Amebiasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Waspadai gejala tinja encer dan berdarah

Amebiasis atau amoebiasis adalah penyakit akibat infeksi parasit. Penyakit ini bisa dialami siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada orang-orang yang tinggal di wilayah tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.

Jangan diremehkan, berikut ini adalah beberapa fakta seputar amebiasis yang perlu diketahui sehingga kamu bisa mewaspadainya!

1. Apa itu amebiasis?

Amebiasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi parasit Entamoeba histolytica (flickr.com/AJC1)

Dilansir KidsHealth, amebiasis adalah infeksi pada usus akibat parasit Entamoeba histolytica (E. histolytica). Parasit tersebut adalah jenis ameba, organisme bersel tunggal. Kamu bisa terkena infeksi ini bila makan atau minum sesuatu yang terkontaminasi.

Meski demikian, ameba lain juga bisa menyebabkan amebiasis, seperti Entamoeba dispar (E. dispar).

Penyakit ini paling umum ditemui pada orang-orang yang tinggal di area tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk. Mengutip MedicineNet, amebiasis diperkirakan menyebabkan kematian sekitar 50.000-100.000 orang di seluruh dunia setiap tahunnya.

2. Gejala

Amebiasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi sakit perut (pexels.com/Olly)

Dilansir Harvard Health Publishing, dalam lebih dari 90 persen kasus, jenis ameba yang menginfeksi tidak menimbulkan gejala apa pun. Ketika gejala benar-benar terjadi, biasanya mulai dalam beberapa bulan setelah ameba pertama kali masuk ke tubuh.

Pada beberapa orang, gejalanya ringan, terdiri dari nyeri ringan dan suara gemericik di perut bagian bawah, disertai dengan buang air besar encer 2-3 kali tiap harinya. Namun, pada beberapa orang lainnya, bisa ada gejala lengkap disentri ameba, termasuk demam tinggi, sakit perut parah, 10 kali atau lebih episode diare setiap hari. Biasanya diare ini bersifat encer atau mengandung darah dan lendir.

Ketika ameba menyebar ke hati dan menyebabkan abses hati, gejalanya bisa berupa demam, mual, muntah, dan nyeri di bagian kanan atas perut, penurunan berat badan, dan pembesaran hati. Ada kemungkinan seseorang untuk mengembangkan gejala abses hati ameba tanpa pernah mengalami diare khas infeksi.

Baca Juga: Gejala Cacingan, 10 Tanda yang Menunjukkan Dampak Buruk Parasit Ini

3. Penyebab

Amebiasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi buah sayur mentah terkontaminasi (pexels.com/Daria)

Seperti dijelaskan di laman Better Health Channelamebiasis muncul ketika parasit atau telurnya (kista) masuk ke dalam mulut. Orang dengan amebiasis memiliki parasit E. histolytica dalam tinjanya. Infeksi bisa menyebar saat orang yang terinfeksi tidak membuang kotorannya dengan cara yang bersih atau tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet.

Tangan yang terkontaminasi bisa menyebarkan parasit ke makanan yang mungkin akan dimakan orang lain dan permukaan yang mungkin akan disentuh orang lain. Tangan juga bisa terkontaminasi ketika mengganti popok bayi yang terinfeksi.

Amebiasis juga dapat ditularkan atau menyebar lewat:

  • Minum air yang terkontaminasi
  • Mengonsumsi buah dan sayuran mentah
  • Kontak seksual oral-anal tanpa pengaman

Beberapa orang membawa parasit atau telurnya dalam fesesnya tanpa menunjukkan gejala apa pun, tetapi mereka tetap bisa menularkan penyakit ke orang lain.

4. Siapa saja yang berisiko mengalami amebiasis?

Amebiasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi area dengan kondisi sanitasi yang buruk (connectforwater.org)

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit ini umum ditemui di negara-negara tropis dengan kondisi sanitasi yang tidak memadai. Dilansir Healthline, amebiasis banyak dijumpai di sub-benua India, sebagian Amerika Tengah dan Selatan, dan beberapa wilayah di Afrika. Penyakit ini jarang terjadi di Amerika Serikat.

Orang-orang yang lebih berisiko terkena amebiasis di antaranya:

  • Orang-orang yang bepergian ke lokasi tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.
  • Imigran dari negara tropis dengan kondisi sanitasi yang buruk.
  • Orang-orang yang tinggal di institusi dengan kondisi sanitasi yang buruk, misalnya penjara.
  • Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki lain.
  • Orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kondisi kesehatan lainnya.

5. Diagnosis

Amebiasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/pressfoto)

Dokter akan mencurigai amebiasis setelah menanyakan tentang kesehatan dan riwayat perjalanan pasien baru-baru ini. Dokter mungkin menguji pasien untuk mengetahui keberadaan E. histolytica. Pasien mungkin harus memberikan sampel tinja selama beberapa hari untuk mencari keberadaan kista.

Selain itu, dokter mungkin memesan tes laboratorium untuk memeriksa fungsi hati untuk membantu menentukan apakah ameba telah merusak hati.

Ketika parasit menyebar ke luar usus, mereka mungkin tidak lagi muncul di tinja. Jadi dokter mungkin memesan USG atau CT scan untuk memeriksa lesi pada hati. Jika lesi muncul, dokter mungkin perlu melakukan aspirasi jarum untuk melihat apakah hati memiliki abses. Abses di hati adalah konsekuensi serius dari amebiasis.

Kolonoskopi juga mungkin diperlukan untuk memeriksa keberadaan parasit di usus besar.

6. Pengobatan dan pencegahan

Amebiasis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahanilustrasi minum obat (pexels.com/Jeshoots)

Beberapa antibiotik tersedia untuk mengobati amebiasis, yang mana harus diresepkan oleh dokter. Biasanya pasien akan diberikan satu jenis antibiotik bila infeksi E. histolytica tidak menyebabkan sakit. Bila sudah bergejala atau sakit, mungkin pasien akan diberikan dua jenis antibiotik.

Bila pasien muntah-muntah, mungkin pasien akan diberikan obat secara intravena (infus) hingga bisa menerima obat secara oral. Pengobatan untuk menghentikan diare biasanya tidak diresepkan karena itu bisa membuat kondisi memburuk.

Setelah terapi antibiotik, feses akan diperiksa ulang untuk memastikan infeksi sudah hilang.

Amebiasis bisa menyebabkan komplikasi seperti abses hati, efek samping obat-obatan (termasuk mual), serta penyebaran parasit lewat darah ke hati, paru-paru, otak, atau organ lainnya.

Bila kamu akan bepergian ke lokasi tropis dengan sanitasi yang buruk, ada langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi E. histolytica dan kuman sejenis lainnya, yaitu:

  • Minumlah hanya air kemasan atau air rebus (selama 1 menit) atau minuman berkarbonasi (berbuih) dalam kaleng atau botol. Jangan minum air langsung dari sumber air atau mata air. Hindari es batu.
  • Jangan makan buah atau sayuran segar yang tidak kamu kupas sendiri.
  • Jangan makan atau minum susu, keju, atau produk susu yang mungkin belum dipasteurisasi.
  • Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh pedagang kaki lima.

Itulah fakta seputar amebiasis. Bila mengalami gejalanya, misalnya diare yang tak kunjung sembuh atau memburuk, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar segera mendapat penanganan yang tepat.

Baca Juga: Cek Fakta: COVID-19 adalah Bakteri yang Terpapar Radiasi 5G?

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya