Bagaimana Seseorang Bisa Alergi Kerang? Ini 5 Faktanya!

Biasanya akan muncul rasa gatal hingga kulit memerah

Pernahkah kamu mengalami reaksi ruam, gatal, atau mengi setelah konsumsi makanan laut seperti cumi-cumi, gurita, kerang, ataupun kepiting? Bisa jadi itu adalah tanda kamu memiliki alergi terhadap kerang atau disebut alergi kerang.

Alergi kerang (shellfish allergy) adalah kondisi di mana tubuh bereaksi berlebihan ketika terkena atau memakan hewan laut yang tergolong kerang. Misalnya udang, kepiting, lobster, cumi-cumi, tiram, siput, remis, sotong, ataupun scallop (kerang kampak).

Alergi kerang adalah jenis alergi makanan yang cukup umum. Siapa saja bisa mengembangkannya, meski cenderung dialami oleh orang dewasa. Untuk mewaspadai tanda dan gejalanya, berikut fakta medis tentang alergi kerang yang perlu kamu ketahui.

1. Bagaimana alergi kerang bisa terjadi? 

Bagaimana Seseorang Bisa Alergi Kerang? Ini 5 Faktanya!ilustrasi alergi makanan laut (pixabay.com/Shutterbug75)

Seperti alergi pada umumnya, alergi kerang terjadi karena reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap protein tertentu. Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh keliru mengenali protein dalam kerang yang disebut tropomiosin, protein yang sering ditemukan pada otot kerang), sebagai bahaya. Sehingga memicu antibodi untuk melepaskan bahan kimia seperti histamin untuk menyerang protein tersebut.

Pelepasan histamin inilah yang pada akhirnya memicu timbulnya reaksi alergi yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan ketika bersentuhan, memakan, atau bahkan hanya menghirup asap atau uap masakan kerang.

Jika kamu memiliki alergi terhadap satu jenis kerang, sering kali ini juga menyebabkan kamu memiliki alergi terhadap jenis kerang lainnya. Meskipun pada beberapa kasus, ini tidak selalu terjadi. Misalnya kamu memiliki alergi terhadap lobster, tetapi saat mengonsumsi kerang mungkin tidak ada masalah.

2. Apa saja gejala yang ditimbulkan? 

Bagaimana Seseorang Bisa Alergi Kerang? Ini 5 Faktanya!ilustrasi hidung tersumbat (pexels.com/cottonbro)

Ketika seseorang memiliki alergi kerang, gejala biasanya muncul beberapa menit hingga satu jam setelah makan atau terpapar kerang. Gejalanya mungkin termasuk:

  • Gatal-gatal, eksim
  • Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah, tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya
  • Mengi, hidung tersumbat atau kesulitan bernapas
  • Sakit perut, diare, mual atau muntah
  • Pusing, sakit kepala ringan, atau hilang kesadaran
  • Tenggorokan tercekat atau suara serak
  • Perubahan warna pucat atau biru pada kulit

Gejala alergi kerang sangat bervariasi pada setiap kasus. Ini bisa menyebabkan gejala yang ringan dan singkat, atau bahkan parah dan bertahan lebih lama. Mengutip Medical News Today, reaksi alergi cenderung memburuk dari waktu ke waktu.

Baca Juga: 7 Kasus Alergi yang Jarang Diketahui, Alergi Tato hingga Cat Rambut

3. Apakah bisa menyebabkan gejala yang lebih serius? 

Bagaimana Seseorang Bisa Alergi Kerang? Ini 5 Faktanya!ilustrasi sakit (pexels.com/cottonbro)

Dilansir Cleveland Clinic, semua alergi makanan bisa berbahaya. Pada kondisi yang parah, alergi kerang dapat menyebabkan anafilaksis, yaitu respons alergi yang berbahaya yang dapat mengancam jiwa. Berikut tanda dan gejala anafilaksis yang harus kamu perhatikan:

  • Tenggorokan bengkak atau adanya benjolan yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan sehingga menyebabkan kesulitan bernapas
  • Syok, yang menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah
  • Denyut nadi cepat
  • Batuk, mual, muntah, sakit perut
  • Sesak napas
  • Pusing, sakit kepala, dan kehilangan kesadaran

Laman Medical News Today menyarankan untuk segera mencari bantuan medis jika kamu mengalami gejala seperti sesak napas, mengi, atau pembengkakan tenggorokan, dan memiliki gejala yang memengaruhi dua sistem tubuh yang berbeda, misalnya gatal-gatal dan sakit perut.

4. Bagaimana mendiagnosis alergi kerang? 

Bagaimana Seseorang Bisa Alergi Kerang? Ini 5 Faktanya!ilustrasi pemberian injeksi (pixabay.com/WikiImages)

Dokter biasanya melakukan beberapa pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis alergi kerang. Di antaranya:

  • Pemeriksaan fisik, gejala, dan riwayat medis: untuk mengesampingnya masalah medis lainnya
  • Tes tusukan kulit: dokter akan membuat tusukan pada kulit dengan memasukkan sejumlah protein yang ditemukan dalam kerang. Jika kamu memiliki alergi kerang, area yang terkena tusukan tersebut akan mengembangkan tonjolan atau bintik merah kecil yang gatal.
  • Tes darah atau tes antibodi IgE spesifik alergen : tes ini bertujuan untuk mengukur respons sistem kekebalan tubuh terhadap protein kerang dengan mengukur jumlah antibodi yang disebut antibodi Imunoglobulin E (IgE) dalam aliran darah

5. Apa yang bisa dilakukan untuk mengobati alergi kerang? 

Bagaimana Seseorang Bisa Alergi Kerang? Ini 5 Faktanya!ilustrasi obat alergi (pexels.com/cottonbro)

Menghindari alergen adalah cara terbaik untuk mencegah reaksi alergi ini timbul. Namun, jika kamu terlanjur mengembangkannya, dokter biasanya akan meresepkan obat antihistamin jika gejala yang ditimbulkan ringan.

Akan tetapi, jika reaksi alergi parah atau anafilaksis, suntikan epinefrin adalah pertolongan lini pertama yang bisa dilakukan. Setelah itu, dapatkan perawatan medis, bahkan ketika gejala sudah membaik untuk mengantisipasi adanya episode tahap kedua yang lebih parah atau disebut sebagai reaksi bifasik.

Penyedia layanan kesehatan biasanya akan meresepkan suntikan epinefin jika seseorang dikonfirmasi memiliki alergi. Oleh sebab itu, bawalah epinefrin suntik setiap saat, jika kamu memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi anafilaksis sebagai pertolongan darurat.

Orang dengan alergi kerang akan mengembangkan kondisi ini seumur hidup. Ya, alergi ini tidak bisa hilang. Jika kamu memiliki reaksi alergi apa pun, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan perawatan dan pengawasan medis.

Baca Juga: Adakah Obat Gatal Alergi yang Tidak Menyebabkan Kantuk?

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya