Kuman Resistan Antimikroba Bisa Menyebar lewat Makanan

Kuman resistan obat bisa menyebar antar inang dan lingkungan

Masalah resistansi antimikroba makin banyak diperbincangkan. Sebab, angka insidennya makin meningkat sehingga perlu penanganan segera.

Antimikroba yang digunakan sembarangan pada manusia, hewan, dan tanaman meningkatkan risiko resistansi antimikroba. Penggunaannya yang sembarangan untuk hewan dapat menyebarkan resistansi antimikroba, salah satunya melalui rantai makanan. Oleh sebab itu, masalah ini bukan hanya masalah dalam sektor kesehatan saja, tetapi juga dalam sektor peternakan hingga pangan. Ini penjelasannya.

1. Kuman yang resistan antimikroba dapat menyebar antar manusia, hewan, dan lingkungan

Kuman Resistan Antimikroba Bisa Menyebar lewat Makananilustrasi peternakan ayam (pexels.com/cottonbro studio)

Obat antibiotik dan antijamur dapat menyelamatkan hidup, tetapi penggunaannya dapat menyebabkan resistansi kuman. Seperti dijelaskan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), resistansi antimikroba dapat menyebar di antara manusia. Selain itu, bisa juga menyebar di antara hewan dan lingkungan, seperti air dan tanah. Oleh sebab itu, menghentikan perkembangan dan penyebarannya menjadi langkah penting untuk melindungi manusia.

Resistansi antimikroba terjadi ketika kuman seperti bakteri dan jamur berkembang menjadi lebih kuat sehingga obat tidak lagi dapat melawannya. Artinya, kuman tersebut tidak mati sehingga akan terus berkembang.

2. Bagaimana kuman resistan antimikroba dapat menyebar melalui makanan?

Sama halnya dengan manusia, hewan juga membawa bakteri di ususnya, termasuk bakteri resistan atau kebal antimikroba. Bakteri yang berasal dari hewan dapat mengontaminasi makanan dengan cara:

  • Ketika hewan disembelih dan dipotong, bakteri resistan antimikroba dapat mengontaminasi daging atau produk dari hewan lainnya.
  • Kotoran hewan yang mengandung bakteri resistan dapat mencemari lingkungan.
  • Buah dan sayur dapat terkontaminasi melalui kontak dengan tanah, air, atau benda lainnya yang mengandung kotoran hewan dan bakteri resistan.

Seseorang yang mengonsumsi makanan terkontaminasi dapat terinfeksi bakteri yang kebal antimikroba tersebut. Selain itu, adanya kontak langsung dengan kotoran hewan, lingkungan hewan, atau air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi kuman yang kebal antimikroba. Selain menyebar dari hewan ke manusia, infeksi bakteri resistan juga dapat menyebar antar manusia.

Baca Juga: Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia, Gunakan Antibiotik dengan Bijak

3. Mengapa ditemukan bakteri resistan obat pada hewan?

Kuman Resistan Antimikroba Bisa Menyebar lewat Makananilustrasi memberi pakan ayam (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, di beberapa negara, sekitar 80 persen dari total penggunaan antibiotik digunakan pada sektor hewan sebagai pemacu pertumbuhan pada hewan yang sehat. Penggunaan antibiotik yang berlebihan (overuse) dan penyalahgunaan antibiotik (misuse) pada hewan dan manusia berperan terhadap meningkatkan resistansi antibiotik.

Beberapa jenis bakteri dapat menyebabkan infeksi telah berkembang menjadi kebal terhadap hampir semua pengobatan. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan bahwa tidak adanya antibiotik yang efektif merupakan ancaman serius, seperti wabah penyakit yang tiba-tiba dan mematikan, mengutip keterangan WHO.

4. Antibiotik juga tidak boleh digunakan sembarangan untuk hewan

Kuman Resistan Antimikroba Bisa Menyebar lewat Makananilustrasi ayam (pexels.com/cottonbro studio)

WHO merekomendasikan pada peternak dan industri makanan agar tidak menggunakan antibiotik secara rutin sebagai pemacu pertumbuhan atau mencegah penyakit pada hewan yang sehat.

Tujuan rekomendasi tersebut adalah untuk membantu menjaga agar antibiotik tetap efektif, karena antibiotik sangat penting dalam pengobatan manusia. Sebagai alternatif untuk mencegah penyakit pada hewan, dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan, vaksinasi, dan mengganti kandang hewan. 

WHO juga menyebutkan bahwa sudah ada banyak negara yang telah mengambil kebijakan terkait pengurangan penggunaan antibiotik pada hewan yang digunakan untuk konsumsi atau hewan ternak. Misalnya, Uni Eropa sejak tahun 2006 telah melarang penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan hewan.

5. Resistansi antimikroba ancaman kesehatan masyarakat global

Kuman Resistan Antimikroba Bisa Menyebar lewat Makananilustrasi bakteri (pixabay.com/qimono)

WHO menjelaskan, bahwa penyalahgunaan antimikroba (misuse) dan penggunaan antimikroba yang berlebihan (overuse) pada manusia, hewan, dan tanaman makin mempercepat dan menyebarkan resistansi antimikroba di seluruh dunia. Akibat resistansi antimikroba, infeksi makin sulit atau bahkan tidak dapat diobati, meningkatkan risiko penyakit menyebar, penyakit yang lebih parah, dan kematian.

Dalam sebuah studi global memperkirakan, lebih dari 4,9 juta orang meninggal dunia di 204 negara pada tahun 2019 baik secara langsung atau tidak langsung yang disebabkan oleh infeksi bakteri resistan antibiotik. Resistansi antimikroba merupakan ancaman bagi semua. Oleh sebab itu, WHO mendeklarasikan resistansi antimikroba sebagai salah satu dari 10 ancaman kesehatan masyarakat global.

Antimikroba yang digunakan sembarangan, baik pada manusia, hewan, dan tanaman makin mempercepat terjadinya resistansi antimikroba. Kuman kebal antimikroba dapat menyebar ke inang yang berbeda dan juga dapat berpindah ke lingkungan sehingga dapat mencemari suplai makanan. Kuman resistan pengobatan menjadi ancaman besar karena penyakit makin sulit diobati sehingga meningkatkan risiko kematian.

Baca Juga: 7 Fakta Superbug, Bikin Antibiotik Gak Mempan

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya