Mengenal Leishmaniasis, Penyakit Kulit yang Ditularkan Lalat Pasir 

Disebut sebagai penyakit tropis yang berbahaya 

Leishmaniasis adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi parasit Leishmania yang ditularkan melalui gigitan lalat pasir. Mereka adalah serangga yang berukuran kecil (lebih kecil daripada nyamuk), yang umumnya hidup paling aktif di lingkungan yang lembap dan hangat, terutama di malam hari atau senja hingga fajar.

Gigitan lalat pasir terkadang menyakitkan, tetapi paling sering tidak menimbulkan rasa sakit sehingga tidak menjadi perhatian. Oleh sebab itu, leishmaniasis disebut sebagai penyakit tropis terabaikan yang berbahaya.

Leishmaniasis dapat menyerang siapa saja dari segala usia. Paling banyak, penyakit ini menyerang orang yang tinggal di daerah tropis dan subtropis yang berada di wilayah Asia, Timur Tengah, Afrika utara, Amerika Selatan, dan Eropa selatan (terutama Mediterania).

Nah, apa saja yang harus diwaspadai untuk mencegah serangan penyakit ini? Inilah fakta-fakta penyakit leishmaniasis yang harus kamu ketahui.

1. Tanda dan gejala leishmaniasis 

Mengenal Leishmaniasis, Penyakit Kulit yang Ditularkan Lalat Pasir ilustrasi gejala leishmaniasis (pixabay.com/milesz)

Ada sekitar 20 jenis parasit Leishmania yang dapat menyebabkan leishmaniasis pada manusia. Berdasarkan jenis parasit tersebut, leishmaniasis dibagi menjadi tiga bentuk utama, yaitu leishmaniasis kulit, viseral, dan mukokutan.

Masing-masing memiliki tanda dan gejala yang berbeda, yang berkisar dari tidak ada gejala hingga menyebabkan komplikasi yang serius. Berikut bagaimana leishmaniasis memengaruhi penderitanya:

  • Leishmaniasis kulit, yaitu bentuk leishmaniasis yang sangat umum. Ini ditandai dengan lesi kulit, yang bisa berupa benjolan, plak yang menyebar, atau borok yang terkadang bisa mengeluarkan cairan (seperti nanah) atau kering dan mengeras. Kondisi ini biasanya menyerang area tubuh yang terbuka, seperti wajah, telinga, lengan, atau kaki. Gejala dapat muncul beberapa minggu hingga bulan setelah digigit lalat pasir yang terinfeksi
  • Leishmaniasis viseral atau juga dikenal sebagai leishmaniasis sistemik atau kala azar, adalah bentuk leishmaniasis yang berbahaya yang dapat merusak organ dalam. Misalnya limpa, hati, sumsum tulang, dan sistem kekebalan tubuh. Bentuk ini biasanya muncul setelah 2-8 bulan digigit lalat pasir. Gejalanya berupa demam, kelemahan, penurunan berat badan, pembesaran limpa dan hati yang parah, dan pansitopenia.
  • Leishmaniasis mukokutan adalah bentuk leishmaniasis yang langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada selaput lendir di hidung, tenggorokan, dan mulut. Bentuk ini biasanya dianggap sebagai bagian dari leishmaniasis kulit tetapi lebih serius. Gejalanya dapat berupa peradangan pada selaput lendir di area yang terkena, hidung meler atau tersumbat terus-menerus, mimisan, atau sulit bernapas.

2. Bagaimana leishmaniasis ditularkan?

Mengenal Leishmaniasis, Penyakit Kulit yang Ditularkan Lalat Pasir lalat pasir phlebotomine menggigit kulit (researchgate.net/Nachiket Mor)

Penularan leishmaniasis dapat terjadi dari hewan ke manusia, manusia ke hewan, atau bahkan manusia ke manusia melalui transfusi darah atau penggunaan jarum suntik bersama. Secara umum, leishmaniasis pada manusia disebarkan oleh gigitan lalat pasir phlebtomine betina yang terinfeksi.

Lalat phlebtomine dapat terinfeksi Leishmania dengan menggigit atau mengisap darah dari manusia atau hewan yang terinfeksi, seperti anjing. Lalat pasir yang menjadi inang ini kemudian menyebarkan infeksi ke manusia melalui gigitannya dan meninggalkan luka seperti cincin merah di kulit.

3. Faktor risiko yang meningkatkan terkena leishmaniasis 

Mengenal Leishmaniasis, Penyakit Kulit yang Ditularkan Lalat Pasir ilustrasi daerah dengan kemiskinan (pexels.com/Dazzle Jam)

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko orang terkena infeksi Leishmania, di antaranya:

  • Faktor geografi. Sekitar 95 persen kasus leishmaniasis ditemukan di daerah tropis atau subtropis di wilayah Amerika, Asia Tengah, Mediterania, dan Timur Tengah. Bepergian atau tinggal di wilayah ini memiliki risiko lebih tinggi terkena leishmaniasis karena faktor lingkungan dan iklim sangat memengaruhi penyebaran penyakit
  • Kondisi sosial ekonomi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kemiskinan merupakan faktor penentu penyakit, termasuk leishmaniasis. Dilansir Healthline, orang yang tinggal di lingkungan yang sering mengalami kondisi malnutrisi, kelaparan, kemiskinan, atau perang, juga berisiko untuk mengembangkan penyakit ini.
  • Faktor lingkungan seperti penggundulan hutan, pertambangan, aspek urbanisasi juga meningkatkan paparan lalat pasir dan risiko penyakit
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya mengidap HIV
  • Melakukan kegiatan di luar ruangan di malam hari atau senja
  • Orang dengan kegiatan seperti Ornitologi (orang yang mempelajari burung), pelancong, petualang, tentara, dan lain-lain

4. Diagnosis leishmaniasis 

Mengenal Leishmaniasis, Penyakit Kulit yang Ditularkan Lalat Pasir ilustrasi pemeriksaan kulit (freepik.com/freepik)

Untuk menegakkan diagnosis, dokter mungkin akan menanyakan tentang riwayat hidup atau riwayat perjalanan ke daerah di mana leishmaniasis bisa terjadi. Pemeriksaan fisik dan gejala mungkin juga terlebih dahulu dilakukan untuk menentukan bentuk leishmaniasis yang terjadi.

Untuk pemeriksaan lanjutan, dokter mungkin akan melakukan biopsi pada lesi kulit atau sumsum tulang untuk mengidentifikasi infeksi parasit. Pengambilan sampel darah juga dapat dilakukan untuk mencari materi genetik parasit penyebab penyakit.

5. Pengobatan leishmaniasis 

Mengenal Leishmaniasis, Penyakit Kulit yang Ditularkan Lalat Pasir ilustrasi pengobatan topikal (pexels.com/RF._.studio)

Pengobatan leishmaniasis disesuaikan dengan jenisnya. Obat antiparasit, seperti amfoterisin B (Ambisome) biasanya menjadi pengobatan yang umum digunakan.

Pada leishmaniasis kulit, lesi kulit biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, pengobatan yang tepat juga dapat membantu mempercepat penyembuhan, mengurangi jaringan parut, dan mengurangi risiko terjadinya penyakit lebih lanjut. Perawatan topikal seperti kauterisasi, cryotheraphy, dan aplikasi panas lokal dapat membantu mengobati kondisi ini karena Leishmania sensitif terhadap panas.

Sedangkan pada leishmaniasis mukokutan, jenis ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Pengobatan seperti Liposomal amfoterisin B, paramomycin, atau flukonazol biasanya digunakan untuk mengobati jenis ini.

Sementara itu, leishmaniasis viseral adalah jenis yang selalu membutuhkan perawatan, karena bisa menyebabkan kondisi yang fatal. Pengobatan yang direkomendasikan termasuk natrium stibogluconate, amfoterisin B, paramomycin, dan miltefosine (impavido).

Salah satu cara untuk mencegah leishmaniasis adalah dengan menghindari gigitan lalat pasir. Beberapa langkah seperti menggunakan pakaian yang menutupi kulit sebanyak mungkin, menggunakan obat nyamuk pada kulit yang terbuka, atau memasang filter serangga di rumah mungkin bisa kamu terapkan untuk menghindari paparan lalat pasir. Jika kamu menduga mengalami leishmaniasis, segera hubungi dokter.

Baca Juga: Bikin Kulit Gatal, Ini Perbedaan antara Kurap dan Kudis

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya