Status Migrainosus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Lebih serius daripada migrain biasa

Migrain adalah jenis sakit kepala di satu sisi kepala yang cenderung menyebabkan gejala lain seperti mual dan masalah penglihatan. Sakit kepala sebelah ini bisa berlangsung selama beberapa jam hingga hari. Akan tetapi, migrain yang berlangsung lebih dari 72 jam disebut status migrainosus atau intractable migraines.

Status migrainosus lebih serius daripada migrain biasa karena gejala yang berkepanjangan, seperti muntah, dapat membuat pengidapnya mengalami dehidrasi yang berpotensi bahaya. Ini adalah serangan migrain tanpa henti yang perlu perhatian medis dan kadang perawatan di rumah sakit. Untungnya, dalam kebanyakan kasus, pilihan perawatan tersedia untuk menghentikan rasa sakit dan membantu pemulihan.

1. Apa itu status migrainosus?

Status migrainosus adalah episode migrain parah yang berlangsung lebih dari 72 jam. Seseorang mungkin mengalami gejala yang sama yang menjadi ciri khas episode migrain mereka, tetapi gejalanya mungkin lebih intens.

Ciri utama status migrainosus adalah sakit kepala dan gejala lainnya berlangsung lama. Cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi gejala, termasuk istirahat dan pengobatan, sering kali tidak berhasil, dan perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan, mengutip Medical News Today.

Sebagian episode migrain mengikuti pola yang berbeda. Ini mungkin dimulai dengan periode peringatan, yang mungkin menampilkan gangguan visual atau jenis aura lainnya. Selanjutnya, selama fase serangan episode migrain, seseorang mungkin mengalami sakit kepala sebelah dan:

  • Mual dan mungkin muntah.
  • Kelelahan.
  • Kepekaan terhadap cahaya dan kebisingan.

Saat gejala-gejala di atas membaik, orang tersebut mungkin mengalami "hangover" migrain, yang dapat berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari.

Urutan gejala dapat membantu seseorang membedakan episode migrain dari jenis sakit kepala lainnya. Dalam kasus status migrainosus, fase sakit kepala berlangsung lebih lama dari biasanya, setidaknya 72 jam atau 3 hari. 

2. Gejala

Status Migrainosus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi status migrainosus (pexels.com/Alex Green)

Mengutip The Migraine Institute, gejala yang terkait status migrainosus sama dengan gejala yang terkait dengan migrain apa pun, tetapi berlangsung lebih lama. Gejala-gejala ini termasuk:

  • Perubahan penglihatan.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Mual.
  • Muntah.

Gejala lainnya meliputi:

  • Nyeri di satu atau kedua sisi kepala: Rasa sakit biasanya sedang sampai parah dan digambarkan denyutan. Juga, rasa sakit memburuk dengan aktivitas dan mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal.
  • Perubahan penglihatan (aura): Aura biasanya terjadi sebelum migrain timbul dan dapat berlangsung dari 15 menit sampai 1 jam. Aura dapat memiliki banyak manifestasi yang berbeda, seperti pola zig-zag, bintik buta, penglihatan kabur, kehilangan penglihatan sementara, kilatan cahaya, atau penglihatan ganda (diplopia). Kadang, aura dapat memengaruhi indra dan menyebabkan telinga berdenging (tinitus) atau perubahan dalam penciuman, rasa, atau sentuhan.
  • Mual dan muntah: Ini mewakili ketidaknyamanan perut disertai hilangnya nafsu makan. Ini bisa sangat sulit untuk diobati atau ditoleransi dan menyebabkan salah satu komplikasi paling serius dari status migrainosus, yaitu dehidrasi yang bisa membahayakan.
  • Kepekaan terhadap cahaya (fotofobia) serta kepekaan terhadap suara (fonofobia): Banyak penderita migrain hanya ingin berada di ruangan yang gelap dan sunyi di tempat tinggal mereka.
  • Perubahan kesadaran: Individu dengan status migrainosus mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi, merasa bingung, sangat lelah atau mengantuk, atau kesulitan berkomunikasi.
  • Kelemahan pada salah satu bagian tubuh: Gejala ini sering disalahartikan dengan stroke, dan pencitraan medis seperti CT atau MRI dapat membedakan kedua kondisi tersebut.
  • Sensasi kesemutan di lengan, tangan atau kaki.

Selama serangan migrain, ada empat tahap migrain potensial, yakni:

  • Prodrome: Berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Ini adalah tahap awal migrain. Gejalanya termasuk sulit konsentrasi, mengidam makanan, lekas marah, mual, dan otot atau leher kaku.
  • Aura: Selama tahap aura, seseorang biasanya mengalami gangguan yang melibatkan satu atau lebih indra. Gangguan ini mungkin termasuk kehilangan penglihatan sementara atau mati rasa di wajah, lengan, atau kaki.
  • Serangan migrain: Juga disebut sebagai fase sakit kepala, serangan migrain menyebabkan nyeri berdenyut atau berdenyut di satu sisi kepala. Rasa sakit ini pada akhirnya dapat memengaruhi kedua sisi kepala juga.
  • Postdrome: Tahap ini umumnya menghasilkan perasaan seperti hangover. Pada saat ini, seseorang mungkin mengalami nyeri tubuh, kebingungan dan kelelahan, di antara gejala fisik lainnya.

Seseorang mungkin mengalami satu atau lebih dari tahap migrain yang disebutkan di atas. Selain itu, setiap tahap dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan durasinya.

3. Penyebab

Dirangkum dari American Migraine Foundation dan Verywell Health, status migrainosus adalah serangan migrain yang berputar di luar kendali dan menjadi sulit untuk diobati. Alasan mengapa serangan individu migrain berkembang menjadi status migrainosus ini belum diketahui secara pasti.

Satu atau beberapa pemicu dapat menyebabkan serangan migrain berkembang menjadi status migrainosus. Ini termasuk:

  • Perubahan obat, terutama perawatan hormon seperti pil KB, terapi hormon untuk menopause, atau antidepresan.
  • Terlalu sering menggunakan obat-obatan untuk mengobati sakit kepala akut dan migrain (sakit kepala rebound).
  • Perubahan cuaca.
  • Melewatkan makan.
  • Kurang tidur.
  • Stres.
  • Dehidrasi.

Cara terbaik untuk mengurangi kemungkinan serangan migrain berkembang menjadi status migrainosus adalah dengan memulai pengobatan pada tanda-tanda pertama serangan.

Mengenali gejala fase prodromal dapat membantu mengingatkan kamu untuk mengambil perawatan akut yang ditentukan. Makin awal serangan ditangani, makin besar serangan dihentikan atau mencegahnya menjadi parah atau berlangsung intens dalam waktu lama.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa serangan migrain bisa terjadi secara spontan, yang artinya masih dapat menyerang meskipun telah mengikuti perawatan dan pengelolaan yang cermat.

Baca Juga: 10 Penyebab Umum Migrain dan Cara Menanganinya

4. Diagnosis

Status Migrainosus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Untuk mendiagnosis seseorang dengan status migrainosus, dokter akan memeriksa diagnosis pasien sebelumnya, riwayat kesehatan, dan gejala untuk mengesampingkan kemungkinan jenis sakit kepala lainnya, seperti:

  • Hemicrania continua (hemicrania berarti satu sisi kepala dan continua berarti terus-menerus).
  • Sakit kepala persisten baru setiap hari.
  • Sakit kepala pasca trauma.
  • Penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan.

Dokter juga akan memeriksa gejala tanda peringatan untuk memastikan pasien tidak mengalami kondisi yang lebih serius daripada migrain, seperti stroke. Beberapa tanda yang akan dicari oleh dokter dapat meliputi:

  • Perubahan penglihatan mendadak atau penglihatan ganda.
  • Mati rasa atau kelemahan tiba-tiba.
  • Perubahan ucapan.

Setelah diagnosis dikonfirmasi, dokter dapat merencanakan perawatan.

5. Pengobatan

Orang dengan status migrainosus biasanya tidak dapat membaik dengan obat migrain biasa mereka. Untuk itu, orang dengan kondisi ini sering mendapat perawatan di ruang gawat darurat. Perawatannya mungkin termasuk:

  • Pemberian cairan intravena.
  • Obat-obatan untuk mengontrol mual dan muntah, seperti prochlorperazine.
  • Triptan, terutama sumatriptan subkutan atau dihydroergotamine (DHE), diikuti oleh obat antiinflamasi nonsteroid intravena, seperti ketorolac.
  • Golongan obat yang disebut antagonis reseptor dopamin (penghambat dopamin). Ini termasuk obat-obatan seperti metoclopramide, fluphenazine, dan chlorpromazine hydrochloride, yang telah terbukti sangat efektif dalam mengobati status migrainosus.
  • Steroid seperti dexamethasone. Studi skala kecil menunjukkan bahwa 80 persen pasien dengan status ​migrainosus melaporkan nyeri mereda secara signifikan ketika mereka mengonsumsi dexamethasone dua kali sehari selama empat hari (Neurology, 2016).
  • Natrium valproat intravena, yang merupakan antikejang.
  • Ergotamine seperti DHE.

6. Pencegahan

Status Migrainosus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi minum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Beberapa obat dapat membantu mencegah migrain jika diminum secara rutin. Sebagaimana mengutip Healthline, bahkan jika mengalami sakit kepala, kemungkinannya tidak terlalu parah dan lebih pendek jika menggunakan salah satu dari obat-obatan ini:

  • Antidepresan seperti amitriptyline.
  • Anti kejang seperti topiramate atau valproate.
  • Obat tekanan darah seperti metoprolol tartrate, propranolol, timolol, dan verapamil.
  • Antagonis CGRP seperti erenumab.

Untuk mencegah status migrainosus, hindari pemicunya. Tips di bawah ini bisa dipraktikkan:

  • Makan dalam porsi kecil sepanjang hari agar tidak merasa lapar.
  • Minum air putih delapan gelas atau lebih per hari untuk mencegah dehidrasi.
  • Jika tidak bisa tidur pada malam hari, cobalah teknik sleep-hygiene. Jaga agar kamar tidur sejuk, tenang, dan gelap. Tidurlah pada waktu yang sama setiap malam.
  • Lakukan sesuatu yang menenangkan sebelum tidur, misalnya mandi air hangat atau membaca buku. Jika masih tidak bisa tidur, tanyakan kepada dokter tentang penggunaan obat tidur.
  • Cobalah teknik untuk menghilangkan stres seperti pernapasan dalam atau meditasi.
  • Minum obat pereda nyeri migrain hanya saat membutuhkannya. Jangan menggunakannya secara berlebihan.

Status migrainosus bisa menakutkan dan menyakitkan. Memahami penyebabnya dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah pemicu dapat membantu meredakan kecemasan dan menghindari serangan. Juga, rencana perawatan khusus dapat membantu mencegah episode atau mengurangi tingkat keparahannya.

Setelah mengalami status migrainosus, kamu mungkin ingin mempertimbangkan untuk menemui ahli saraf yang berspesialisasi dalam migrain untuk penilaian dan nasihat medis lebih lanjut.

Baca Juga: Bisa Menyebabkan Kelumpuhan, Kenali Fakta seputar Migrain Hemiplegia 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya