3 Perbedaan Utama Depresi dan Anxiety yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?

Namun, keduanya masih saling berkaitan

Depresi dan anxiety merupakan dua kondisi mental yang cukup banyak dialami oleh penduduk dunia. Menurut laman Forbes, data statistik kesehatan dunia menunjukkan jika hingga saat ini, gejala depresi tumbuh dari 193 juta menjadi 246 juta jiwa di seluruh dunia. Adapun, penderita anxiety tumbuh dari 298 juta menjadi 374 juta jiwa di seluruh dunia.

Angka di atas merupakan data yang tercatat secara resmi. Para ahli sepakat bahwa di luar sana masih banyak penderita depresi dan anxiety yang tidak tercatat secara resmi. Nah, bicara soal depresi dan anxiety, ternyata masih banyak yang menyamakan keduanya. Padahal, kedua kondisi tersebut bisa dibedakan dan cara mengatasinya pun juga belum tentu sama.

Nah, inilah beberapa perbedaan antara depresi dan anxiety yang wajib kamu ketahui. Yuk, simak sampai tuntas artikelnya!

1. Kondisi penderita

3 Perbedaan Utama Depresi dan Anxiety yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?ilustrasi serangan panik yang dialami penderita anxiety (unsplash.com/Joice Kelly)

Dilansir Medical News Today, perbedaan mendasar antara depresi dan anxiety bisa dilihat dari kondisi penderitanya. Beberapa kondisi depresi yang umum:

  • kehilangan minat dan gairah dalam jangka waktu lama;
  • perasaan dan pikiran yang selalu negatif, biasanya bisa mengarah pada tindakan menyakiti diri sendiri;
  • hampa, kesepian, rasa bersalah, tidak berharga, dan kesedihan intens, merupakan kondisi yang nyaris selalu dialami penderita depresi;
  • suasana hati yang sangat rendah dan kurangnya energi untuk melakukan aktivitas harian;
  • merasa terlalu sakit dan berat untuk menghadapi hidup sehingga memiliki niat bunuh diri (tidak semua melakukannya).

Lalu, kondisi yang sering dialami oleh mereka yang menderita anxiety:

  • mudah stres dan tertekan dengan kondisi tertentu;
  • panik berlebihan hingga menyebabkan GERD (penyakit asam lambung) meningkat;
  • tidak mampu mengontrol diri terhadap kecemasan atau ketakutan yang tengah dihadapi;
  • dalam beberapa kasus, fobia dan rasa takut yang sangat dalam bisa terjadi secara mendadak ketika sumber ketakutan tersebut muncul, baik secara fisik maupun di alam pikiran.

Beberapa kumpulan kondisi di atas memang berbeda sehingga butuh penanganan yang berbeda pula. Akan tetapi, tak menutup kemungkinan penderita anxiety akan masuk ke dalam kondisi depresi akibat menarik diri dari lingkungan sosial. Umumnya, penderita anxiety memang cenderung menghindari sesuatu yang berpotensi membuatnya stres atau panik.

Baca Juga: 7 Penyebab Depresi Kambuh yang Perlu Diperhatikan

2. Dalam tahap tertentu, kecemasan lebih umum dialami oleh banyak orang

3 Perbedaan Utama Depresi dan Anxiety yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?ilustrasi merasakan takut dan cemas (unsplash.com/Doğukan Şahin)

Data menunjukkan bahwa penderita anxiety jumlahnya lebih banyak ketimbang mereka yang mengalami depresi. Hal ini berkorelasi dengan kenyataan bahwa anxiety atau kecemasan bisa dialami siapa saja dan hal ini masih menjadi kondisi yang umum terjadi di dunia.

Laman National Health Service menyatakan bahwa setiap orang sebetulnya memiliki perasaan cemas, khawatir, dan takut di sebagian hidupnya. Dalam tahap normal, kondisi ini merupakan hal yang wajar akibat reaksi tubuh terhadap kondisi di luar diri. Namun, ketika hal ini terjadi secara intens dan tak terkendali, bisa jadi itu gejala anxiety.

Di sisi lain, depresi secara klinis memiliki batasan yang cukup tegas. Data statistik menunjukkan fakta bahwa jumlah penderita depresi di dunia cukup banyak, tapi tidak semasif jumlah penderita anxiety. Jadi, untuk menegakkan diagnosis kedua kondisi ini, dibutuhkan penilaian dari dokter, psikolog, dan ahli kejiwaan.

3. Penyebab berbeda, tapi memiliki dampak yang sama

3 Perbedaan Utama Depresi dan Anxiety yang Wajib Kamu Tahu, Apa Saja?ilustrasi konseling (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)

Ada beberapa penyebab yang sama dan dianggap sebagai pemicu depresi dan anxiety, misalnya trauma masa lalu, seperti dijelaskan dalam laman Mind. Namun, secara umum, kondisi anxiety lebih disebabkan pada hal-hal yang sifatnya eksternal, seperti:

  • perubahan lingkungan yang menyebabkan ketidakpastian;
  • tekanan dalam dunia pendidikan dan pekerjaan;
  • jam kerja yang melelahkan;
  • masalah keuangan, pergaulan, dan hubungan sosial;
  • tidak adanya kepastian mengenai tempat tinggal;
  • bencana alam;
  • lingkungan sosial yang penuh dengan perundungan.

Nah, di sisi lain, depresi tidak disebabkan oleh penyebab tunggal. Layanan Kesehatan Nasional Inggris menjelaskan bahwa kasus depresi terjadi akibat berbagai faktor yang saling terkait dan menumpuk di sepanjang hidup seseorang. Bahkan, ada beberapa kasus di mana penderita tidak memahami apa yang menjadi pencetus depresinya.

Namun, kedua kondisi ini rupanya saling berkesinambungan. Ketika rasa cemas dibiarkan begitu saja dan selalu menumpuk dari waktu ke waktu, itu akan menjadi tahap depresi. Jadi, depresi tidak hanya disebabkan oleh beban hidup, kondisi medis, stres berat, rasa bersalah, dan keputusasaan saja, melainkan juga kecemasan berlebih dalam menghadapi sesuatu.

Sudah kita ketahui bahwa depresi dan anxiety merupakan dua hal berbeda, tapi saling berkaitan satu sama lain. Jika mental dan perasaanmu selalu negatif, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter atau psikolog. Sayangi mentalmu sendiri demi kualitas hidup yang lebih baik, oke!

Baca Juga: 3 Cara Meredakan Anxiety yang Mendadak Kambuh, Kamu Pasti Bisa!

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya