Ada Benjolan Kecil Berisi Darah di Kulit? Waspadai Pyogenic Granuloma

Merupakan jenis tumor, apakah ini berbahaya?

Granuloma piogenik atau pyogenic granuloma adalah pertumbuhan di kulit yang berukuran kecil, bulat, dan biasanya berwarna merah seperti darah. Benjolan ini cenderung berdarah karena mengandung banyak pembuluh darah. Kondisi ini juga dikenal sebagai lobular capillary hemangioma atau granuloma telangiectaticum.

Merupakan jenis tumor pembuluh darah jinak yang terjadi pada kulit dan selaput lendir, berikut ini fakta-faktanya yang perlu diketahui.

1. Apa itu granuloma piogenik?

Ada Benjolan Kecil Berisi Darah di Kulit? Waspadai Pyogenic Granulomailustrasi pyogenic granuloma atau granuloma piogenik (news-medical.net)

Menurut sebuah laporan dalam jurnal Case Reports in Dentistry tahun 2016, granuloma piogenik diidentifikasi pertama kalinya pada tahun 1897 oleh Poncet and Dor, yang mana dulunya disebut sebagai “Human Botryomycosis”.

Berdasarkan laporan dalam Jurnal Biomedik tahun 2010, disebutkan bahwa granuloma piogenik merupakan tumor vaskuler proliferatif jinak pada kulit dan membran mukosa yang sering mengikuti suatu trauma minor dan infeksi.

Kondisi ini bisa terjadi pada semua usia dan adalah salah satu dari tumor-tumor vaskuler yang paling sering ditemukan pada bayi dan anak-anak. Bisa juga dialami orang dewasa, terutama pada ibu hamil. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara insiden pada laki-laki dan perempuan.

Granuloma piogenik umumnya ditemukan tangan, jari, lengan, wajah, leher, dada, punggung. Selain itu, benjolan juga bisa tumbuh di bibir, kelopak mata, genital, dan rongga mulut. 

Pada kasus jarang, granuloma piogenik juga bisa tumbuh di konjungtiva atau kornea mata. Konjungtiva adalah jaringan bening di atas area putih mata, sementara kornea adalah penutup bening di atas pupil dan iris.

Bila dialami oleh hamil, benjolan sering tumbuh di gusi dan disebut sebagai "tumor kehamilan".

2. Penyebab granuloma piogenik

Ada Benjolan Kecil Berisi Darah di Kulit? Waspadai Pyogenic Granulomailustrasi kontrasepsi oral atau pil KB (freepik.com/jcomp)

Dilansir DermNet NZ, beberapa faktor yang dihubungkan dengan perkembangan granuloma piogenik meliputi:

  • Trauma. Trauma minor yang baru terjadi menyumbang 7 persen kasus dan, di rongga mulut, iritasi ringan kronis dianggap sebagai pemicu umum. Tindik hidung dilaporkan berhubungan dengan granuloma piogenik intranasal.
  • Pengaruh hormonal. Ini bisa terjadi karena penggunaan kontrasepsi oral dan pada 5 persen kehamilan.
  • Pengobatan. Retinoid oral, protease inhibitor (digunakan dalam pengobatan HIV/AIDS), terapi kanker yang ditargetkan, dan imunosupresi.
  • Infeksi. Bakteri Staphylococcus aureus sering terdeteksi. Di rongga mulut, kebersihan gigi yang buruk adalah hubungan yang umum. Tidak ada bukti etiologi virus.

Baca Juga: Tuberous Sclerosis, Tumor Jinak yang Tumbuh di Berbagai Organ Tubuh

3. Tanda dan gejala granuloma piogenik

Ada Benjolan Kecil Berisi Darah di Kulit? Waspadai Pyogenic Granulomailustrasi jaringan granuloma pyogenic (mypathologyreport.ca)

Dilansir News Medical Life Science, tanda awal granuloma piogenik adalah papula kecil yang lembut dan berkilau, dengan permukaan halus atau agak tidak teratur, yang selalu menonjol di atas kulit. Benjolan tumbuh selama beberapa hari hingga mencapai ukuran terbesarnya, yang biasanya kurang dari 2 cm. Lesi yang lebih besar jarang terjadi, tetapi telah dilaporkan. Pertumbuhan kemudian akan berhenti dan diameternya akan tetap sama dalam beberapa minggu.

Granuloma piogenik biasanya muncul di atas kepala, leher, atau lengan. Benjolan biasanya sesil, yaitu melekat dengan dasar lebar yang melekat pada kulit, tetapi varian bertangkai (pedunculated variants), di mana lesi seperti dilekatkan dengan tangkai. Permukaannya mungkin halus atau agak bergelombang, menyerupai buah rasberi.

Warna kemerahan pada tahap awal disebabkan adanya pembuluh darah kecil. Warnanya nantinya bisa bervariasi dari kecokelatan hingga hitam kebiruan karena perdarahan terjadi dari lesi.

Gejala yang paling mencolok adalah terjadinya perdarahan bahkan setelah trauma mekanis yang tidak signifikan. Ini sering menjadi gangguan besar, dan merupakan indikasi paling umum untuk menghilangkannya. Akibat episode perdarahan berulang ini mungkin terlihat berkerak atau bahkan memborok. Selain itu, granuloma piogenik tidak menyebabkan rasa sakit atau iritasi, dan tidak berkembang menjadi kanker.

Dalam beberapa kasus, satu lesi dieksisi tetapi setelah beberapa saat beberapa lesi satelit berkembang di sekitarnya. Namun, ini bukan kondisi menular.

Para granuloma piogenik oral, paling sering terjadi di gusi, dilaporkan sebanyak 3 dari 4 kasus. Diperkirakan bahwa ini mungkin dipengaruhi oleh peningkatan iritasi dan pembengkakan pada gusi sebagai akibat dari kebersihan mulut yang buruk. Benjolan juga bisa muncul di bibir, lidah, bagian dalam pipi, hingga langit-langit mulut bertekstur keras (hard palate). Frenulum (jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah, yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut) dan lipatan antara gusi dan pipi juga bisa terpengaruh.

4. Diagnosis granuloma piogenik

Ada Benjolan Kecil Berisi Darah di Kulit? Waspadai Pyogenic Granulomailustrasi dokter (pexels.com/Thirdman)

Dilansir Healthline, granuloma piogenik selalu jinak. Perdarahan yang sering adalah jenis komplikasi yang paling umum.

Selai itu, granuloma piogenik juga dapat tumbuh kembali setelah diangkat. Menurut American Osteopathic College of Dermatology, kondisi ini tumbuh kembali hingga setengah dari semua kasus, terutama pada orang dewasa muda yang memilikinya di area punggung atas.

Dalam kasus yang jarang, beberapa lesi dapat muncul di area di mana granuloma piogenik diangkat. Jika granuloma tidak diangkat seluruhnya, bagian yang tersisa dapat menyebar ke pembuluh darah di area yang sama.

Dokter kemungkinan besar dapat mendiagnosis granuloma piogenik berdasarkan penampilannya. Dokter mungkin melakukan biopsi untuk membuat diagnosis yang lebih akurat.

Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan. Biopsi juga membantu menyingkirkan kondisi medis ganas (kanker) yang dapat menyebabkan jenis pertumbuhan serupa. Kondisi ini termasuk karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal, dan melanoma.

5. Pengobatan granuloma piogenik

Ada Benjolan Kecil Berisi Darah di Kulit? Waspadai Pyogenic Granulomailustrasi obat suntik (pexels.com/Gustavo Fring)

Menurut penelitian dalam The National Society for Cutaneous Medicine tahun 2017, meskipun beberapa granuloma piogenik bisa sembuh secara spontan, tetapi sebagian besar memerlukan beberapa bentuk pengobatan untuk mencegah perdarahan, ulserasi, dan jaringan parut. 

Pilihan pengobatannya meliputi:

  • Cryotherapy
  • Laser.
  • Electrodessication
  • Kuretase atau eksisi cukur
  • Skleroterapi
  • Suntikan kortikosteroid dan krim imiquimod 5%
  • Larutan oftalmik.
  • Timolol 0,5% telah digunakan sebagai pengobatan topikal noninvasif untuk granuloma piogenik pada anak-anak

Itulah beberapa fakta medis seputar granuloma piogenik. Bila mengalami gejalanya, segera periksakan ke dokter agar bisa segera mendapat penanganan medis yang tepat sesuai kondisi.

Baca Juga: 7 Fakta Fibroadenoma, Tumor Jinak Ini Tumbuh di Payudara Wanita & Pria

Derinda Astri Irdiyana  Photo Verified Writer Derinda Astri Irdiyana

Jual hamster Bergas Ungaran Kabupaten Semarang Instagram @dekyrahamster030721

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya