Peningkatan Pertumbuhan Bakteri di Usus Halus alias SIBO, Bahayakah?

Bisa berdampak serius bagi tubuh, seperti malnutrisi

Small intestinal bacterial overgrowth (SIBO) adalah kondisi saat bakteri dalam usus kecil meningkat secara abnormal melebihi 10.000 hingga 1.000.000 organisme/mL, dari normalnya yang kurang dari 1.000 organisme/mL.

Usus kecil adalah bagian terpanjang dari saluran pencernaan yang merupakan tempat bercampurnya makanan dengan cairan pencernaan. Di sini juga terjadi penyerapan nutrisi ke aliran darah. Umumnya, usus kecil memiliki jumlah bakteri relatif sedikit dibandingkan usus besar.

Pertumbuhan bakteri ini biasanya diikuti oleh pertumbuhan bakteri yang tidak umum ditemukan di saluran pencernaan. Jika tidak segera ditangani, SIBO dapat menyebabkan gejala yang serius, seperti diare, penurunan berat badan, hingga malnutrisi.

Apa yang menyebabkan peningkatan bakteri berlebih di usus halus ini? Bagaimana cara menanganinya? Yuk, baca terus untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang SIBO.

1. Tanda dan gejala SIBO

Peningkatan Pertumbuhan Bakteri di Usus Halus alias SIBO, Bahayakah?ilustrasi penurunan berat badan (unsplash.com/Bill Oxford)

Tanda dan gejala SIBO sering kali menyerupai gejala penyakit lain yang memengaruhi saluran pencernaan. Tingkat keparahan biasanya bervariasi, yang mencerminkan tingkat pertumbuhan bakteri. Gejala dapat berupa:

  • Kehilangan selera makan
  • Sakit perut
  • Mual
  • Kembung
  • Rasa kenyang yang tidak nyaman setelah makan
  • Diare atau sembelit
  • Kelelahan atau kelemahan
  • Mengeluarkan banyak gas
  • Penurunan berat badan
  • Malnutrisi akibat berkurangnya kemampuan penyerapan nutrisi makanan (malabsorpsi)

2. Penyebab SIBO belum dipahami dengan baik

Peningkatan Pertumbuhan Bakteri di Usus Halus alias SIBO, Bahayakah?ilustrasi bakteri usus (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Penyebab SIBO belum dipahami dengan baik. Kondisi ini dapat berkembang ketika mekanisme normal yang mengatur populasi bakteri pada saluran pencernaan terganggu.

Menurut laporan berjudul "Small Intestinal Bacterial Overgrowth A Comprehensive Review" dalam jurnal Gastroenterology and Hepatology tahun 2007, dua proses yang paling sering menyebabkan peningkatan bakteri berlebih adalah berkurangnya sekresi asam lambung (asam lambung rendah) dan dismotilitas usus halus (gerakan lambat yang tidak normal dari sistem pencernaan).

Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang tidak bekerja dengan baik dan kelainan anatomi saluran pencernaan juga dapat meningkatkan risiko SIBO. Beberapa faktor yang juga diketahui meningkatkan risiko SIBO meliputi:

  • Komplikasi operasi perut, termasuk operasi bypass lambung, gastrektomi
  • Kondisi medis lain, seperti penyakit Crohn, penyakit celiac, skleroderma, diabetes, divertikulosis usus, HIV, penyakit Parkinson, hipotiroidisme
  • Riwayat terapi radiasi pada perut
  • Adhesi yang disebabkan oleh operasi perut sebelumnya
  • Obat-obatan yang memperlambat usus, seperti narkotika
  • Obat-obatan untuk perawatan sindrom iritasi usus besar
  • Orang yang lebih tua juga berisiko lebih tinggi terkena SIBO, karena mungkin membuat lebih sedikit asam lambung untuk memecah makanan
  • Perempuan dewasa

Baca Juga: Bantu Melawan Bakteri, yuk Kenalan sama Penisilin!

3. Komplikasi akibat SIBO

Peningkatan Pertumbuhan Bakteri di Usus Halus alias SIBO, Bahayakah?ilustrasi osteoporosis (pixabay.com/Taokinesis)

Ketidakseimbangan jumlah bakteri dalam usus dapat menyebabkan berbagai masalah di seluruh tubuh. Selain gejala umum yang timbul, jika tidak diobati, penderita SIBO juga dapat mengalami komplikasi, seperti:

  • Penyerapan lemak, karbohidrat, dan protein yang buruk. Ini terjadi karena bakteri berlebih di usus memecah garam empedu yang biasanya diperlukan untuk mencerna lemak. Selain itu, bakteri tersebut juga dapat merusak lapisan lendir (mukosa) usus kecil dan mengganggu penyerapan karbohidrat dan protein

  • Kekurangan  vitamin. Terganggunya penyerapan lemak, menyebabkan tubuh juga tidak dapat menyerap sepenuhnya vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak. Bakteri berlebih tersebut juga menggunakan vitamin B12 yang penting untuk proses normal, sehingga menyebabkan defisiensi

  • Osteoporosis. Pertumbuhan bakteri yang abnormal juga dapat mengganggu penyerapan kalsium, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penyakit tulang seperti osteoporosis

  • Batu ginjal, yang juga terjadi akibat penyerapan kalsium yang buruk

  • Ketidakseimbangan elektrolit

  • Anemia

4. Bagaimana SIBO didiagnosis?

Peningkatan Pertumbuhan Bakteri di Usus Halus alias SIBO, Bahayakah?ilustrasi tes pernapasan (freepik.com/prostooleh)

Gejala yang tidak spesifik dari SIBO membuatnya sulit dibedakan secara klinis dengan gejala penyakit lain, misalnya sindrom iritasi usus besar (IBS), intoleransi laktosa, atau intoleransi fruktosa.

Untuk diagnosis SIBO, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, gejala, riwayat kesehatan, dan beberapa tes untuk mengetahui pertumbuhan bakteri pada usus. Tes umum untuk SIBO meliputi:

  • Tes pernapasan untuk mendeteksi pertumbuhan bakteri berlebih di usus dengan mengukur gas metana atau hidrogen yang diembuskan
  • Aspirasi usus kecil dan kultur cairan, merupakan tes standar untuk mengetahui pertumbuhan bakteri berlebih
  • Tes darah untuk mengetahui adanya kekurangan vitamin
  • Evaluasi tinja untuk mengetahui penyerapan lemak
  • Pada beberapa kasus, tes pencitraan mungkin diperlukan untuk mencari kelainan struktural usus

5. SIBO dapat diobati dengan kombinasi antibiotik dan perubahan pola makan

Peningkatan Pertumbuhan Bakteri di Usus Halus alias SIBO, Bahayakah?ilustrasi antibiotik (pexels.com/Artem Podrez)

Pengobatan SIBO biasanya ditujukan untuk mengobati masalah yang mendasari, misalnya pembedahan memperbaiki loop, struktur, atau fistula pascaoperasi. Namun, ini tidak selalu bisa diperbaiki.

Jika bukan masalah anatomi yang menyebabkan SIBO, pengobatan berfokus untuk memperbaiki nutrisi dan menghilangkan pertumbuhan bakteri berlebih. Ini  termasuk:

  • Terapi antibiotik untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik yang biasa digunakan seperti rifaximin, kombinasi rifaximin plus antibiotik neomisin, augmentin, ciprofloxacin, metronizadol, norfloksasin, atau baktrim

  • Dukungan nutrisi

  • Diet SIBO. Meski tidak ada bukti untuk diet ini, tetapi beberapa orang dengan SIBO merasa lega setelah mengikuti diet tersebut. Secara umum, diet SIBO membatasi asupan karbohidrat untuk mencegah bakteri tumbuh. Ini mungkin termasuk konsumsi makanan seimbang dan bergizi, makan dalam porsi kecil lebih sering, diet rendah makanan yang dapat difermentasi (FODMAP), dan menghindari gluten jika memiliki penyakit celiac

  • Diet elemental, yaitu mengganti makanan dan minuman dengan formula cair tertentu dalam jangka waktu tertentu

Itulah beberapa fakta medis tentang SIBO. Gangguan ini biasanya dapat diobati, tetapi mungkin kambuh. Konsultasikan dengan dokter jika kamu menduga menderita SIBO untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Fakta Brucellosis, Wabah Bakteri di Tiongkok yang Serang Ribuan Warga

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya