Tembus 1 Juta Pasien, 5 Fakta tentang Keragaman Mutasi Virus Corona

Bahkan ada 40 jenis mutasi virus corona

Melansir data terbaru dari Worldometer, jumlah kasus penambahan COVID-19 semakin masif. Terhitung pada 3 April 2020 jumlah pasien kasus COVID-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari satu juta orang, dengan kematian lebih dari 53 ribu orang.

Peningkatan kasus penularan secara masif dari hari ke hari telah membuat banyak kalangan dan ahli virus dunia khawatir. Apalagi ditemukan fakta bahwa virus corona selama ini telah bermutasi dengan sangat cepat tanpa disadari.

Inilah lima fakta ilmiah tentang keragaman mutasi virus corona yang harus kamu ketahui. Disimak, ya!

1. Setidaknya ada 40 jenis mutasi yang terdeteksi pada virus corona

Tembus 1 Juta Pasien, 5 Fakta tentang Keragaman Mutasi Virus Coronathailandmedical.news

Seperti diberitakan International Business Times, ilmuwan dan ahli virus dunia telah menemukan bahwa setidaknya virus corona telah bermutasi menjadi 40 jenis mutasi. Jumlah yang sangat banyak dan bervariasi ini cukup mengejutkan dunia, mengingat rentang kasus COVID-19 masih cukup pendek.

Bahkan ada banyak ditemukan kasus di mana pasien terinfeksi dengan lebih dari satu jenis mutasi virus corona. Beberapa pasien telah dikonfirmasi membawa dua varian virus corona yang berbeda.

Penelitian dan studi yang dilakukan di Islandia ini juga menyimpulkan bahwa mutasi yang terjadi pada virus corona dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi medis yang berbeda, misalnya gejala.

Pada studi terbaru, didapatkan bahwa gejala-gejala akibat mutasi virus corona dapat berbeda dengan gejala lama. Gejala baru tersebut adalah diare, mual, muntah, dan nyeri tenggorokan. Gejala-gejala ini bisa terlihat samar jika dalam tubuh pasien terdapat dua jenis atau lebih varian mutasi virus.

2. Seberapa cepat virus corona bermutasi?

Tembus 1 Juta Pasien, 5 Fakta tentang Keragaman Mutasi Virus Coronaapnews.com

Seperti sifat virus pada umumnya, corona juga terus bermutasi dan melakukan perubahan-perubahan pada genomnya. Pertanyaannya, seberapa cepat virus corona dapat bermutasi? Awalnya para ahli memiliki prediksi bahwa SARS-CoV-2 telah bermutasi menjadi strain yang tidak agresif, namun ternyata prediksi tersebut keliru.

Live Science dalam lamannya menjelaskan bahwa virus corona dapat bermutasi dengan cukup cepat, di luar prediksi dan perkiraan para ahli virus dunia. Faktanya, sekitar 70 persen dari sampel virus yang diteliti, kebanyakan di antaranya adalah tipe virus corona yang memiliki strain L, artinya strain agresif.

Sedangkan jenis strain S yang merupakan jenis corona lama, merupakan jenis strain yang normal dan tidak agresif. Meskipun belum disetujui oleh seluruh ilmuwan virus di dunia--faktanya--tingkat fatalitas dari COVID-19 juga semakin meningkat, meskipun tidak signifikan.

Para ahli percaya bahwa strain L merupakan strain yang bertanggung jawab dalam kematian banyak pasien. Ini berarti tugas ilmuwan dalam menciptakan formulasi antigen vaksin juga akan semakin berat.

3. Sampai saat ini virus corona masih memiliki tahap dasar duplikasi yang sama dengan virus lain pada umumnya

Tembus 1 Juta Pasien, 5 Fakta tentang Keragaman Mutasi Virus Coronaaa.com.tr

Virus hanya dapat menduplikasi dirinya di dalam sel hidup yang sehat (berkembang biak bukan kata yang tepat bagi virus). Dan para ahli sepakat bahwa ada enam tahap dasar replikasi atau duplikasi yang terjadi pada virus, seperti dicatat dalam laman sains Immunology.

Enam tahapan dasar tersebut adalah:

  1. Pendekatan, di mana virus yang tidak aktif (mengkristal) akan terbawa pada objek bergerak dan mulai "berkenalan" dengan sel inang yang hidup.
  2. Penetrasi, proses di mana ada bagian protein virus yang melakukan pelekatan pada reseptor (molekul terluar pada sel inang).
  3. Uncoating, proses di mana virus mulai menghilangkan lapisan kristal terluarnya, dan menampakkan tanda-tanda aktif karena bersentuhan dengan sel hidup.
  4. Replikasi, proses di mana setelah genom virus dilepas, virus memulai tahap dalam menduplikasi dirinya di dalam sel inang. Biasanya pada tahap ini, imun dari inang tersebut akan melawan dan akan menampakkan gejala-gejala khusus.
  5. Perakitan, setelah virus menduplikasi dirinya, ia merakit beberapa bagian senyawa virus untuk di sebar ke sel-sel lainnya.
  6. Pelepasan, proses di mana virus telah terbentuk dan terlepas secara sempurna dalam suatu inang. Biasanya inang akan sakit dan sembuh, atau sakit dan akhirnya mati.

Sama seperti virus pada umumnya, virus corona juga memiliki enam tahapan dasar tersebut dalam menginfeksi tubuh manusia. Tubuh manusia dianggap sebagai inang hidup yang sangat cocok bagi tempat tinggal virus corona.

Baca Juga: Gejala Virus Corona Tanda-tanda Terjangkit Corona dan Cara Pencegahan

4. Ada banyak jenis virus corona

Tembus 1 Juta Pasien, 5 Fakta tentang Keragaman Mutasi Virus Coronaaapsonline.org

Selama ini, banyak orang awam yang beranggapan bahwa virus corona adalah virus yang hanya menyebabkan COVID-19, padahal virus corona memiliki banyak jenis dan varian. Ada puluhan jenis mutasi dalam virus corona, dan hanya sekitar tujuh yang baru dapat diidentifikasi secara jelas, seperti dilansir dalam CDC.

Sejak teridentifikasi pada pertengahan 1960-an, setidaknya ada tujuh jenis atau golongan besar virus corona yang baru dapat dianalisa saat ini, yakni:

  • 229E (virus corona alfa)
  • NL63 (virus corona alfa)
  • OC43 (virus corona beta)
  • HKU1 (virus corona beta)
  • MERS-CoV (virus corona beta yang menginfeksi Timur Tengah atau terkenal dengan sebutan wabah MERS)
  • SARS-CoV (virus corona yang menyebabkan sindrom pernapasan akut atau terkenal dengan sebutan wabah SARS)
  • SARS-CoV-2 (virus corona baru yang dihasilkan dari mutasi virus corona sebelumnya, yang dikenal dengan wabah COVID-19)

Pada dasarnya virus corona biasa tidak berbahaya dan sudah banyak menginfeksi manusia di dunia tanpa disadari. Virus corona yang lazim menginfeksi manusia di dunia adalah 229E, NL63, OC43, dan HKU1.

Sedangkan untuk virus corona MERS, SARS, dan SARS-Cov-2 diklaim jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan virus corona biasa. Virus corona baru ini dapat bermutasi dengan cepat dan mengakibatkan kematian bagi penderitanya.

5. Belajar dari kasus Flu Spanyol 1918

Tembus 1 Juta Pasien, 5 Fakta tentang Keragaman Mutasi Virus Coronalivescience.com

Pada 1918 silam dunia pernah mengalami pandemi global yang sangat masif, yakni wabah Flu Spanyol. Mirip dengan COVID-19, awalnya Flu Spanyol juga agak diremehkan oleh dunia karena memiliki tingkat fatalitas yang rendah.

Faktanya, anggapan dunia tentang Flu Spanyol benar-benar keliru. Penyebaran Flu Spanyol ternyata diluar prediksi, dan terjadi sangat cepat dan masif. Ada sekitar 500 juta orang terinfeksi di seluruh dunia, dan lebih dari 50 juta orang tewas akibat pandemi tersebut.

Kendala yang sama yang terjadi saat itu dengan saat ini adalah faktor vaksin. Ya, pada 1918 belum ditemukan vaksin flu sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan oleh dokter dan pemerintah. Hingga detik ini, COVID-19 juga masih belum ditemukan vaksinnya, dan fakta bahwa pembuatan vaksin membutuhkan waktu hingga 10 tahun seolah membuat tugas para ilmuwan dan tenaga medis menjadi berkali lipat lebih berat.

Dunia tetap harus optimis dalam menghadapi pendemi global ini. Jika memang vaksin masih belum dapat diciptakan, maka kesadaran manusia harus ditegakkan. Pembatasan kontak dan pembatasan kegiatan sosial menjadi salah satu solusi yang dianggap mampu menekan penyebaran virus corona.

Itulah lima fakta ilmiah terkait dengan keragaman mutasi yang terjadi pada virus corona. Semoga wabah atau pandemi global ini dapat diatasi dengan baik, ya!

Baca Juga: Seperti Apa Virus Corona pada Anjing?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya