10 Penyebab Benjolan di Belakang Telinga, Jangan Disepelekan

Benjolan dapat terbentuk di seluruh tubuh dan dalam kebanyakan kasus ini tidak berbahaya atau jinak. Ukuran benjolan bisa kecil hingga sedang, serta bila diraba bisa keras maupun lunak.
Bila menemukan benjolan di telinga, tentu kita akan khawatir. Namun, sebagian besar benjolan di telinga mudah diobati dan tidak menimbulkan masalah jangka panjang.
Beberapa penyebab benjolan di telinga yang paling umum adalah infeksi dan kondisi kulit, dan dalam kondisi yang jarang bisa disebabkan oleh tumor. Yuk, ketahui apa saja penyebab benjolan di belakang telinga dan kapan kamu harus cek ke dokter.
1. Infeksi
Saat sakit kamu mungkin mendapatkan ada benjolan di belakang telinga. Misalnya saat sedang mengalami radang tenggorokan atau infeksi telinga, kelenjar getah bening di belakang telinga bisa menjadi bengkak dan meradang.
Dilansir Verywell Health, infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga termasuk:
- Gigi yang mengalami abses atau impaksi.
- Penyakit gusi.
- Influenza atau infeksi saluran pernapasan atas lainnya.
- Penyakit Lyme (penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dibawa oleh kutu).
- Mononukleosis (infeksi yang disebabkan oleh virus herpes).
- Herpes oral (infeksi virus herpes simpleks).
- Infeksi menular seksual (IMS).
- Tonsilitis (radang amandel di belakang tenggorokan).
2. Mastoiditis
Mastoiditis, infeksi bakteri yang memengaruhi tulang mastoid di belakang telinga, juga dapat menyebabkan benjolan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi telinga tengah yang tidak diobati yang menyebar ke tulang mastoid.
Gejala mastoiditis lainnya meliputi:
- Keluarnya cairan dari telinga.
- Sakit telinga.
- Demam.
- Sakit kepala.
- Kemerahan di sekitar telinga.
- Gangguan pendengaran.
3. Abses kulit
Abses berkembang ketika jaringan atau sel di area tubuh terinfeksi. Tubuh kita merespons infeksi dengan mencoba membunuh bakteri atau virus yang menyerang. Untuk melawan bakteri, tubuh mengirimkan sel darah putih ke area yang terinfeksi.
Sel darah putih ini mulai berkumpul di lokasi yang rusak, dan akibatnya, nanah mulai berkembang. Nanah adalah produk kental seperti cairan yang berkembang dari sel darah putih mati, jaringan, bakteri, dan zat penyerang lainnya. Abses sering kali menyakitkan dan hangat saat disentuh, mengutip Healthline.
4. Otitis media
Otitis media adalah istilah lain untuk infeksi telinga bagian tengah, penyebabnya bisa bakteri atau virus. Saat infeksi terjadi, ini dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menyakitkan disertai pembengkakan. Gejala-gejala tersebut dapat menyebabkan pembengkakan yang terlihat di belakang telinga.
Gejala otitis media lainnya meliputi:
- Sakit telinga.
- Iritabilitas.
- Sulit tidur.
- Menarik atau merentak telinga.
- Demam.
- Kehilangan keseimbangan.
- Gangguan pendengaran.
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Penurunan nafsu makan.
- Penyumbatan.
5. Limfadenopati sekunder, akibat infeksi telinga atau tenggorokan
Limfadenopati dimulai di kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening adalah struktur kecil seperti organ yang ada di seluruh tubuh. Lokasinya termasuk di bawah lengan, leher, panggul, dan belakang telinga.
Dari waktu ke waktu, kelenjar getah bening akan membengkak. Dalam banyak kasus, pembengkakan adalah akibat dari infeksi. Seiring bertambahnya jumlah sel penangkal infeksi, mereka akan mulai menumpuk di kelenjar getah bening. Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau kanker.
6. Kista
Kista dapat terjadi di mana saja di kulit, termasuk di belakang telinga. Kista kulit adalah kantung berisi cairan, membentuk area berbentuk kubah yang menonjol di kulit. Terkadang, kista memiliki bintik hitam (punctum) di bagian atas. Saat diraba, kista dapat bergerak bebas atau tidak diam di tempat. Dokter harus memeriksa setiap benjolan kulit yang tidak dapat dipindahkan dari sisi ke sisi.
Kista di kulit kepala cenderung menjadi kista kulit pilar. Pada tipe ini, lapisan kantung terbuat dari sel-sel akar rambut.
Editor’s picks
Kista sebasea juga bisa terjadi. Ini terbentuk di kelenjar yang bertanggung jawab atas zat berminyak yang melembapkan kulit dan rambut.
Kista lain terbuat dari sel-sel dari permukaan kulit, yang dikenal sebagai kista epidermoid.
7. Jerawat
Jerawat adalah kondisi kulit umum dan bisa timbul di mana saja. Paling sering muncul di wajah, jerawat juga bisa terbentuk di belakang telinga. Obat jerawat yang dijual bebas sering kali bisa efektif dalam memberantas jerawat yang ringan. Jerawat yang parah biasanya membutuhkan obat resep dari dokter.
Dalam beberapa kasus, jerawat bisa berukuran besar, padat, dan terkadang menyakitkan. Jerawat juga bisa terinfeksi. Usahakan untuk tidak menusuk, memecahkan, atau menyentuh jerawat untuk mengurangi risiko infeksi.
8. Lipoma
Lipoma adalah jenis pertumbuhan kulit berupa benjolan lemak jaringan tidak keras dan dapat dipindahkan di bawah kulit. Mereka dapat terbentuk di berbagai bagian tubuh, termasuk di belakang telinga.
Lipoma tidak berbahaya namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Jika merasa terganggu, dokter dapat membantu menghilangkannya.
9. Trauma
Benjolan di sekitar telinga juga bisa disebabkan oleh trauma. Mengutip Healthgrades, cedera ringan dan berat yang dapat menyebabkan pembengkakan atau benjolan di telinga termasuk:
- Cedera kepala.
- Hematoma.
- Luka sengatan atau gigitan.
10. Tumor jinak maupun ganas
Tumor yang terbentuk di belakang telinga bisa tidak berbahaya (jinak) atau kanker (ganas). Namun, tumor kanker di belakang telinga tergolong tidak umum.
Apabila kamu mendapati ada benjolan di belakang telinga dan dokter ingin mengesampingkan kemungkinan kanker, biasanya dokter akan merekomendasikan biopsi, yakni prosedur yang melibatkan pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
Benjolan yang bersifat kanker memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari benjolan yang tidak berbahaya dan lebih umum. Benjolan ganas lebih mungkin untuk tetap di tempat, bentuknya tidak rata atau tidak beraturan, dan keras.
Tumor jinak dan ganas dapat menyebabkan benjolan di belakang telinga termasuk:
- Fibroma (tumor jinak yang terdiri dari jaringan fibrosa atau ikat).
- Lipoma (pertumbuhan lemak jinak).
- Limfoma (kanker sistem limfatik).
- Melanoma (kanker yang timbul di melanosit, atau sel penghasil pigmen, di kulit atau bagian tubuh lainnya).
- Nevi (tahi lalat pada kulit)
- Kanker kulit nonmelanoma.
Kapan harus menemui dokter?
Meskipun sebagian besar benjolan di belakang telinga tidak serius, tetapi ada beberapa kasus yang butuh penanganan medis. Temui dokter jika benjolan di belakang telinga:
- Tiba-tiba muncul.
- Disertai gejala lain.
- Terasa sakit atau menyebabkan ketidaknyamanan.
Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan sederhana. Dokter juga akan menanyakan hal-hal seputar benjolan, seperti kapan pertama kali melihatnya, untuk mencari tahu penyebabnya.
Terkadang, benjolan di belakang telinga bisa merupakan kelenjar getah bening yang bengkak. Jika ini masalahnya, temui dokter jika:
- Bengkak, merah, dan nyeri.
- Teraba keras.
- Membesar atau tidak kempis setelah beberapa minggu.
- Mengalami gejala lain yang tidak biasa, seperti demam, keringat pada malam hari, atau penurunan berat badan.
Apabila mengalami pembengkakan kelenjar getah bening dengan gejala-gejala di atas, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa tes, seperti tes darah, biopsi, atau computed tomography (CT) untuk membantu membuat diagnosis yang benar.
Benjolan dapat terbentuk di bagian tubuh mana pun, termasuk di belakang telinga. Dalam mayoritas kasus, penyebabnya adalah sesuatu yang tidak serius dan akan membaik sendirinya atau dengan perawatan minimal.
Akan tetapi, dalam kasus yang jarang, tumor dapat terbentuk di belakang telinga dan memerlukan perawatan yang kompleks. Jika kamu memiliki benjolan di belakang telinga disertai gejala lainnya, terutama jika muncul secara tiba-tiba, sebaiknya temui dokter. Dokter dapat menemukan penyebabnya dan merencanakan pengobatan terbaik.