5 Fakta tentang Sindrom Jacob, Sebuah Kelainan yang Sangat Langka

Tidak semua pengidap sindrom ini berprilaku agresif

Salah satu kondisi kejiwaan atau psikologis yang memiliki dampak buruk terhadap interaksi sosial adalah sindrom Jacob. Apa itu sindrom Jacob? Menurut healthline.com, sindrom Jacob adalah sebuah kelainan kromosom pada manusia, terutama pria.

Jika normalnya manusia memiliki 46 kromosom setiap selnya, maka pengidap sindrom Jacob memiliki 47 kromosom. Laki-laki normal memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY), sedangkan penderita sindrom Jacob memiliki satu tambahan kromosom menjadi XYY.

Nah, mari mengenal tentang sindrom Jacob ini lebih jauh. Ini dia kelima fakta tentang sindrom Jacob.

1. Merupakan kelainan langka

5 Fakta tentang Sindrom Jacob, Sebuah Kelainan yang Sangat LangkaUnsplash/Gift Habeshaw

Seperti dikutip dari laman rarediseases.org, sindrom Jacob termasuk sindrom atau kelainan yang langka. Penambahan satu kromosom pada laki-laki menjadi kromosom XYY merupakan kasus langka yang sangat jarang terjadi.

Sebagian kasus yang terjadi disebabkan oleh kesalahan pembelahan sel sperma sebelum terjadinya pembuahan. Dan uniknya, seharusnya kesalahan pembelahan sel sperma ini tidak terjadi dalam pembuahan, secara default sel yang gagal harusnya akan mati. Penyebab kegagalan pembelahan inilah yang sampai saat ini masih belum diketahui.

2. Jumlah kromosom manusia ditemukan oleh ilmuwan kelahiran Indonesia

5 Fakta tentang Sindrom Jacob, Sebuah Kelainan yang Sangat Langkabaltyra.com

Kamu pasti baru tahu kan kalau jumlah kromosom manusia itu ditemukan oleh ilmuwan kelahiran Indonesia? Yup, dia adalah Joe Hin Tjio, seorang ilmuwan genetika kelahiran Indonesia yang menemukan bahwa jumlah kromosom manusia adalah 23 pasang atau 46 setiap selnya. Penemuan ini ia publikasikan pada 1955 silam.

Putra bangsa kelahiran Pekalongan ini mematahkan hipotesa sebelumnya, yang menganggap bahwa kromosom manusia sebanyak 48 setiap selnya. Dan penemuan Joe Hin Tjio ini merupakan tonggak sejarah ilmu genetika, yang juga berhasil menyingkap misteri para pengidap sindrom Jacob.

Seperti diberitakan dalam britannica.com, ilmuwan keturunan Tionghoa ini lahir pada 2 November 1919 di Pekalongan, Indonesia (kala itu Hindia Belanda) dan meninggal pada 27 November 2001 di Gaithersburg, Amerika Serikat.

3. Gejala sindrom Jacob bisa saja cenderung ke arah negatif

5 Fakta tentang Sindrom Jacob, Sebuah Kelainan yang Sangat Langkaspyuganda.com

Secara fisik ciri-ciri pengidap sindrom Jacob sebetulnya tidak dapat dibedakan secara kasat mata dengan orang-orang normal lainnya. Jika ada perbedaan mencolok mungkin pada tinggi badan, dimana penderita sindrom Jacob memiliki postur tubuh lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal pada umumnya.

Namun akan sangat berbeda jika membedakan mental, dimana pengidap sindrom ini memiliki mental yang sedikit agresif dan cenderung bertindak melawan hukum. Melansir omicsonline.org, bahwa sebetulnya tidak semua pria berkromosom XYY berprilaku agresif, namun penyimpangan karakter bisa saja terjadi, dan itu cenderung negatif.

Baca Juga: 5 Fakta Skizofrenia, Gangguan Mental yang Sulit Bedakan Kenyataan

4. Diagnosa dini dapat memberikan perawatan yang efektif bagi anak penderita sindrom Jacob

5 Fakta tentang Sindrom Jacob, Sebuah Kelainan yang Sangat LangkaUnsplash/Anna Samoylova

Seperti ditulis dalam laman kidshealth.org, bahwa sebetulnya sindrom Jacob dapat didiagnosa sedini mungkin. Sebelum lahir, dokter akan melakukan analisa kromosom yang bisa diambil dari sampel jaringan plasenta dan darah dari ibu.

Diagnosa awal ini dapat membantu dokter untuk menentukan langkah-langkah medis yang tepat supaya perkembangan anak tidak menjadi agresif. Penelitian juga membuktikan bahwa intervensi dan diagnosa dini ternyata dapat memberikan perawatan yang efektif di kemudian hari.

5. Orangtua sebaiknya tidak khawatir berlebihan

5 Fakta tentang Sindrom Jacob, Sebuah Kelainan yang Sangat LangkaUnsplash/Oleg Sergeichik

Jika memang anak laki-laki yang dilahirkan mengidap sindrom Jacob, sebaiknya orangtua tidak khawatir berlebihan. Ingat bahwa ikatan batin dan psikologis antara orangtua (terutama ibu) dan anaknya merupakan salah satu jalan untuk terapi agar anak pengidap sindrom Jacob tidak tumbuh menjadi pria agresif di kemudian hari.

Diagnosa dini dan perawatan yang tepat dapat membuat anak-anak dengan sindrom Jacob hidup layak dan normal di tengah masyarakat. Diharapkan peran orangtua yang intens dapat menekan karakter agresif anak pengidap sindrom langka ini.

Itulah beberapa fakta tentang sindrom Jacob, ternyata tidak semua pengidap sindrom ini suka bertindak kriminal, bukan? Semoga artikel kali ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kamu, ya!

Baca Juga: 4 Alasan Laki-laki Sulit Dapat Perawatan Gangguan Mental Menurut Ahli

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya