berisiko yang sedang dilakukan. Tanpa pemicu itu, bagaimana kita bisa tahu bahwa sesuatu sedang salah dalam diri kita?

Orang yang tidak bisa merasakan sakit ini harus menghadapi dunia dengan cara yang berbeda. Bahkan, secangkir kopi menghadirkan bahaya fatal ketika kamu tidak mampu memproses sensasi rasa lidah yang terbakar karena minum kopi panas.

Mulai dari masalah fisik hingga gangguan emosi atau perilaku lainnya, individu dengan kondisi ini benar-benar akan tersiksa. Apa saja fakta-fakta yang harus kita ketahui tentang congenital analgesia?

1. Apa itu congenital analgesia?

5 Fakta Congenital Analgesia, Ketidakmampuan Tubuh Merasakan Sakitunsplash.com/@olga_kononenko

Dilansir laman Genetics Home Reference, congenital analgesia adalah suatu kondisi yang menghambat kemampuan seseorang untuk merasakan sakit secara fisik. Sejak lahir, individu yang terkena tidak pernah merasakan sakit di bagian tubuh mereka ketika terluka.

Individu dengan kondisi ini dapat merasakan perbedaan antara tajam dan tumpul, panas dan dingin, tetapi tidak dapat merasakan, misalnya minuman panas membakar lidah mereka. Kurangnya kesadaran akan rasa sakit ini sering mengarah pada akumulasi luka, memar, patah tulang, dan masalah kesehatan lainnya yang mungkin tidak terdeteksi.

Anak-anak kecil dengan congenital analgesia mungkin sering memiliki luka pada mulut atau jari karena menggigit diri mereka sendiri berulang kali dan mungkin juga mengalami beberapa luka bakar yang tak disadari.

Cedera yang berulang ini sering menyebabkan usia harapan hidup mereka cukup rendah. Banyak orang dengan congenital analgesia juga benar-benar kehilangan indra penciuman (anosmia).

Ketidakpekaan bawaan terhadap nyeri dianggap sebagai bentuk neuropati perifer (kerusakan saraf perifer yang membuat kaki dan tangan sering mati rasa serta nyeri) karena memengaruhi sistem saraf perifer, yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang ke otot dan ke sel yang mendeteksi sensasi, seperti sentuhan, penciuman, dan nyeri.

Penyakit ini tergolong sangat langka karena kasus yang dilaporkan hingga kini masih kurang dari dua puluh kasus.

2. Apa penyebab congenital analgesia?

5 Fakta Congenital Analgesia, Ketidakmampuan Tubuh Merasakan Sakitunsplash.com/@kellysikkema

Mutasi pada gen SCN9A menyebabkan congenital analgesia. Mutasi gen ini mengganggu transmisi sinyal rasa sakit dari pusat cedera ke otak yang menyebabkan penderitanya menjadi tidak sensitif terhadap rasa sakit.

Hilangnya kepekaan ini membuat neuron sensorik penciuman cenderung mengganggu transmisi sinyal yang berhubungan dengan bau ke otak yang menyebabkan anosmia.

Kondisi ini diwariskan dalam pola resesif autosom. Itu berarti kedua salinan gen dalam setiap sel mengalami mutasi. Orangtua dari individu dengan kondisi ini masing-masing membawa satu salinan gen yang bermutasi, tetapi mereka biasanya tidak menunjukkan tanda dan gejala kondisi, namun menurunkannya pada anak mereka.

Baca Juga: 8 Jenis Bau Badan yang Tak Boleh Diabaikan, Tanda Penyakit Kronis

3. Apa saja tanda-tandanya?

5 Fakta Congenital Analgesia, Ketidakmampuan Tubuh Merasakan Sakitbeckiehennessy.com

Menurut jurnal yang diterbitkan Mukund D. Rahalkar, Anand M. Rahalkar, dan S. K. Joshi dari The Indian Journal of Radiology & Imaging, congenital analgesia ditandai dengan ketidakmampuan untuk merasakan rasa sakit fisik.

Dalam beberapa kasus yang disebabkan oleh mutasi pada gen PRDM12, pasien masih memiliki indra penciuman yang normal, namun punya kecenderungan terhadap infeksi dan insiden lecet kornea yang lebih besar karena kurangnya produksi air mata.

4. Tata cara mendiagnosis congenital analgesia

5 Fakta Congenital Analgesia, Ketidakmampuan Tubuh Merasakan Sakitunsplash.com/@sharonmccutcheon

Membuat diagnosis untuk penyakit genetik atau langka sering kali menjadi tantangan. Tenaga kesehatan profesional biasanya melihat riwayat medis seseorang, gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil tes laboratorium untuk membuat diagnosis. Biasanya dokter akan melakukan Genetic Testing Registry (GTR) untuk melakukan tes genetik pada kondisi ini.

5. Meski tidak ada obatnya, perawatan untuk meringankan gejala sudah banyak dikembangkan

5 Fakta Congenital Analgesia, Ketidakmampuan Tubuh Merasakan Sakitfr.freepik.com

Saat ini tidak ada obat yang diketahui untuk congenital analgesia sehingga perawatan medis atau rawat jalan sangat penting untuk kesejahteraan individu yang terkena. Dokter spesialis dalam berbagai disiplin medis dapat membantu untuk memberikan dukungan dan lingkungan yang mampu memberikan keamanan dan mengurangi risiko cedera akan sangat dibutuhkan.

Karena gejala ini bisa dilihat sejak masih anak-anak, akan sangat berarti jika kita selalu peka dengan perkembangan anak atau adik kita. Semoga kita semua sehat selalu.

Baca Juga: 7 Penyakit Ini Dulu Terkenal, Sekarang Sudah Hampir Tidak Terdengar!

Anastasia Jaladriana Photo Verified Writer Anastasia Jaladriana

Moonlight bae.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha
  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya