5 Hal Ini Bisa Picu Gelombang Kedua Virus Corona, Tetap Waspada!

Tetap di rumah dan ikuti aturan yang ada

Penambahan jumlah kasus COVID-19 yang melambat di sejumlah negara Asia rupanya tidak sepenuhnya menunjukkan serangan virus corona akan mereda. Upaya mencegah kemunculan kembali virus corona atau biasa disebut gelombang kedua penyebaran COVID-19 kini menjadi perhatian dunia.

Pembatasan lalu lintas manusia antar wilayah dan negara kian diperketat. Pengawasan karantina mandiri bagi mereka yang terinfeksi COVID-19 dengan gejala ringan makin ditingkatkan. Bahkan pelaksanaan tes cepat COVID-19 tetap dilakukan di beberapa negara yang kasusnya sudah relatif terkendali.

Lantas apa saja hal-hal yang bisa memicu terjadinya gelombang kedua penyebaran COVID-19? Berikut ini ulasannya.

1. Tidak terdeteksinya pembawa virus COVID-19 tanpa gejala atau asymptomatic carrier

5 Hal Ini Bisa Picu Gelombang Kedua Virus Corona, Tetap Waspada!Unsplash/Annie Spratt

Setelah beberapa hari mengklaim nol pasien baru virus corona dari transmisi lokal, Tiongkok tiba-tiba mendapati seribuan warganya berada dalam pengawasan COVID-19. Kebanyakan dari mereka diduga kuat berstatus asymptomatic carrier.

Temuan ini mengkhawatirkan dan berpotensi menyebarkan kembali virus corona ke banyak orang. Sebab seorang asymptomatic carrier tidak menyadari dirinya telah terinfeksi sehingga tetap nyaman berinteraksi. Apalagi, Tiongkok kini sudah tidak menerapkan aturan ketat karantina dan jaga jarak pascapenurunan signifikan jumlah kasus baru COVID-19.

2. Kepulangan warga dari negara-negara terinfeksi COVID-19

5 Hal Ini Bisa Picu Gelombang Kedua Virus Corona, Tetap Waspada!pixabay/pasja1000

Kendatipun terdapat nol kasus baru COVID-19 dari transmisi lokal, Tiongkok tetap mendapati ratusan warganya yang baru pulang dari luar negeri terinfeksi virus corona. Jumlah kasus masih mungkin bertambah mengingat Pemerintah Tiongkok tetap membuka pintu bagi warganya di luar negeri untuk pulang.

Kekhawatiran semakin besar setelah hampir seluruh negara sudah terinfeksi virus SARS-CoV-2. Beberapa negara bahkan mengalami lonjakan jumlah kasus yang signifikan. Belum lagi persoalan karantina mandiri yang masih belum menjadi perhatian serius bagi sejumlah warga.

Baca Juga: 7 Makanan & Minuman Ini Jadi Sering Dikonsumsi Sejak COVID-19 Melanda

3. Pada beberapa kasus, virus corona bisa menyerang kembali pasien yang sudah dinyatakan negatif COVID-19

5 Hal Ini Bisa Picu Gelombang Kedua Virus Corona, Tetap Waspada!Unsplash/Natanael Melchor

Berdasarkan laporan South China Morning Post, sebanyak 10 persen pasien virus corona yang sudah berstatus negatif kembali terinfeksi COVID-19 di Wuhan, Tiongkok. Padahal mereka sudah dinyatakan sehat setelah hampir sebulan dirawat atau dikarantina dan mulai berinteraksi secara normal di tengah masyarakat.

Temuan serupa juga terjadi di beberapa tempat dan menunjukkan betapa para ilmuwan dunia belum sepenuhnya memahami karakteristik virus SARS-CoV-2 ini. Fakta ini juga patut diwaspadai karena bisa memicu gelombang kedua penyebaran COVID-19.

4. Ketidakpatuhan dan kelelahan menjalani pembatasan interaksi dan karantina mandiri

5 Hal Ini Bisa Picu Gelombang Kedua Virus Corona, Tetap Waspada!Pixabay/5477687

Kebijakan membatasi interaksi fisik tentu membuat jenuh mereka yang menjalaninya. Buktinya, seorang pasien virus corona dengan gejala ringan yang sedang menjalani karantina di Taiwan harus membayar denda hingga US$ 33 ribu karena keluar rumah. Ia pergi ke sebuah pub untuk bersenang-senang.

Masih banyak beberapa kasus lain yang menunjukkan betapa karantina mandiri, meskipun penting, tetap dilanggar. Pelanggaran akan karantina mandiri, baik karena jenuh atau alasan lain, berpotensi menyebarkan virus corona ke banyak orang dan menimbulkan gelombang kedua penyebaran COVID-19.

5. Perpindahan manusia antar daerah alias mudik

5 Hal Ini Bisa Picu Gelombang Kedua Virus Corona, Tetap Waspada!Unsplash/Shashank Hudkar

Jumlah kasus virus corona di Tokyo semakin meningkat setelah hanya mengalami penambahan harian di bawah 30 kasus di awal Maret. Sejak 28 Maret, penambahan kasus harian meningkat dari hanya 40 kasus menjadi di atas 60 kasus. Sontak, gubernur Tokyo meminta tidak hanya warganya untuk berdiam diri di rumah selama akhir pekan tetapi juga warga dari empat prefektur penyangga.

Para pemimpin daerah ini meyakini perpindahan manusia antar daerah berpotensi menambah banyak kasus virus corona di Jepang. Hokkaido pernah menjadi pusat penyebaran COVID-19 dan baru berhasil menekan laju peningkatan kasus setelah memberlakukan status darurat yang salah satunya menutup lalu lintas manusia yang keluar-masuk daerah tersebut.

Meski begitu, jangan pernah panik atas potensi gelombang kedua penyebaran virus corona itu, ya. Yang ada, kita kudu tetap waspada dan ikuti aturan saja. Stay healthy at home, teman-teman!

Baca Juga: Waspada! Siapa Saja Bisa Terjangkit Virus Corona Walau di dalam Rumah

Asep Wijaya Photo Verified Writer Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya