Fakta Oralit, Pertolongan Pertama saat Diare

Pemberian oralit mencegah dehidrasi 

Diare membuat aktivitas menjadi terganggu. Terlebih lagi diare yang dialami anak-anak membuat mereka menjadi rewel. Diare, terutama pada balita, menjadi salah satu penyebab kematian pada kelompok usia tersebut sehingga diare tidak boleh dianggap remeh.

Meskipun diare berbahaya terutama bagi balita, tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan penggunaan oralit untuk mengatasi diare. Berikut penjelasannya!

1. Diare penyebab kematian pada balita

Fakta Oralit, Pertolongan Pertama saat Diareilustrasi anak diare (pexels.com/William Fortunato)

Diare bukan penyakit yang dianggap remeh sebab kondisi ini dapat mengancam nyawa terutama pada balita. WHO menyebutkan bahwa diare menjadi penyebab kematian pada anak-anak kurang dari 5 tahun. Tercatat sebanyak 370 ribu anak-anak meninggal dunia akibat diare pada tahun 2019. 

Mengapa diare bisa berbahaya hingga dapat menyebabkan kematian? Yang membuat diare berbahaya adalah dehidrasi yang ditimbulkannya. Selama diare, air dan elektrolit termasuk natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium hilang bersama dengan feses, muntah, dan keringat. Apabila cairan dan elektrolit yang hilang tersebut tidak diganti, maka berpotensi menimbulkan masalah yang lebih serius hingga mengancam nyawa.

2. Dehidrasi saat diare dapat dicegah dengan oralit

Fakta Oralit, Pertolongan Pertama saat Diareilustrasi larutan oralit (unsplash.com/engin akyurt)

Meskipun berbahaya, dehidrasi akibat diare dapat ditangani dan dicegah dengan cara yang relatif mudah. WHO menjelaskan bahwa diare dapat diatasi dengan pemberian larutan oralit. Sebagai tambahan, suplemen zink juga dapat digunakan untuk mempercepat penyembuhan diare yang digunakan selama 10 sampai 14 hari berturut-turut.

Pusat Informasi Obat Nasional Badan POM RI juga menerangkan hal yang sama bahwa penanganan prioritas diare akut yaitu pencegahan atau penggantian cairan dan elektrolit yang hilang. Hal ini penting khususnya bagi bayi, lansia, dan pasien yang lemah. Penggantian cairan dan elektrolit tersebut dengan memberikan larutan oralit.

Menambahkan dari Britannica, oralit merupakan terapi berupa larutan yang diminum untuk mengatasi dehidrasi akibat diare. Oralit mengandung kombinasi glukosa dan garam-garam elektrolit dengan takaran yang terstandar.

Baca Juga: Apakah saat Bayi Diare Boleh Minum ASI?

3. Penggunaan oralit masih rendah

Fakta Oralit, Pertolongan Pertama saat Diareilustrasi anak-anak (pexels.com/Kampus Production)

Walaupun langkah mengatasi dehidrasi akibat diare cukup sederhana, tetapi masih banyak anak yang tidak mendapat penanganan sesuai yang disarankan. Ini dijelaskan oleh UNICEF yang menyebutkan hanya sepertiga anak yang mendapatkan pengobatan yang telah disarankan.

Penggunaan oralit saat diare pada anak di Indonesia juga bisa dibilang tidak terlalu banyak. Hal ini berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan, yang mana proporsi penggunaan oralit untuk penanganan diare pada balita di Indonesia tahun 2018 sebesar 34,8 persen.

4. Bagaimana cara oralit dapat mengatasi dehidrasi?

Fakta Oralit, Pertolongan Pertama saat Diareilustrasi anak-anak (pexels.com/Vanessa Loring)

Dilansir Britannica, selain terjangkau, oralit juga efektif dan mudah digunakan oleh siapa saja. Sejak WHO mulai menggunakan oralit sebagai cara untuk mengatasi diare pada tahun 1978, angka mortalitas tahunan pada balita akibat diare akut telah menurun dari 5 juta menjadi kurang dari 1 juta.

Ketika diare, banyak cairan dan elektrolit yang keluar dari tubuh. Pemberian oralit dapat mengganti cairan dan elektrolit yang hilang selama diare. Glukosa yang terkandung pada oralit meningkatkan penyerapan garam di usus. Selain itu, kandungan garam pada oralit dapat meningkatkan penyerapan air di dinding usus.

5. Cara pembuatan larutan oralit

Fakta Oralit, Pertolongan Pertama saat Diareilustrasi larutan oralit (pexels.com/Lisa Fotios)

Saat ini telah tersedia berbagai variasi oralit dengan berbagai rasa agar anak mau meminumnya. Oralit mudah ditemukan baik di apotek maupun di toko obat, dengan harga yang terjangkau.

Mediakom Kemenkes menjelaskan, larutan oralit dapat dibuat dengan cara melarutkan satu bungkus serbuk oralit ke dalam 200 mililiter air matang dan mengaduknya hingga larut.

Selanjutnya, larutan oralit dapat diberikan kepada anak sesuai dengan petunjuk takaran yang tertera pada kemasan, menyesuaikan dengan usia atau berat badan. Larutan oralit diberikan setiap kali buang air besar dan sampai diare berhenti. Apabila mengalami muntah, maka beri jeda waktu sebentar sekitar 10 menit dan melanjutkan pemberian oralit sedikit demi sedikit.

Penanganan pertama diare akut yaitu mencegah atau mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dengan pemberian larutan oralit. Dehidrasi saat diare harus dicegah dan ditangani dengan tepat karena dapat menimbulkan masalah yang lebih serius, terutama bagi balita. Apabila setelah pemberian oralit diare tidak membaik atau diare dialami oleh bayi kurang dari 3 bulan, sebaiknya temui dokter.

Baca Juga: Kasus Diare pada Anak, Kapan Harus Dibawa ke Rumah Sakit?

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya