5 Jenis Hipoplasia, Gangguan Perkembangan Organ

Kondisi gangguan perkembangan organ pada manusia

Hipoplasia adalah masalah kesehatan akibat kurangnya pertumbuhan sel dalam organ atau jaringan. Kekurangan ini memengaruhi perkembangan dan fungsi jaringan atau organ tersebut, sehingga penderitanya akan mengalami gangguan atau kesulitan dalam menggunakan bagian tertentu dari tubuhnya.

Sekadar informasi, tubuh dibangun atas tiga komponen, yaitu sel, jaringan, dan organ. Sel adalah unit terkecil kehidupan, sedangkan kumpulan sel tersebut membentuk jaringan. Ketika berbagai jaringan disusun bersama, akan terbentuk sebuah organ yang punya fungsi tertentu. Sebagai contoh, jantung adalah organ yang memiliki jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf, yang saling bekerja sama untuk memompa darah.

Secara umum, hipoplasia disebabkan oleh faktor bawaan lahir, seperti genetika dan lingkungan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah hal-hal seputar hipoplasia yang penting untuk diketahui.

1. Hipoplasia serebelar 

5 Jenis Hipoplasia, Gangguan Perkembangan Organilustrasi otak manusia (unsplash.com/David Matos)

Menurut keterangan dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), hipoplasia serebelar adalah kondisi neurologis ketika otak kecil memiliki ukuran lebih kecil daripada yang seharusnya dan tidak berkembang sempurna.

Hipoplasia serebelar biasanya menyebabkan masalah pada fungsi motorik dan perkembangan otot. Kondisi ini juga bisa menjadi bagian dari sejumlah sindrom kongenital (kelainan bawaan), seperti sindrom Walker-Warburg, sindrom William, dan beberapa masalah neurodegeneratif seperti ataksia telangiektasia.

Gejala yang muncul pada bayi atau anak-anak dengan hipoplasia serebelar dapat meliputi keterlambatan bicara, gangguan berjalan dan keseimbangan, gerakan tidak sadar pada mata, kehilangan tonus otot, kejang, dan cacat intelektual.

Sementara itu, pada anak yang usianya lebih besar, mungkin akan merasakan sakit kepala, pusing, dan masalah pendengaran.

2. Hipoplasia saraf optik

5 Jenis Hipoplasia, Gangguan Perkembangan Organilustrasi hipoplasia saraf optik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saraf optik adalah saraf di belakang mata yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal visual dari mata ke otak. Saraf optik tersusun atas lebih dari satu juta serabut saraf dan merupakan perpanjangan langsung dari otak.

Hipoplasia saraf optik menyebabkan saraf tersebut tidak berkembang, sehingga menyebabkan beberapa masalah penglihatan dan gangguan pada gerakan mata, seperti nistagmus (gerakan mata yang cepat, tidak sengaja, dan 'ke sana ke mari').

Penyebab kelainan ini masih belum diketahui dengan jelas. Namun, hipoplasia saraf optik telah dikaitkan dengan konsumsi fenitoin (obat kejang), kina (obat malaria), dan LSD (senyawa yang bersifat halusinogen) pada ibu dan sindrom alkohol janin, mengutip laman American Association Pediatric Ophthalmology and Strabismus.

Baca Juga: Hipoplasia Enamel: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Perawatan

3. Hipoplasia enamel 

5 Jenis Hipoplasia, Gangguan Perkembangan Organilustrasi hipoplasia enamel (semanticscholar.org)

Enamel (email) adalah lapisan terluar gigi yang berfungsi untuk melindungi gigi. Nah, hipoplasia enamel adalah cacat pada email yang terjadi saat gigi berkembang. Kondisi ini menyebabkan enamel tipis dan rentan terhadap kerusakan gigi.

Beberapa gejala yang timbul pada hipoplasia enamel dapat meliputi munculnya bercak kuning, cokelat, atau putih pada gigi, gigi berlubang, adanya lekukan pada permukaan luar gigi, hipersensitivitas terhadap panas atau dingin, kerentanan terhadap asam dalam makanan atau minuman, serta menyebabkan akumulasi bakteri.

Hipoplasia enamel bisa terjadi karena faktor prenatal, lingkungan, ataupun dipengaruhi oleh sindrom lain pada tubuh, seperti sindrom Usher, sindrom Seckel, dan lain sebagainya.

Sementara itu, faktor prenatal bisa meliputi kekurangan vitamin D pada ibu hamil, kenaikan berat badan, ibu hamil yang merokok, penggunaan obat pada masa kehamilan, atau kurangnya perawatan prenatal lainnya.

4. Hipoplasia ibu jari 

5 Jenis Hipoplasia, Gangguan Perkembangan Organilustrasi hipoplasia pada ibu jari (radiopaedia.org)

Hipoplasia ibu jari adalah kelainan langka yang menyebabkan ibu jari kurang berkembang dan berukuran sangat kecil. Kelainan ini cenderung menyebabkan anak kesulitan menggenggam, mencubit, atau menggunakan tangannya.

Hingga kini, penyebabnya belum diketahui secara pasti.

5. Perbedaan antara hipoplasia dan aplasia

5 Jenis Hipoplasia, Gangguan Perkembangan Organilustrasi kelainan pada jari (pexels.com/SAM LIN)

Berbicara tentang hipoplasia, mungkin kamu juga pernah mendengar istilah aplasia. Jika hipoplasia adalah kondisi kekurangan sel, aplasia adalah kurangnya pertumbuhan organ atau jaringan, melansir Medical News Today.

Seseorang dengan hipoplasia akan memiliki jaringan atau organ tertentu, tetapi dengan jumlah sel yang sedikit. Sementara itu, pada orang-orang dengan aplasia, mereka tidak memiliki organ atau jaringan tersebut sama sekali.

Itulah penjelasan singkat mengenai jenis hipoplasia. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada pengobatan untuk kondisi ini dan perawatan biasanya bertujuan untuk meringankan gejala dan memberi dukungan. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Tak Hanya Paru-paru, TBC Juga Bisa Menyerang 6 Organ Tubuh Ini  

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya