Studi: Perempuan 50 Persen Lebih Berisiko Terkena Fibrilasi Atrium

Lebih berisiko setelah mempertimbangkan tinggi badan

Fibrilasi atrium atau atrial fibrilasi (atrial fibrillation atau AFib) adalah irama jantung (aritmia) yang tidak teratur dan sering kali sangat cepat yang dapat menyebabkan pembekuan darah di jantung. Fibrilasi atrium meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi terkait jantung lainnya.

Banyak orang menganggap laki-laki lebih berisiko mengembangkan fibrilasi atrium atau atrial fibrilasi (atrial fibrillation atau AFib) dibanding perempuan. Namun, ini studi terbaru mematahkan anggapan tersebut, yang melaporkan bahwa perempuan mungkin berisiko lebih tinggi setelah faktor tinggi badan diperhitungkan.

1. Penelitian melibatkan lebih dari 25 ribu orang

Studi: Perempuan 50 Persen Lebih Berisiko Terkena Fibrilasi Atriumilustrasi fibrilasi atrium (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Penelitian dari Smidt Heart Institute, Cedars-Sinai Medical Center, dan diterbitkan dalam jurnal JAMA Cardiology pada 31 Agustus 2022 lalu menyatakan bahwa perempuan bisa memiliki risiko 50 persen lebih tinggi terkena fibrilasi atrium daripada laki-laki.

Para peneliti memeriksa catatan medis dari 25.119 orang tanpa diagnosis penyakit jantung sebelumnya.

Setelah masa tindak lanjut rata-rata 5,3 tahun, ada 900 peristiwa fibrilasi atrium yang dikonfirmasi; sebanyak 495 terjadi pada laki-laki dan 405 pada perempuan.

Ketika para peneliti menyesuaikan data untuk usia dan tugas pengobatan, laki-laki memiliki risiko lebih tinggi daripada perempuan. Ketika disesuaikan dengan ras dan etnis, merokok, asupan alkohol, hipertensi, diabetes, penyakit tiroid, olahraga, dan indeks massa tubuh (BMI), laki-laki masih lebih berisiko. Namun, risiko perempuan lebih tinggi ketika faktor tinggi badan atau ukuran tubuh dipertimbangkan.

Para peneliti melaporkan bahwa makin tinggi seseorang, makin besar kemungkinan mereka akan mengembangkan fibrilasi atrium. Karena perempuan biasanya lebih pendek, tingkat risiko mereka dilaporkan lebih rendah. Namun, jika perempuan dan laki-laki memiliki tinggi yang sama, para peneliti mengatakan bahwa perempuan akan lebih berisiko mengembangkan fibrilasi atrium.

2. Mengapa tinggi badan meningkatkan risiko fibrilasi atrium?

Studi: Perempuan 50 Persen Lebih Berisiko Terkena Fibrilasi Atriumilustrasi perempuan dengan tinggi badan yang berbeda (pexels.com/Anna Shvets)

Shephal Doshi, ahli elektrofisiologi jantung dari Providence Saint John’s Health Center, Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada Healthline bahwa secara umum diketahui bahwa makin banyak jaringan jantung, makin besar organisme, dan makin besar kemungkinan fibrilasi atrium berkembang. Misalnya, sulit untuk memiliki fibrilasi atrium pada tikus, tetapi sangat umum untuk melihatnya pada kuda.

Temuan dalam penelitian ini membantu menjelaskan perbedaan gender yang terkait dengan risiko fibrilasi atrium, khususnya mempertimbangkan tinggi badan seseorang, kata Dr. Salvatore Savona, seorang ahli elektrofisiologi di The Ohio State University Wexner Medical Center, AS.

“Sebelumnya, perempuan dianggap memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan fibrilasi atrium. Namun, mengingat hasil ini dan fakta bahwa perempuan sering menderita tingkat gagal jantung dan stroke yang lebih tinggi daripada laki-laki, lebih banyak fokus harus diberikan pada identifikasi dini dan pencegahan fibrilasi atrium,” kata Savona kepada Healthline.

Sebelumnya, komunitas medis berusaha menjawab pertanyaan mengapa perempuan seolah terlindungi dari fibrilasi atrium. Sekarang, para peneliti mengatakan pertanyaannya adalah: mengapa perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan fibrilasi atrium?

Baca Juga: Atrial Flutter: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Mengenali faktor risiko fibrilasi atrium

Studi: Perempuan 50 Persen Lebih Berisiko Terkena Fibrilasi Atriumilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Makin tua usia, makin besar risiko mengembangkan fibrilasi atrium. Saat usia sudah mencapai 65 tahun, risiko akan meningkat. Selain itu, tekanan tinggi merupakan faktor risiko yang signifikan. Tekanan darah tinggi menyebabkan 1 dari 5 kasus fibrilasi atrium. Kamu juga memiliki risiko lebih tinggi terkena fibrilasi atrium jika memiliki salah satu dari kondisi berikut:

  • Kegemukan atau obesitas.
  • Diabetes tipe 2.
  • Gagal jantung.
  • Penyakit arteri koroner.
  • Penyakit jantung bawaan.
  • Penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Sleep apnea.
  • Hipertiroidisme.

Selain itu, faktor gaya hidup tertentu seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan narkoba juga dapat meningkatkan risiko.

Sementara olahraga memperkuat jantung, beberapa atlet yang berolahraga secara intens untuk jangka waktu yang lama dapat memiliki risiko fibrilasi atrium yang lebih tinggi. Dalam kasus seperti ini, mengurangi intensitas latihan biasanya membantu.

Mengutip Cleveland Clinic, diperkirakan 1 dari 3 orang dengan fibrilasi atrium tidak tahu mereka memilikinya. Itulah kenapa penting untuk mengetahui faktor risiko dan berbicara dengan dokter. Jika berisiko, kamu harus memeriksakan jantung dan nadi secara teratur sehingga dapat mendeteksi masalah lebih awal.

4. Pencegahan

Studi: Perempuan 50 Persen Lebih Berisiko Terkena Fibrilasi Atriumilustrasi olahraga rutin (unsplash.com/GRAHAM MANSFIELD)

Jika memiliki kondisi medis lain atau riwayat keluarga dengan fibrilasi atrium, kamu mungkin merasa tidak mungkin untuk mencegahnya. Memang benar bahwa beberapa faktor risiko tidak dapat diubah. Namun, empat faktor risiko utama fibrilasi atrium yang dapat diubah adalah obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan tembakau.

Inilah yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan risiko fibrilasi atrium:

  • Menerapkan pola makan yang sehat untuk jantung.
  • Lakukan olahraga aerobik ke dalam rutinitas. Cobalah setidaknya 150 menit olahraga per minggu. Pelajari target detak jantung untuk usia dan pantau detak jantung selama berolahraga. Pastikan untuk berbicara dengan dokter sebelum memulai rencana latihan apa pun.
  • Batasi konsumsi alkohol.
  • Berhenti merokok dan menggunakan produk tembakau. Mungkin sulit untuk melakukan ini sendirian. Dengan sumber daya dan dukungan yang tepat, kamu dapat mencapai tujuan ini dan membuat jantung lebih sehat.

Saat menurunkan faktor risiko ini, kamu juga akan mendapatkan manfaat lain seperti penurunan tekanan darah, kadar kolesterol, dan penurunan berat badan. Dalam hal kesehatan jantung, setiap perubahan gaya hidup yang positif memiliki efek riak. Makin banyak perubahan yang bisa kamu lakukan, makin banyak manfaat yang akan kamu nikmati dalam jangka panjang.

Baca Juga: 7 Fakta Fibrilasi Atrium, Detak Jantung Tak Teratur Penyebab Stroke

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya