Konjungtivitis Papiler Raksasa: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Pemakai lensa kontak berisiko besar mengalaminya

Konjungtivitis papiler raksasa atau giant papillary conjunctivitis (GPC), atau kadang disebut konjungtivitis papiler akibat lensa kontak (contact lens–induced papillary conjunctivitis) adalah reaksi alergi mata, ketika bagian dalam kelopak mata menjadi merah, bengkak, dan teriritasi.

Pemakai lensa kontak, terutama soft lens, memiliki peluang terbesar mengembangkan GPC. GPC bisa terjadi kapan saja, bahkan setelah memakai lensa kontak selama bertahun-tahun.

Orang yang tidak memakai lensa kontak juga bisa mengalami GPC. Namun, ini jarang terjadi, kebanyakan memengaruhi orang-orang yang menggunakan mata palsu atau ada jahitan pada mata. 

Pada GPC, benjolan besar muncul di bagian bawah kelopak mata. Kenali kondisi ini lebih lanjut mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatannya.

1. Jenis

Konjungtivitis Papiler Raksasa: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi konjungtivitis papiler raksasa atau giant papillary conjunctivitis (aao.org)

Ada dua jenis GPC, yaitu primer dan sekunder. Keduanya merupakan respons terhadap alergen namun memiliki penyebab yang berbeda.

GPC primer memiliki dua jenis, yaitu:

  • Keratokonjungtivitis vernal atau vernal keratoconjunctivitis (VKC).
  • Keratokonjungtivitis atopik atau atopic keratoconjunctivitis (AKC).

Kedua jenis GPC primer ini memiliki banyak kesamaan. Mereka berbeda dengan memiliki penyebab utama yang berbeda dan usia dan cara timbulnya gejala.

GPC sekunder disebabkan oleh sesuatu di mata yang mengiritasi bagian dalam kelopak mata, seperti lensa kontak atau jahitan.

2. Gejala dan tahapannya

Konjungtivitis Papiler Raksasa: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi mata merah (nhs.co.uk)

Mengutip American Academy of Ophthalmology, pada awalnya, bagian dalam kelopak mata menjadi kasar, merah, dan bengkak. Kemudian, kamu mungkin menemukan benjolan (papila) yang bisa tumbuh seukuran jerawat. Gejala GPC lainnya termasuk:

  • Merasa seperti ada sesuatu yang tersangkut di mata.
  • Mata merah, sakit, dan gatal.
  • Kelopak mata bengkak atau turun.
  • Kelebihan lendir di mata yang membuat penglihatan kabur.
  • Merasa seperti lensa kontak bergerak ke atas bola mata saat berkedip.

Tahapan gejala

Pada tahap awal, gejala GPC mungkin tidak terlalu mengganggu. Menambahkan dari Healthline, gejala tahap awal meliputi:

  • Benjolan kecil di bagian bawah kelopak mata atas.
  • Gatal ringan pada mata.
  • Kemerahan ringan pada mata.
  • Sejumlah kecil kelebihan lendir di mata.

Pada tahap yang parah, gejalanya menjadi lebih tidak nyaman. Ini mungkin termasuk:

  • Peningkatan jumlah atau ukuran benjolan.
  • Gatal terasa lebih hebat.
  • Penglihatan kabur.
  • Kelebihan lendir berkembang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar.
  • Merasakan pergerakan lensa kontak saat berkedip.

Pada stadium lanjut, gejalanya biasanya menjadi tak tertahankan. Gejala-gejala ini dapat meliputi:

  • Benjolan tambahan muncul di bagian bawah kelopak mata.
  • Sensasi benda asing yang tak tertahankan di mata.
  • Rasa sakit saat memakai lensa kontak.
  • Lendir berlebih menjadi benang atau bahkan lembaran.
  • Mata mungkin tertutup oleh kelebihan lendir saat bangun tidur pada pagi hari.
  • Kelebihan deposit pada lensa kontak.
  • Lensa kontak mungkin keruh segera setelah dimasukkan ke mata.
  • Peningkatan pergerakan lensa kontak saat berkedip.

3. Penyebab dan faktor risiko

Konjungtivitis Papiler Raksasa: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi penggunaan lensa kontak (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Konjungtivitis papiler raksasa tampaknya disebabkan oleh hal berikut:

  • Alergi, baik terhadap lensa kontak atau bahan kimia yang digunakan untuk membersihkannya. Pemakai lensa kontak dengan asma, demam, atau alergi lainnya lebih mungkin untuk mengembangkan GPC.
  • Lensa kontak, mata palsu, atau jahitan terbuka yang bergesekan dengan kelopak mata.
  • Deposit protein atau zat lain pada lensa kontak.
  • Alergi mata kronis.

 

Baca Juga: Konjungtivitis Alergi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

4. Diagnosis

Konjungtivitis Papiler Raksasa: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi pemeriksaan mata dengan slit lamp oleh dokter spesialis mata (flickr.com/IAPB/VISION 2020/Dr. Bikram Bahadur Thapa)

Untuk diagnosis, dokter spesialis mata akan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta gejala-gejala yang dialami. Dokter kemudian akan mengamati mata dan lensa kontak dengan slit lamp.

Dokter mata akan membalik kelopak mata bagian atas ke luar sehingga konjungtiva, lapisan dalam kelopak mata, dapat dengan mudah dilihat (ini tidak menimbulkan rasa sakit). Dokter juga dapat menggunakan pewarna kuning untuk sementara menodai permukaan jaringan mata untuk membantu dalam membuat diagnosis

5. Pengobatan

Konjungtivitis Papiler Raksasa: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi obat tetes mata (freepik.com/user18526052)

GPC harus segera diobati. Jika tidak, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada kelopak mata dan kornea. Kornea adalah jendela depan mata yang jernih. Jika sampai rusak, maka kamu tidak dapat melihat dengan benar. 

Berikut adalah pilihan pengobatan untuk GPC:

  • Hindari memakai lensa kontak selama beberapa minggu. Ini memberi bagian dalam mata waktu untuk sembuh.
  • Batasi jumlah waktu memakai lensa kontak setiap hari.
  • Gunakan obat tetes mata atau salep yang diresepkan oleh dokter mata untuk mengurangi rasa gatal dan bengkak.
  • Ubah jenis lensa kontak yang kamu pakai.
  • Hindari larutan pembersih lensa yang mengandung bahan pengawet. Beralihkah ke larutan garam yang tidak diawetkan.

Dokter mata akan mendiskusikan pilihan perawatan untuk berdasarkan kondisi.

6. Pencegahan

Konjungtivitis Papiler Raksasa: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi lensa kontak dan larutan pembersihnya (flickr.com/Marco Verch Professional Photographer)

Benar-benar menghindari faktor lingkungan yang menyebabkan konjungtivitis papiler raksasa mungkin sulit. Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan membatasi paparan pemicu ini. Misalnya, jika kamu alergi terhadap parfum atau debu rumah tangga, coba minimalkan paparan dengan menggunakan sabun dan detergen bebas pewangi. Pertimbangkan juga untuk memasang pembersih udara di rumah.

Peningkatan frekuensi penggantian lensa kontak (terutama lensa kontak sekali pakai), pembersihan tepat, disinfeksi hidrogen peroksida, mengurangi atau membatasi pemakaian lensa kontak, dan pengawasan dari profesional dapat mengurangi prevalensi konjungtivitis papiler raksasa di antara pengguna lensa kontak hidrogel.

Peningkatan pembersihan dengan enzim pembersih juga tampaknya menjadi profilaksis bagi pemakai hard lens.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa frekuensi penggantian lensa berkolerasi erat dengan perkembangan kondisi mata ini. Jadi, menjaga kebersihan lensa kontak dan kebiasaan penggunaan lensa kontak yang baik sangat penting untuk menurunkan risiko konjungtivitis papiler raksasa.

Baca Juga: 7 Cara agar Tidak Tertular Sakit Mata, Selalu Jaga Kebersihan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya