Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannya

Kondisi ketidaknormalan lubang kencing pada bayi laki-laki

Seperti yang kita tahu, ada banyak jenis penyakit bawaan yang bisa menyebabkan masalah kesehatan mulai sejak kelahiran. Salah satunya adalah hipospadia. Kondisi membuat penderitanya memiliki lubang kencing tidak berada di tempat yang seharusnya, dan tentunya bisa menimbulkan masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.

Melansir laman Cedars-Sinai, hipospadia adalah masalah yang dialami beberapa anak laki-laki sejak lahir (bawaan atau kongenital). Kondisi ini berkembang selama pertumbuhan janin dalam rahim ibu.

Saat bayi tumbuh di dalam rahim, jaringan di bagian bawah penis yang merupakan bagian dari uretra tidak menutup sepenuhnya. Kulup tidak berkembang seperti yang seharusnya. Kondisi tersebut meninggalkan kulup ekstra di sisi atas penis, dan tidak ada kulup di bagian bawah penis. 

Apa saja, sih, yang perlu diketahui tentang hipospadia pada anak laki-laki? Bagaimana penanganannya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

1. Gejalanya berupa kencing yang merembes ke bawah

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan PenanganannyaIlustrasi potty training bayi. verywellfamily.com

Normalnya, saat anak kencing, alirannya akan mengucur ke depan. Namun, pada anak dengan hipospadia, alirannya akan terlihat seperti rembesan air dari bagian bawah alat kelamin. 

Itu terjadi karena lubang kencing yang bukan berada di ujung penis bayi. Bila tidak segera ditangani, seiring bertambahnya usia, anak harus selalu duduk setiap buang air kecil karena tidak bisa berkemih secara normal.

Jika dibiarkan sampai dewasa, seorang laki-laki dengan hipospadia mungkin akan mengalami kesulitan dalam hubungan seksualnya.

2. Faktor risiko anak bisa mengalami hipospadia

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannyaunsplash.com/Jenna Norman

Bayi laki-laki lebih rentan mengalami hipospadia jika ia:

  • Ibu yang mengandungnya saat hamil berusia lebih tua
  • Ayahnya memiliki kondisi pada saluran kemih atau alat kelaminnya
  • Lahir prematur
  • Berat badan lahir rendah
  • Kembar
  • Ibu yang mengandungnya memiliki diabetes gestasional
  • Terpapar asap rokok bekas dan pestisida sebelum lahir

Baca Juga: 7 Fakta Hipospadia, Kelainan Bawaan yang Dialami Aprilia Manganang

3. Bentuk alat kelamin yang bisa jadi tidak normal

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannyapixabay.com/cherylholt

Berdasarkan informasi dari panduan penanganan penyakit Oxford Radcliffe Hospital, bentuk alat kelamin anak bisa tampak tidak normal, seperti melengkung atau kulit penutup ujung kelamin yang terbuka karena kulitnya tidak cukup menutupi. 

Hal ini tentunya dapat menimbulkan kekhawatiran orang tua, karena hal ini dapat mengganggu kepercayaan diri anak saat beranjak dewasa. 

4. Risiko lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannyaunsplash.com/Sharon McCutcheon

Secara keseluruhan, hipospadia dapat menimbulkan gejala mengganggu 1 dari 300 anak. Anak yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi karena perkembangan saluran reproduksinya belum sempurna.

Kelahiran prematur sendiri dapat disebabkan oleh banyak hal. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, beberapa faktor risiko kelahiran prematur adalah memiliki riwayat kelahiran prematur, jarak antara kehamilan yang terlalu dekat, juga pengaruh gaya hidup tidak sehat seperti berat badan yang terlalu rendah, merokok, dan menggunakan obat-obatan saat kehamilan.

5. Mitos mengenai hipospadia

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannyapixabay.com/1041483

"Sudah disunat dalam kandungan."

Banyak masyarakat yang percaya anggapan tersebut. Walaupun begitu, memang benar bayi dengan hipospadia disarankan untuk tidak disunat karena nantinya kulit ujung kelamin akan dibutuhkan jika ke depannya perlu dilakukan operasi perbaikan.

6. Penanganan hipospadia

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan PenanganannyaIlustrasi pembedahan. freepik.com/peoplecreations

Untuk kasus hipospadia dengan abnormalitas dan gangguan yang minimal, tidak diperlukan operasi. 

Menurut laporan dalam jurnal European Urology Supplements, indikasi untuk melakukan operasi adalah untuk memperbaiki fungsi, sehingga lubang kencing dapat dipindahkan ke ujung kelamin dan arah kencing dapat kembali normal.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa alasan estetika juga menjadi indikasi dilakukannya operasi.

7. Apakah aman? Apa komplikasinya?

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannyapixabay.com/RitaE

Masih bersumber dari jurnal yang sama, disebutkan bahwa waktu paling baik untuk melakukan prosedur ini adalah antara usia 6-12 bulan.

Sementara itu, studi dalam jurnal Canadian Urology Association menyebutkan bahwa prinsip operasi adalah pembuatan lubang kencing, orthoplasty (perbaikan bentuk dari alat kelamin), urethroplasty (perbaikan saluran uretra), rekonstruksi kepala alat kelamin anak, dan perbaikan kulit di alat kelamin.

Untuk setiap tata laksana invasif seperti operasi, tentu ada risiko komplikasinya. Salah satunya adalah komplikasi dari obat bius, yaitu anak mungkin akan merasa mual, pusing, muntah, dan sakit tenggorokan. Namun, itu semua merupakan efek samping yang sifatnya sementara.

Komplikasi lain adalah lubang kencing yang lama dapat muncul lagi. Namun, ini bisa diatasi dengan operasi ulang.

Secara umum, komplikasi yang ditimbulkan bisa disimpulkan jarang terjadi dan operasi dapat membawa lebih banyak manfaat.

8. Apa yang terjadi jika tidak ditangani?

Hipospadia pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganannyafreepik.com/jcomp

Anak akan kesulitan berkemih sampai dewasa, memiliki bentuk penis yang abnormal, gangguan psikologis karena merasa tidak puas dengan alat kelaminnya, dan dapat terjadi gangguan ejakulasi saat senggama.

Itulah beberapa penjelasan mengenai hipospadia pada anak. Untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter karena satu-satunya penanganan untuk hipospadia yang disarankan adalah dengan operasi.

Baca Juga: 7 Jenis Penis Laki-laki Berdasarkan Bentuknya, Ternyata Berbeda-beda

Arito Guzafa Photo Writer Arito Guzafa

Freelance writer. Masih belajar. Mohon bimbingannya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya
  • Nurulia
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya