Hari Alzheimer Sedunia, Benarkah Penyakit Alzheimer Berbahaya?

Alzheimer termasuk penyebab kematian terbanyak di dunia

Hari Alzheimer Sedunia diperingati setiap tanggal 21 September. Momentum ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit Alzheimer.

Bagi sebagian orang, mungkin penyakit Alzheimer jarang terdengar. Meskipun begitu, penyakit ini tidak bisa dianggap remeh karena Alzheimer menimbulkan kerusakan pada otak dan memicu disabilitas. Benarkah Alzheimer berbahaya? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal penyakit Alzheimer

Hari Alzheimer Sedunia, Benarkah Penyakit Alzheimer Berbahaya?ilustrasi lansia (pexels.com/ Kampus Production)

Alzheimer merupakan penyakit yang mengakibatkan penurunan memori. Kondisi tersebut menimbulkan kerusakan jaringan otak dari waktu ke waktu.

Umumnya penyakit Alzheimer terjadi pada usia lebih dari 65 tahun. WebMD menjelaskan, sebanyak 1 dari 8 orang berusia 65 tahun atau lebih mengalami penyakit Alzheimer. Selain itu, penyakit ini lebih sering dialami perempuan daripada laki-laki.

2. Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia paling umum

Hari Alzheimer Sedunia, Benarkah Penyakit Alzheimer Berbahaya?ilustrasi hilang ingatan (freepik.com/atlascompany)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa ada banyak jenis demensia yang diketahui. Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling umum.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa kondisi tersebut bersifat progresif yang dimulai dari hilangnya ingatan ringan, dan mungkin menyebabkan hilangnya kemampuan untuk berbicara dengan orang lain dan merespons lingkungan.

Penyakit Alzheimer memengaruhi bagian otak yang mengatur kemampuan berpikir, mengingat, dan bahasa. Ini mengakibatkan dampak yang serius dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Baca Juga: 5 Mitos Penyakit Alzheimer yang Wajib Kamu Tahu!

3. Penyebab penyakit Alzheimer

Hari Alzheimer Sedunia, Benarkah Penyakit Alzheimer Berbahaya?ilustrasi otak (freepik.com/WangXiNa)

Meskipun Alzheimer lebih sering terjadi saat usia tua, tetapi penyakit ini bukanlah bagian dari proses penuaan yang normal. Para ahli masih belum memahami mengapa sebagian orang mengalami penyakit Alzheimer sementara lainnya tidak. Namun, para peneliti berusaha memahami penyebab Alzheimer yang difokuskan pada dua jenis protein, yaitu protein beta amiloid dan protein tau. Adanya dua protein tersebut memiliki efek toksik dan dapat mengganggu komunikasi antar sel saraf di otak.  

National Institute on Aging menerangkan, neuron atau sel saraf yang awalnya sehat menjadi tidak berfungsi, kehilangan koneksi dengan neuron lain, dan mati. Makin banyak neuron yang mati mengakibatkan area otak yang terpengaruh mulai menyusut atau mengecil. Pada tahap akhir, kerusakan yang makin meluas menyebabkan jaringan otak terlihat menyusut secara signifikan.

4. Apakah penyakit Alzheimer berbahaya?

Hari Alzheimer Sedunia, Benarkah Penyakit Alzheimer Berbahaya?ilustrasi lansia (pexels.com/Matthias Zomer)

Alzheimer termasuk penyakit yang berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi hingga kematian. Menurut data WHO tahun 2019, penyakit Alzheimer dan bentuk demensia lainnya menjadi penyebab kematian nomor tujuh dari semua penyakit di seluruh dunia.

Jumlah tersebut lebih tinggi daripada diabetes dan penyakit ginjal yang menempati urutan ke 9 dan 10 sebagai penyebab kematian di seluruh dunia.

Alzheimer juga menjadi salah satu penyebab utama disabilitas dan ketergantungan di antara orang tua di seluruh dunia. Dilansir Verywell Health, seseorang dengan penyakit Alzheimer pada tahap akhir tidak mampu merawat diri mereka sendiri, sehingga akan sangat bergantung sepenuhnya dengan orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5. Mengapa penyakit Alzheimer dapat menimbulkan kematian?

Hari Alzheimer Sedunia, Benarkah Penyakit Alzheimer Berbahaya?ilustrasi paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Mengutip penjelasan Mayo Clinic, kerusakan pada otak yang makin parah memengaruhi fungsi fisik, seperti menelan, keseimbangan, hingga mengontrol buang air kecil dan buang air besar. Nafsu makan dan kemampuan menelan yang menurun menyebabkan kurang gizi.

Berkurangnya kemampuan menelan juga meningkatkan risiko makanan masuk ke saluran pernapasan yang dapat memicu pneumonia.

Studi yang meneliti laporan autopsi orang dengan demensia menemukan penyebab utama kematian adalah pneumonia, penyakit kardiovaskular, emboli paru, hingga dehidrasi.

Penyakit Alzheimer menimbulkan kerusakan pada sel saraf otak sehingga fungsi otak menjadi terganggu. Kerusakan pada otak mengakibatkan penurunan fungsi kognitif hingga fungsi fisik seperti menelan. Kondisi tersebut menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti kurang gizi, masuknya makanan ke saluran pernapasan, pneumonia, dan lainnya. 

Baca Juga: Mirip, Ini Perbedaan Demensia dan Penyakit Alzheimer 

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya