Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Itu Subvarian XBB?

Tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, ya

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus bernama severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2. Berdasarkan laman Satuan Tugas Penanganan COVID-19, virus SARS-CoV-2 telah menyebar di 234 negara. Hingga kini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih belum mencabut status pandemi COVID-19.

Virus penyebab COVID-19 masih bermutasi sehingga menghasilkan berbagai varian baru, termasuk XBB. Varian tersebut menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Singapura. Baru-baru ini, varian XBB dikabarkan sudah terdeteksi di Indonesia. Lantas, apa itu subvarian XBB? Berikut penjelasannya!

1. Subvarian Omicron XBB terdeteksi di Indonesia

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Itu Subvarian XBB?ilustrasi virus penyebab COVID-19 (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa kasus COVID-19 di Singapura mengalami kenaikan menjadi 6.000 per hari karena adanya varian baru, yaitu XBB. Varian baru tersebut juga sudah masuk di Indonesia. Hal tersebut disampaikan dalam kesempatan Capaian Kinerja Pemerintah Tahun 2022 yang disiarkan dalam kanal Youtube FMB9ID_ IKP.

Hal senada juga dijelaskan dalam laman Kemenkes yang menyebutkan bahwa varian XBB menyebabkan kenaikan kasus COVID-19 di Singapura dan diiringi dengan peningkatan angka perawatan di rumah sakit.

Sementara itu, di Indonesia, subvarian Omicron XBB terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kasus pertama tersebut merupakan transmisi lokal.

2. Subvarian Omicron XBB menjadi varian dominan di Singapura

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Itu Subvarian XBB?ilustrasi tes PCR (pexels.com/visionart.av)

Dilansir laman Ministry of Health (MOH) Singapore, kemungkinan Singapura akan menghadapi gelombang baru COVID-19. Dalam sebulan terakhir, kasus COVID-19 mengalami peningkatan, terutama disebabkan oleh subvarian Omicron XBB.

Saat ini, XBB telah menjadi subvarian dominan di Singapura. Subvarian XBB mengalami peningkatan dari 22 persen menjadi 54 persen dari total kasus dalam satu minggu sejak tanggal 3 sampai 9 Oktober di Singapura.

Sementara itu, subvarian yang sebelumnya dominan, yaitu BA.5, diperkirakan menyumbang 21 persen dari total kasus, sedangkan subvarian BA.2.75 diperkirakan menyumbang 24 persen dari total kasus.

Baca Juga: XBB, Subvarian Terbaru COVID-19 yang Menyebar Cepat

3. Subvarian Omicron XBB sudah terdeteksi di 24 negara

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Itu Subvarian XBB?ilustrasi memakai masker (freepik.com/Freepik)

Mengutip penjelasan Kemenkes, subvarian XBB telah terdeteksi di 24 negara, termasuk Indonesia. Beberapa negara lain yang sudah mendeteksi adanya subvarian tersebut antara lain Australia, Bangladesh, Denmark, Jepang, dan Amerika Serikat.

Subvarian XBB pertama kali terdeteksi di India pada bulan Agustus. Menurut pengamatan sementara oleh negara-negara yang telah melaporkan kasus XBB, penularan subvarian XBB seperti varian yang beredar saat ini dan belum ada bukti menyebabkan sakit yang lebih parah.

4. Mengenal subvarian Omicron XBB

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Itu Subvarian XBB?ilustrasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 (freepik.com/pikisuperstar)

Seperti dijelaskan Badan Kesehatan Dunia (WHO), XBB termasuk dalam varian Omicron. Subvarian XBB merupakan rekombinan dari BA.2.10.1 dan BA.2.75. Subvarian tersebut oleh WHO dikelompokkan ke dalam subvariant under monitoring per 12 Oktober 2022.

Maria Van Kerkhove dalam konferensi pers WHO tentang masalah kesehatan global juga menjelaskan bahwa XBB adalah rekombinan dari dua sublineage BA.2, yaitu BA.2.10.1 dan BA.2.75. Selain itu, semua subvarian Omicron menunjukkan peningkatan transmisibilitas dan sifat pelarian imun.

5. Ada kemungkinan dapat menghindari kekebalan

Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Itu Subvarian XBB?ilustrasi sakit (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Kata Dr. Maria lagi, terdapat satu penelitian XBB berdasarkan pseudovirus atau bukan virus hidup untuk menganalisis pelepasan antibodi. Hasilnya, terdapat penghindaran kekebalan yang signifikan.

Oleh karena itu, adanya temuan tersebut menjadi perhatian WHO karena perlu memastikan bahwa vaksin yang digunakan tetap efektif dalam mencegah kondisi yang lebih parah dan kematian. Dokter Maria juga menambahkan bahwa makin banyak virus yang menular, makin banyak pula peluang virus untuk bermutasi atau berubah.

Subvarian XBB merupakan rekombinan dari BA.2.10.1 dan BA.2.75. Varian baru tersebut saat ini sudah terdeteksi di Indonesia. Sementara di Singapura, XBB menyebabkan kenaikan kasus COVID-19 dan menjadi subvarian dominan di negara tersebut. 

Baca Juga: Studi: Infeksi Varian Omicron Tingkatkan Imunitas Melawan Varian Delta

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya