Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?

Memuat beragam informasi yang penting

Saat menggunakan obat, mungkin sebagian besar sudah terbiasa mencari tanggal kadaluarsa pada kemasan obat. Namun, beberapa orang mungkin mengabaikan tulisan lainnya yang terdapat di label kemasan obat atau brosur obat karena dianggap tidak terlalu penting.

Faktanya, pada label kemasan obat memuat berbagai informasi penting yang dapat membantu penggunanya. Tidak hanya berguna bagi tenaga kesehatan saja, informasi pada label kemasan juga bisa menjadi petunjuk bagi seseorang yang mengonsumsi obat, misalnya cara penggunaan obat. Apa saja informasi yang tertera pada label kemasan dan brosur obat? Berikut penjelasannya!

1. Bahan aktif obat atau komposisi

Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?ilustrasi label kemasan obat (freepik.com/xb100)

Bahan aktif pada umumnya tertera pada bagian atas label kemasan obat. WebMD menjelaskan, bahan aktif merupakan kandungan zat yang bermanfaat atau berkhasiat dalam pengobatan.

Informasi ini berguna untuk memahami kandungan obat di dalamnya dan dapat mencegah menggunakan obat lain dengan kandungan bahan aktif yang sama, mengutip penjelasan Drug Watch. Misalnya, ketika sudah menggunakan sirop obat batuk yang mengandung parasetamol di dalamnya, maka tidak boleh menggunakan obat pereda nyeri lain yang juga mengandung parasetamol. Menggunakan dua obat dengan kandungan bahan aktif yang sama dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

Sebagian obat merupakan obat tunggal, artinya obat tersebut hanya mengandung satu bahan berkhasiat. Ada pula sebagian obat lainnya yang mengandung kombinasi dari beberapa bahan berkhasiat. Contoh bahan aktif yang tertulis pada kemasan obat, seperti:

  • Tiap tablet mengandung Parasetamol 500 miligram (mg).

2. Indikasi atau penggunaan

Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?ilustrasi demam (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Informasi indikasi yang tertera pada kemasan obat juga penting untuk diketahui. Sederhananya, indikasi obat merupakan fungsi atau efek utama dari obat. Food and Drug Administration (FDA) menyebutkan, indikasi atau penggunaan merupakan gejala atau sakit yang dapat diatasi atau dicegah setelah menggunakan obat.

Pastikan untuk membaca informasi ini sehingga kamu menggunakan obat sesuai dengan keluhan yang dirasakan. Contoh indikasi atau penggunaan yang tertulis pada kemasan atau brosur obat yaitu:

  • Meringankan sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan demam.

3. Dosis atau petunjuk penggunaan

Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?ilustrasi minum obat (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Adanya informasi dosis pada kemasan dan brosur obat ini penting untuk mengetahui cara menggunakan obat dengan benar. Biasanya, intruksi cara penggunaan sering ditanyakan pada saat membeli obat di apotek.

Petunjuk penggunaan merupakan aturan pakai yang disarankan saat menggunakan obat. Informasi ini bisa mencakup cara penggunaan yang spesifik pada rentang usia tertentu, berapa banyak obat digunakan, hingga berapa sering menggunakan obat tersebut. Hindari menggunakan obat melebihi aturan pakai yang disarankan pada kemasan obat tanpa persetujuan dari dokter. Contoh keterangan dosis yang tertulis pada kemasan atau brosur obat antara lain:

  • Dewasa: 1 sampai 2 tablet, 3 kali sehari.
  • Anak-anak 6 sampai 12 tahun: 1 tablet, 3 kali sehari. Atau menurut petunjuk dokter.

Baca Juga: Bikin Masalah, 5 Kesalahan dalam Konsumsi Obat Ini Harus Ditinggalkan!

4. Efek samping

Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?ilustrasi bertanya tentang obat (pexels.com/cottonbro)

Dilansir Medline Plus, efek samping merupakan efek tidak dinginkan yang disebabkan obat. Sebagian besar efek samping cenderung ringan, misalnya sakit perut, mulut kering, atau mengantuk yang akan hilang ketika menghentikan penggunaan obat. Sementara beberapa obat lain memiliki efek yang lebih serius.

Efek samping dapat terjadi ketika diminum bersama dengan obat lain atau suplemen tertentu, seperti dijelaskan FDA. Efek samping juga dapat muncul ketika menambah atau mengurangi dosis obat. Contoh keterangan efek samping pada kemasan obat seperti:

  • Dapat menyebabkan mengantuk, lesu, pusing, dan detak jantung berdebar-debar.
  • Penggunaan dosis besar dan jangka lama menyebabkan kerusakan hati.

Tanyakan kepada apoteker mengenai efek samping obat dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko munculnya efek samping. Misalnya, apoteker dapat menyarankan menggunakan obat setelah makan untuk mengurangi risiko munculnya efek samping mual.

5. Kontra indikasi

Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?ilustrasi obat batuk cair (pexels.com/cottonbro)

Medline Plus menjelaskan, kontraindikasi adalah situasi spesifik terhadap obat, prosedur, atau operasi yang harus menghindari penggunaan obat. Informasi kontraindikasi perlu diketahui karena beberapa kelompok mungkin akan mengalami masalah kesehatan lain apabila menggunakan obat tersebut.

Terdapat beberapa obat yang tidak boleh digunakan pada seseorang dengan kondisi atau menggunakan obat tertentu. Misalnya, beberapa obat dekongestan tertentu kontraindikasi dengan seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi sehingga harus menghindari jenis obat tersebut. Contoh informasi kontra indikasi lainnya pada kemasan obat yaitu:

  • Jangan digunakan pada penderita kerusakan hati dan alergi terhadap parasetamol.

6. Peringatan dan perhatian

Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?ilustrasi bertanya tentang obat (freepik.com/zinkevych)

Keterangan peringatan dan perhatian tidak kalah pentingnya untuk dibaca. Informasi ini memuat penjelasan mengenai detail keamanan mengenai obat, mengutip penjelasan WebMD.

Keterangan peringatan dan perhatian dapat memuat penjelasan tentang siapa saja yang tidak boleh mengonsumsi obat, kapan harus berhenti menggunakan obat, kapan menghubungi dokter, efek samping yang mungkin dapat terjadi, dan lainnya. Contoh keterangan peringatan dan perhatian pada kemasan obat yaitu:

  • Hati-hati penggunaan obat pada penderita penyakit ginjal.
  • Apabila setelah 2 hari demam tidak turun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.
  • Dapat menyebabkan kantuk. Selama menggunakan obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

7. Informasi tambahan lainnya

Apa Saja Informasi yang Tertera pada Label Kemasan dan Brosur Obat?ilustrasi menyimpan obat di kotak obat (unsplash.com/freestocks)

Biasanya, pada label kemasan dan brosur obat juga terdapat keterangan tambahan yang memuat informasi jumlah obat dalam satu kemasan, suhu penyimpanan yang disarankan, atau tambahan informasi lainnya. Informasi suhu penyimpanan juga penting karena suhu dan kelembaban ketika menyimpan obat dapat memengaruhi obat.

Menyimpan obat pada suhu atau kelembaban yang tidak sesuai menimbulkan kerusakan obat sehingga khasiatnya menjadi berkurang. Contoh keterangan suhu penyimpanan misalnya:

  • Simpan di bawah suhu 30 derajat Celcius.
  • Jauhkan dari sinar matahari.

Label pada kemasan atau brosur obat memuat berbagai informasi yang berguna bagi penggunanya. Bacalah teliti sebelum mengonsumsi obat. Mengetahui informasi pada obat yang digunakan dapat meningkatkan penggunaan obat secara aman. 

Baca Juga: 7 Jenis Obat yang Harus Dimiliki Anak Kos, Wajib Ada!

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya