Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Berbahaya, tetapi pemulihan masih mungkin dilakukan

Untuk kebanyakan orang, istilah pendarahan otak diartikan sebagai kondisi pendarahan yang terjadi di dalam kepala. Meski demikian, di mata dokter, pendarahan otak (juga dikenal dengan istilah atau intracerebral hemorrhage atau intracranial hemorrhage) adalah istilah yang luas. Umumnya, dokter akan menggambarkan pendarahan otak berdasarkan lokasi tepatnya.

Berdasarkan laporan dalam publikasi StatPearls, pendarahan otak, bergantung pada lokasi terjadinya, bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk kelemahan pada tubuh, kehilangan kesadaran, kejang, hingga kematian. Ya, pendarahan otak adalah kondisi darurat medis yang butuh perawatan sesegera mungkin.

Mengingat bahayanya, yuk, simak penjelasan berikut ini tentang penyebab dan gejala pendarahan otak yang perlu diwaspadai.

1. Trauma atau cedera kepala

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi cedera kepala (pexels.com/Karolina Grabowska)

Cedera kepala adalah kondisi ketika kepala mengalami benturan keras, sehingga menimbulkan gangguan pada struktur dan jaringan otak. Cedera atau trauma kepala bisa diakibatkan banyak hal, seperti kecelakaan, jatuh, cedera olahraga, penyerangan, dan sebagainya.

Cedera kepala juga memiliki beberapa jenis, seperti hematoma, pendarahan, gegar otak, sampai pembengkakan pada jaringan otak.

Area pendarahan yang paling umum setelah mengalami cedera kepala adalah area tengkorak dan membran lainnya (meninges), yang digambarkan sebagai hematoma subdural.

Sebagai informasi, menurut penelitian dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine tahun 2011, trauma kepala bisa meningkatkan risiko stroke.

2. Aneurisme

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi aneurisme otak (rch.org.au)

Aneurisme otak adalah kondisi timbulnya benjolan yang diakibatkan oleh melemahnya dinding arteri (pembuluh darah).

Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya aneurisme, seperti merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, pola makan yang buruk, dan gaya hidup yang tidak aktif.

Selama aneurisme tidak pecah, gejalanya mungkin tidak terdeteksi. Meski begitu, aneurisme yang tidak pecah juga bisa menghambat sirkulasi ke jaringan lain, sehingga dapat terjadi penyumbatan darah yang bisa menyebabkan stroke atau komplikasi lainnya.

Baca Juga: Sering Diabaikan, 5 Gejala Utama Tumor Otak dan Cara Mengobatinya!

3. Tumor otak

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi tumor otak (freepik.com/kjpargeter)

Tumor otak adalah kumpulan sel-sel jaringan abnormal yang tumbuh di otak. Berdasarkan sifatnya, tumor memiliki dua jenis, yaitu jinak dan ganas.

Tumor jinak biasanya dikategorikan sebagai tumor otak primer yang berasal dari otak, sementara tumor ganas dikategorikan sebagai tumor otak sekunder yang berasal dari sel kanker yang menyebar ke otak dari organ tubuh lain.

Dilansir Verywell Health, tumor otak bisa menyebabkan area di dekat tumor mengalami pendarahan. Ini bisa terjadi ketika tumor (dan tekanan intrakranial yang terkait dengannya) menyebabkan pembuluh darah kecil di dekatnya menipis, pecah, dan berdarah.

4. Pendarahan spontan

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi perawatan pasien di rumah sakit (247nursing.com.au)

Meskipun jarang terjadi, tetapi pendarahan spontan di otak sering memengaruhi korteks serebral atau kapsul internal, menyebabkan gejala mirip stroke.

Berdarkan laporan dalam jurnal Stroke tahun 2018, kondisi ini disebut sebagai amyloid angiopathy, yang dapat dipicu oleh penggunaan pengencer darah atau kelainan darah.

5. Penyalahgunaan obat-obatan

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Penyalahgunaan obat-obatan, seperti kokain dan metamfetamin, juga meningkatkan risiko pendarahan otak.

Penggunaan kokain dapat menyebabkan kesulitan bernapas, pusing, insomnia, dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu, penyalahgunaan metamfetamin juga memiliki pengaruh buruk pada sel-sel yang melindungi kesehatan otak.

Penyalahgunaan obat-obatan ini juga dapat menimbulkan tekanan darah tinggi atau hipertensi, yang merupakan salah satu faktor penyebab pendarahan pada otak.

6. Konversi hemoragik

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi otak manusia (Pexels.com/MARTPRODUCTION)

Stroke adalah kerusakan pada otak yang disebabkan oleh aliran darah yang terputus di otak. Stroke iskemik, yang ditandai dengan aliran darah yang tidak memadai ke otak, terkadang dapat memicu stroke hemoragik jika parah dan berlangsung lama.

Proses itulah yang disebut sebagai konversi hemoragik, biasanya berkembang setelah penyumbatan pembuluh darah. Ini dijelaskan dalam laporan di jurnal Annals of Translational Medicine tahun 2004.

Faktor risiko pendarahan otak

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi pengukuran tekanan darah (freepik.com/rawpixel.com)

Terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko pendarahan otak, meliputi:0

  • Hipertensi maligna, yaitu kondisi darurat medis yang terjadi ketika tekanan darah meningkat drastis hingga jauh melebihi ambang batas normal.
  • Penggunaan narkoba, seperti sabu atau kokain.
  • Kelainan darah.
  • Obat-obatan yang mengganggu pembekuan darah, seperti clopidogrel.

Faktor risiko di atas juga membuat seseorang lebih mungkin mengalami pendarahan otak setelah mengalami trauma atau cedera kepala.

Selain itu, menurut studi dalam Journal of Stroke tahun 2017, orang yang berusia di atas 75 tahun lebih rentan mengalami pendarahan otak karena perubahan terkait penuaan, seperti peningkatan kerapuhan pembuluh darah dan gangguan pembekuan darah.

Waspadai gejalanya

Waspadai Pendarahan Otak, Kenali Gejala dan Penyebabnyailustrasi sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pendarahan otak bisa dialami anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala yang memburuk dengan cepat, selama berjam-jam atau berhari-hari.

Gejala pendarahan otak yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Rasa sakit di kepala.
  • Nyeri di leher dan punggung.
  • Kaku leher.
  • Perubahan pada penglihatan.
  • Fotofobia.
  • Kelemahan pada satu sisi wajah atau tubuh.
  • Bicara cadel.
  • Kelesuan.
  • Mual dan muntah.
  • Kebingungan.
  • Perubahan perilaku.
  • Kejang.
  • Rasa ingin jatuh tetapi tak selalu sampai kehilangan kesadaran.
  • Kehilangan kesadaran.

Umumnya efek pendarahan otak tergolong parah, tetapi bisa nonspesifik, jadi kamu mungkin tidak menyadari bahwa itu terkait dengan masalah otak.

Bila kamu mengalami gejala-gejala di atas, apalagi punya faktor risikonya, segera cari pertolongan medis. Pendarahan otak ada beberapa macam dan semuanya berbahaya. Namun, pemulihan masih mungkin dilakukan. Perawatan yang cepat dan tepat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi berbahaya.

Baca Juga: Lakukan 7 Hal Ini agar Otakmu Makin Terlatih Responsif, Dijamin Tokcer

Topik:

  • Nurulia
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya