Amankah Mengonsumsi Suplemen Setiap Hari?

Rekomendasi terbaik tetap penuhi zat-zat gizi dari makanan

Menjaga kesehatan itu sangat penting, apalagi kita masih dalam masa pandemik COVID-19 di luar ancaman kesehatan lainnya. Pola makan sangat penting dari bagian hidup sehat untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh kita sehari-hari. Karena berbagai alasan, banyak orang yang menambahkan suplemen makanan, bahkan sampai dikonsumsi setiap hari.

Faktanya, suplemen tidak dapat menggantikan pola makan sehat bergizi seimbang. Menurut artikel dalam jurnal Annals of Internal Medicine berjudul "Enough Is Enough: Stop Wasting Money on Vitamin and Mineral Supplements,” peneliti dari Johns Hopkins meninjau bukti tentang suplemen, termasuk tiga studi terbaru:

  • Sebuah analisis penelitian yang melibatkan 450.000 orang menemukan bahwa suplemen multivitamin tidak mengurangi risiko penyakit jantung atau kanker.
  • Sebuah studi yang melacak fungsi mental dan penggunaan multivitamin dari 5.947 pria selama 12 tahun menemukan bahwa multivitamin tidak mengurangi risiko penurunan mental seperti kehilangan memori atau pemikiran yang lambat.
  • Sebuah penelitian terhadap 1.708 penderita serangan jantung yang mengonsumsi multivitamin atau plasebo dosis tinggi hingga 55 bulan menemukan bahwa tingkat serangan jantung di kemudian hari, operasi jantung, dan kematian serupa pada kedua kelompok.

Lantas, amankah mengonsumsi suplemen setiap hari?

1. Apa itu suplemen?

Dilansir The European Food Information Council, gagasan di balik suplemen adalah menyediakan nutrisi yang mungkin tidak didapatkan dari makanan dalam jumlah yang cukup.

Suplemen makanan bisa berupa vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, dan zat lain yang dikonsumsi dalam bentuk pil, tablet, kapsul, cairan, dan lain-lain. Suplemen juga tersedia dalam berbagai dosis dan dalam kombinasi yang berbeda.

Akan tetapi, hanya jumlah tertentu dari setiap nutrisi yang dibutuhkan agar tubuh kita berfungsi dengan baik, dan jumlah yang lebih tinggi belum tentu lebih baik. Pada dosis tinggi, beberapa zat mungkin memiliki efek samping dan bisa menjadi berbahaya.

Untuk alasan kesehatan konsumsi, suplemen hanya dapat dijual secara legal dengan rekomendasi dosis harian yang sesuai, serta pernyataan peringatan untuk tidak melebihi dosis tersebut. 

2. Amankah suplemen dikonsumsi setiap hari?

Amankah Mengonsumsi Suplemen Setiap Hari?ilustrasi dosis obat (unsplash.com/ towfiqu barbhuiya)

Kebanyakan orang tidak membutuhkan suplemen karena bisa mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan lewat pola makan bergizi seimbang.

Mengutip laman Food and Drug Administration (FDA), beberapa suplemen dapat membantu memastikan seseorang mendapatkan cukup zat penting yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi, sementara beberapa orang lainnya mengonsumsi suplemen untuk membantu mengurangi risiko penyakit. Akan tetapi, suplemen tidak boleh menggantikan asupan nutrisi dari pola makan sehat.

Tidak seperti obat-obatan, suplemen tidak boleh dipasarkan untuk tujuan mengobati, mendiagnosis, mencegah, atau menyembuhkan penyakit. Ini berarti suplemen tidak boleh membuat klaim penyakit seperti "menurunkan kolesterol tinggi" atau "mengobati penyakit jantung".

Tentu saja minum suplemen setiap hari, apalagi dalam jumlah banyak, dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Beberapa suplemen mengandung bahan aktif yang memiliki efek biologis yang kuat dalam tubuh. Ini bisa membuat mereka tidak aman dalam beberapa situasi dan menimbulkan masalah kesehatan. Misalnya, tindakan berikut dapat menyebabkan konsekuensi yang berbahaya, bahkan mengancam jiwa:

  • Menggabungkan suplemen.
  • Menggunakan suplemen dengan obat-obatan (baik resep atau obat yang dijual bebas).
  • Mengganti suplemen untuk obat resep.
  • Terlalu banyak mengonsumsi suplemen, seperti vitamin A, vitamin D, atau zat besi.
  • Beberapa suplemen juga dapat memiliki efek yang tidak diinginkan sebelum, selama, dan setelah operasi. Jadi, pastikan untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan, termasuk apoteker, tentang suplemen apa pun yang sedang dikonsumsi.

Baca Juga: 15 Suplemen Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Imun

3. Siapa yang harus mengonsumsi suplemen?

Pola makan yang mencakup banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein yang cukup, dan lemak sehat biasanya mampu menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh kita sehari-hari untuk kesehatan yang baik.

Akan tetapi, ada kelompok populasi atau individu tertentu yang mungkin memerlukan suplemen, bahkan ketika pola mereka sehat. Ini termasuk perempuan usia subur dan orang yang sedang menjalani terapi pengobatan tertentu.

Selain itu, tidak semua orang menerapkan pola makan sehat. Faktanya, banyak orang yang kekurangan beberapa zat gizi mikro, seperti vitamin C, vitamin D, asam folat, kalsium, selenium, yodium, zat besi, dan sebagainya.

Beberapa contoh kelompok yang mungkin membutuhkan rekomendasi suplemen tambahan:

  • Orang-orang usia di atas 50 tahun: Vitamin D, vitamin B12, dan folat. Lansia yang lemah mungkin dapat mengambil manfaat dari suplemen multivitamin dosis rendah.
  • Perempuan usia subur: Asam folat, vitamin D, dan zat besi.
  • Anak-anak usia di bawah 5 tahun: Vitamin A, vitamin D, meskipun anak-anak dengan nafsu makan yang baik yang makan berbagai macam makanan mungkin tidak membutuhkannya.
  • Ibu menyusui: vitamin D.
  • Orang-orang yang kurang terpapar sinar matahari atau pemilik kulit gelap: Vitamin D.
  • Vegan atau vegetarian: Vitamin B12 dan Vitamin D2.

Ini bisa berbeda-beda di setiap negara karena berbagai kondisi. Paling baiknya, konsultasikan dengan dokter mengenai apa suplemen yang dibutuhkan sesuai situasi.

4. Hal yang harus diketahui sebelum mengonsumsi suplemen

Amankah Mengonsumsi Suplemen Setiap Hari?ilustrasi membaca lebel pada obat (freepik.com/DCstudio)

Dilansir Verywell Health, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum kamu membeli dan mengonsumsi suplemen, yaitu:

1. Tahu kapan kamu membutuhkannya

Suplemen makanan paling baik digunakan untuk memastikan kamu mendapatkan asupan nutrisi spesifik yang cukup. Akan tetapi, ada kalanya suplemen khusus digunakan untuk membantu mengobati masalah kesehatan tertentu seperti kalsium dan vitamin D untuk osteoporosis atau zat besi untuk anemia.

Bila kamu merasa perlu mengonsumsi suplemen tertentu, bicarakan dengan dokter dan jangan sampai mendiagnosis diri sendiri.

Apabila tujuan kamu mengonsumsi suplemen adalah untuk membantu mencegah penyakit, pertimbangkan rencana ini karena suplemen tidak dibuat untuk mencegah penyakit. Suplemen sebetulnya tidak membahayakan, tetapi pola makan seseorang cenderung memiliki dampak yang lebih besar pada risiko kesehatan.

2. Teliti membaca keterangan dalam kemasan suplemen

Label dirancang untuk menarik perhatian sehingga kita sebagai konsumen akan tertarik untuk membelinya. Meskipun produsen suplemen harus mengikuti aturan khusus tentang klaim kesehatan, tetapi mungkin kamu akan melihat produk dengan klaim tertentu.

Menyangkut suplemen dan klaim kesehatan, jangan langsung percaya, apalagi yang klaimnya "too good to be true".

Abaikan saja klaim yang mungkin tertera di bagian depan produk dan langsung tinjau bagian fakta suplemen dan bahan-bahannya. Ini akan memberi gambaran tentang kandungan produk dan berapa banyak dosis yang harus diambil.

3. Hindari dosis ekstra dan bahan tambahan lainnya

Sebagai contoh, kamu mau membeli suplemen vitamin C. Saat ke toko obat, kamu melihat satu produk suplemen vitamin C, sementara produk lainnya ditambahkan bahan herbal, atau produk lainnya dengan tambahan ini itu. Apakah tambahan tersebut bermanfaat?

Sekilas bahan-bahan tambahan tersebut tampak menggoda. Namun, makin banyak bahan, makin tinggi kemungkinannya untuk memiliki beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Belilah produk vitamin atau mineral yang dibutuhkan.

Ikuti petunjuk dosis pada label. Meskipun suplemen makanan umumnya aman, tetapi mengonsumsinya terlalu banyak bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

4. Pilih suplemen produksi jenama tepercaya

Pilihlah produk dari jenama tepercaya, khususnya produk yang memiliki izin edar yang sah. Walaupun tidak ada jaminan suatu produk suplemen aman dan efektif, tetapi adanya izin edar menunjukkan bahwa produk tersebut telah melalui pengujian terbatas.

Apabila memberi produk secara online, cek laman penjual. Apakah itu laman resmi produsen tertentu, e-commerce, atau lainnya. Jangan percaya produk suplemen yang menjanjikan penyembuhan penyakit tertentu, penurunan berat badan drastis, atau kemampuan seksual yang mengesankan.

5. Konsultasi dengan dokter

Terakhir, bicarakan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen tertentu jika:

  • Sedang hamil atau menyusui.
  • Akan menjalani operasi atau pembedahan.
  • Memiliki kondisi medis tertentu.
  • Sedang dalam pengobatan yang diresepkan dokter.

5. Risiko kesehatan bila dikonsumsi berlebihan

Banyak orang keliru percaya bahwa karena sejumlah kecil vitamin baik bagi tubuh, apalagi dalam jumlah besar. Dilansir Better Health Channel, mengonsumsi suplemen lebih banyak dari dosis yang direkomendasikan dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti:

  • Vitamin A, D, E dan K larut dalam lemak, yang berarti mereka disimpan dalam tubuh dan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi dapat menjadi racun.
  • Dosis tinggi dari beberapa vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin B6, juga dapat menjadi racun.
  • Asupan folat yang besar dapat menyembunyikan kekurangan vitamin B12.
  • Tingginya kadar vitamin B6 juga telah dikaitkan dengan beberapa jenis kerusakan saraf.
  • Dosis vitamin C di atas 1 gram dapat menyebabkan diare.
  • Vitamin C dosis besar dapat menyebabkan mual, kram perut, sakit kepala, kelelahan, batu ginjal yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memetabolisme nutrisi lain seperti meningkatkan kadar zat besi secara berbahaya.
  • Jumlah vitamin C yang berlebihan dalam tubuh juga dapat mengganggu tes medis, seperti tes diabetes, dengan memberikan hasil yang salah.
  • Dosis tinggi vitamin A dapat menyebabkan cacat lahir, serta gangguan sistem saraf pusat, hati, tulang dan kulit.
  • Suplemen vitamin E dosis tinggi telah dikaitkan dengan tingkat kematian dini (kematian) yang lebih tinggi.

Dosis berlebihan dari beberapa mineral juga dapat menyebabkan masalah kesehatan, misalnya:

  • Dosis lima kali lebih besar dari angka kecukupan gizi (AKG) dari zink, zat besi, kromium, dan selenium dapat meningkatkan tingkat racun dalam tubuh.
  • Asupan tinggi fluorida, terutama pada masa kanak-kanak, dapat menodai bahkan melemahkan gigi.
  • Dosis minyak ikan yang sangat besar dapat menyebabkan penurunan kemampuan pembekuan darah.
  • Toksisitas zat besi juga umum terjadi. Bahkan, sejumlah kecil di atas AKG dapat menyebabkan gangguan pencernaan, mual, dan tinja berwarna hitam. Toksisitas yang parah dapat menyebabkan koma bahkan kematian.

Untuk orang dewasa sehat, penggunaan suplemen harus sesuai tingkat yang mendekati AKG. Suplemen dosis tinggi tidak diperbolehkan kecuali direkomendasikan berdasarkan saran medis. 

Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral adalah tindakan jangka pendek. Penggunaan jangka panjang dari beberapa suplemen dosis tinggi dapat menyebabkan gejala toksisitas. Jika kamu merasa kekurangan vitamin dan mineral tertentu, mungkin langkah pertama yang disarankan adalah memperbaiki pola makan. Jika butuh bantuan, temui dokter atau ahli gizi.

Beberapa obat pelengkap, seperti suplemen vitamin dan mineral dapat berinteraksi dengan obat resep dan perawatan medis. Itulah mengapa penting untuk konsultasi dengan dokter.

Apabila disarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin, baiknya temui ahli gizi yang dapat bekerja sama dengan dokter untuk memberikan saran pola makan terbaik sesuai kondisi. Jika memang perlu mengonsumsi suplemen, yang terbaik adalah mengonsumsi multivitamin pada tingkat yang disarankan, daripada suplemen nutrisi tunggal atau multivitamin dosis tinggi.

Ingatlah untuk melaporkan obat-obatan pelengkap, termasuk suplemen vitamin dan mineral yang sedang dikonsumsi saat mengunjungi dokter.

Baca Juga: 5 Kesalahan Mengonsumsi Suplemen yang Wajib Diketahui, Jangan Diulangi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya