Psikopat Vs Sosiopat, Ini 5 Fakta Sains untuk Mengetahui Perbedaannya

Meskipun mirip, keduanya sangat berbeda

Mental merupakan salah satu properti penting yang dimiliki oleh manusia secara individu. Sama seperti fisik, mental juga harus dalam keadaan sehat dan sadar agar kualitas kehidupan seseorang tidak terganggu. Persoalannya, ada banyak kasus-kasus kejatuhan dan penyakit mental yang kerap diremehkan dan dipandang sebelah mata, sama seperti psikopat dan sosiopat yang akan dibahas kali ini.

Keduanya sangat erat hubungannya dengan properti mental manusia. Nah, kira-kira apa perbedaan mendasar keduanya di mata sains dan medis? Inilah lima fakta ilmiah tentang psikopat dan sosiopat yang harus kamu ketahui. Yuk, disimak!

1. Psikopat dan sosiopat merupakan masalah mental dengan penyebab yang berbeda

Psikopat Vs Sosiopat, Ini 5 Fakta Sains untuk Mengetahui PerbedaannyaUnsplash/Hermes Rivera

Psikopat dan sosiopat merupakan kelainan dan penyakit mental yang berdampak buruk bagi penderitanya dan juga bagi orang lain. Kasus keduanya juga sering dihubungkan dengan tindakan-tindakan ekstrem yang mengarah pada antisocial personality disorders atau ASPD. Meskipun sama-sama menjadi persoalan mental yang negatif, ternyata keduanya berbeda.

Laman Psych Central mencatat bahwa psikopat cenderung bersifat genetik atau bawaan sejak lahir. Sementara, sosiopat merupakan kelainan mental yang bisa terjadi akibat pengaruh lingkungan. Secara klinis, bisa saja penderita psikopat memiliki cacat atau bentuk fisiologis otak yang berbeda dengan manusia normal pada umumnya.

Penelitian dan studi membuktikan bahwa psikopat memiliki komponen otak yang kurang berkembang di bagian regulasi emosi dan kontrol impuls. Di satu sisi, ilmuwan dan ahli kejiwaan menganggap bahwa sosiopat dihasilkan dari kondisi lingkungan yang negatif, seperti didikan keras atau salah di masa kecil, perundungan, penindasan, dan pelecehan fisik serta emosional.

Nah, di sini kita dapat mengetahui bahwa meskipun psikopat dan sosiopat sama-sama cenderung negatif dan merugikan, namun keduanya timbul dari akar masalah yang sangat berbeda.

2. Psikopat lebih sulit untuk dideteksi

Psikopat Vs Sosiopat, Ini 5 Fakta Sains untuk Mengetahui Perbedaannyadreamhumanity.com

Ya, psikopat memang lebih sulit untuk dideteksi dan diketahui oleh orang awam. Pasalnya, mereka sangat pandai dalam bergaul. Bahkan, tak jarang mereka memiliki kecerdasan di atas rata-rata orang pada umumnya. Belum lagi ditambah dengan kemampuan mereka yang sangat manipulatif, hal itu membuat siapa pun akan kagum dan terkesima dengan karakter "topeng" yang mereka bawakan.

Sementara, sosiopat bukanlah orang yang mudah bergaul. Mereka yang sosiopat akan menarik diri dari lingkungan dan itu akan ditunjukkan secara ekstrem dan terang-terangan. Verywell Mind dalam lamannya menulis bahwa sosiopat tidak bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan normal dan bahkan sangat sulit untuk membentuk sebuah keluarga normal.

Orang awam akan dengan mudah mendeteksi bahwa seseorang merupakan sosiopat karena memang ia ada kecenderungan antisosial dan menarik diri dari lingkungan secara ekstrem. Di lain sisi, hampir semua orang tidak akan dapat menyadari dan mendeteksi seorang psikopat karena psikopat dapat memanipulasi kehidupannya secara normal.

Baca Juga: Tanda-tanda Anak yang Cenderung Jadi Psikopat, Orangtua Wajib Tahu!

3. Mana yang lebih berbahaya dari keduanya?

Psikopat Vs Sosiopat, Ini 5 Fakta Sains untuk Mengetahui Perbedaannyadomain.com.au

Keduanya merupakan kelainan mental yang sama-sama berbahaya bagi penderita dan bagi orang lain di sekitarnya. Namun, psikopat masih harus lebih diwaspadai. Pasalnya, perilaku dan pergaulan sosialnya sangat manipulatif sehingga tak akan ada banyak orang tahu bahwa yang mereka hadapi adalah seorang psikopat.

Bahkan, psikopat akan menganggap orang lain hanya sebagai objek hiburan, seperti dicatat dalam laman Psychology Today. Biasanya, psikopat merupakan predator yang cenderung agresif dan hilang empati. Namun, sayangnya, dengan segala kemampuan dan kecerdikannya, orang psikopat kerap mampu menyembunyikan watak aslinya.

Hal tersebut tak bisa dilepaskan dari perbedaan mendasar di antara keduanya. Di saat sosiopat tidak mendapat tempat di tengah masyarakat karena ia dianggap gila dan menyimpang, namun di sisi lain, psikopat sering mendapatkan posisi terhormat di tengah masyarakat karena memang mereka biasanya cerdas, mapan, dan mampu bergaul dengan baik.

4. Cara mengetahui anak-anak yang psikopat dan sosiopat

Psikopat Vs Sosiopat, Ini 5 Fakta Sains untuk Mengetahui Perbedaannyamoriareviews.com/Film The Omen

Laman Verywell Family menulis bahwa anak-anak yang tidak memiliki perasaan seperti empati dan rasa saling peduli mungkin ada sedikit bagian dirinya yang mengarah pada perilaku psikopat. Jika di masa remajanya dihabiskan dengan tindakan-tindakan antisosial yang agresif dan sering melanggar hak-hak orang lain secara terus-menerus, di masa dewasa kelak, tak menutup kemungkinan ia menjadi seorang psikopat.

Psikopat juga cenderung dibawa oleh faktor bawaan genetik sehingga penting bagi orangtua untuk mengarahkan anak-anaknya kepada hal-hal yang positif. Jika anak-anak tadi mendapatkan kekerasan dan intimidasi di masa kecilnya, hal ini justru akan menyebabkan bom waktu di masa depan. Bisa-bisa anak akan menjadi psikopat sekaligus sosiopat.

Dengan mengetahui kesehatan dan masalah mental pada anak, diharapkan bisa diperoleh solusi terbaik untuk mengatasi kelainan mental yang diidap. Bisa saja ini membutuhkan terapi dan obat-obatan medis oleh ahli dan dokter kesehatan jiwa.

5. Apakah keduanya dapat disembuhkan?

Psikopat Vs Sosiopat, Ini 5 Fakta Sains untuk Mengetahui PerbedaannyaUnsplash/Alex Mihai

Pada dasarnya, psikopat dan sosiopat sangat sulit untuk disembuhkan. Bahkan, beberapa kalangan dengan tegas menyatakan bahwa psikopat yang bersifat sejati tidak akan bisa untuk disembuhkan, seperti dicatat dalam jurnal sains yang diterbitkan oleh Yale University. Faktanya, memang tidak ada obat yang dapat menciptakan empati. Lagi pula, tak ada obat yang dapat mencegah seseorang menjadi pembunuh berdarah dingin.

Namun, hal tersebut bukan berarti jalan buntu. Pada kasus-kasus tertentu, psikopat dan sosiopat masih dapat ditekan dan bahkan penderita dibuat tidak merugikan orang lain. Pengobatan dan terapi secara medis mungkin merupakan jalan satu-satunya untuk menekan dan sedikit "menormalkan" kondisi mental dari penderita.

Untuk penderita psikopat sejati, kondisi ini memang tidak bisa disembuhkan. Jika ia sudah mulai bertindak agresif dan merugikan lingkungan sekitar, menyerahkan penderita ke rumah sakit khusus kejiwaan (RSJ) adalah salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan. Beberapa terapi dalam rehabilitasi medis terbukti dapat menekan mental psikopat supaya tidak agresif meskipun itu tidak menyembuhkan.

Itulah beberapa fakta sains mengenai psikopat dan sosiopat yang wajib kamu ketahui. Ternyata, meskipun sama-sama berbahaya, keduanya sangat berbeda, ya!

Baca Juga: 5 Penyebab Utama Seorang Anak Dapat Menjadi Psikopat, Apa Saja?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya