Siapa yang Bisa Diberikan Obat COVID-19 Paxlovid?

Menurunkan risiko dirawat di rumah sakit hingga 89 persen

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) resmi menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk obat Paxlovid tablet salut selaput sebagai obat COVID-19. Hal ini disampaikan oleh BPOM dalam siaran pers pada tanggal 17 Juli 2022 lewat laman resminya.

Sebelumnya, BPOM RI telah menerbitkan izin penggunaan darurat untuk obat antivirus favipiravir dan remdesivir pada tahun 2020, antibodi monoklonal regdanvimab pada tahun 2021, dan molnupiravir pada tahun 2022. Berikut penjelasan mengenai obat COVID-19 Paxlovid.

1. Izin penggunaan darurat Paxlovid

Siapa yang Bisa Diberikan Obat COVID-19 Paxlovid?ilustrasi obat (unsplash.com/Melany @ tuinfosalud.com)

Paxlovid adalah terapi antivirus inhibitor protease virus SARS-CoV-2. Obat COVID-19 ini dikembangkan dan diproduksi oleh Pfizer.

Kepala BPOM RI Penny K. Lukito mengatakan bahwa Paxlovid yang disetujui berupa tablet salut selaput dalam bentuk kombipak yang terdiri dari nirmatrelvir 150 miligram (mg) dan ritonavir 100 mg dengan indikasi mengobati COVID-19.

Obat tersebut digunakan pada orang dewasa yang tidak memerlukan terapi oksigen tambahan dan yang berisiko tinggi terjadi progresivitas menuju COVID-19 berat.

2. Mengenal Paxlovid

Siapa yang Bisa Diberikan Obat COVID-19 Paxlovid?ilustrasi obat (pexels.com/Thought Catalog)

Dilansir National Health Service (NHS), Paxlovid merupakan kombinasi dua obat, yaitu nirmatrelvir dan ritonavir. Paxlovid merupakan antivirus yang bekerja dengan cara menghentikan virus penyebab COVID-19 berkembang dan menyebar di dalam tubuh. Obat ini digunakan pada kondisi awal COVID-19 dan membantu mencegah kondisi yang lebih parah.

Nirmatrelvir menghambat virus SARS-CoV-2 berkembang biak dan menyebar di tubuh. Dengan begitu, jumlah virus dapat dihambat seminimal mungkin di dalam tubuh sehingga membantu sistem imun mengendalikan infeksi. Berbeda dengan nirmatrelvir, ritonavir tidak bekerja langsung pada virus. Ritonavir membantu nirmatrelvir bekerja lebih lama di dalam tubuh.

Baca Juga: 7 Fakta Paxlovid, Obat COVID-19 yang Baru Diberi Izin oleh BPOM

3. Efikasi Paxlovid

Siapa yang Bisa Diberikan Obat COVID-19 Paxlovid?ilustrasi menggunakan obat sesuai saran (pexels.com/Ron Lach)

Paxlovid dapat mengurangi risiko perawatan di rumah sakit akibat infeksi COVID-19. Adanya izin penggunaan darurat ini menjadikan Paxlovid menjadi salah satu alternatif penatalaksanaan COVID-19 di Indonesia.

BPOM RI menjelaskan bahwa dari sisi efikasi, hasil uji klinik fase 2 dan 3 menunjukkan Paxlovid dapat menurunkan risiko hospitalisasi dan kematian sebanyak 89 persen pada pasien dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit dengan penyakit penyerta, yang dapat berisiko berkembang mengalami COVID-19 yang parah.

Beberapa penyakit penyerta atau komorbid yang berkaitan dengan peningkatan risiko antara lain lansia, perokok aktif, obesitas, riwayat penyakit jantung, diabetes, atau gangguan ginjal.

4. Pemberian Paxlovid aman

Siapa yang Bisa Diberikan Obat COVID-19 Paxlovid?ilustrasi minum air (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menurut BPOM RI, berdasarkan hasil kajian terkait keamanan yang telah dilakukan, secara umum pemberian Paxlovid aman dan dapat ditoleransi. Efek samping yang ditimbulkan dalam tingkat ringan hingga sedang. Efek samping yang paling sering dilaporkan pada kelompok penerima obat yaitu gangguan indra perasa (5,6 persen), diare (3,1 persen), sakit kepala (1,4 persen), dan muntah (1,1 persen).

Mengutip NHS, efek samping yang muncul antara lain diare, mual muntah, dan perubahan indra perasa. Sama halnya dengan obat lainnya, Paxlovid juga menimbulkan efek samping pada beberapa orang, tetapi tidak semua orang akan mengalami efek samping tersebut.

Untuk membantu mengurangi gangguan indra perasa, dapat dilakukan dengan mencukupi kebutuhan air putih dan makan makanan seperti biasa. Memperbanyak air putih juga dapat membantu mengurangi efek samping diare yang mungkin muncul untuk mencegah dehidrasi. Sementara itu, keluhan muntah dapat dikurangi dengan menghindari makanan pedas dan mengonsumsi air putih sedikit namun sering.

5. Telah direkomendasikan oleh WHO

Siapa yang Bisa Diberikan Obat COVID-19 Paxlovid?ilustrasi obat (pixabay.com/HeungSoon)

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan rekomendasi penggunaan obat nirmatrelvir dan ritonavir dengan merek Paxlovid bagi pasien COVID-19 ringan hingga sedang namun berisiko tinggi dirawat di rumah sakit.

Obat antivirus ini direkomendasikan untuk digunakan pada pasien COVID-19 yang tidak parah namun berisiko tinggi berkembang menjadi lebih parah, misalnya pada lansia atau pasien dengan imunitas yang melemah.

Rekomendasi tersebut berdasarkan data terbaru dari dua randomized controlled trials terhadap 3.078 pasien. Dari data tersebut menunjukkan risiko rawat inap di rumah sakit berkurang hingga 85 persen.

WHO juga menyarankan agar tidak menggunakan obat ini pada kondisi yang berisiko rendah karena tidak memberikan manfaat yang berarti.

Paxlovid telah mendapat izin penggunaan darurat sebagai obat COVID-19 oleh BPOM RI. Obat tersebut digunakan pada orang dewasa yang tidak memerlukan terapi oksigen tambahan dan berisiko tinggi terjadi progresivitas menuju COVID-19 berat.

Uji efikasi menunjukkan bahwa Paxlovid menurunkan risiko hospitalisasi dan kematian sebanyak 89 persen pada pasien dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit dengan penyakit penyerta yang berisiko tinggi terjadi progresivitas menuju COVID-19 berat.

Baca Juga: Obat Paxlovid dari Pfizer Ampuh Cegah Kematian akibat COVID-19

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya