Sindrom Alpha-gal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

Kondisi alergi saat makan daging sapi, domba, atau babi

Sindrom alpha-gal atau alpha-gal syndrome (AGS) adalah reaksi alergi terhadap daging merah (sapi, domba, babi, dan sebagainya) dan produk lain dari mamalia, seperti produk susu, kosmetik, vaksin, ataupun obat-obatan yang terbuat dari gelatin. Kondisi ini juga dikenal sebagai alergi alpha-gal, alergi daging merah, atau alergi daging merah karena gigitan kutu (tick bite meat allergy).

Di Amerika Serikat (AS), sindrom ini dimulai karena gigitan kutu lone star yang memindahkan alpha-gal (molekul gula yang ditemukan pada sebagian besar mamalia) ke tubuh manusia. Molekul ini dapat memicu alergi pada beberapa orang.

Tak hanya kutu lone star, gigitan jenis kutu lain juga dapat memicu alergi alpha-gal. Ini biasanya ditemukan di Eropa, Australia, dan Asia. Bagaimana cara mengetahui kita menderita kondisi ini atau tidak? Berikut ulasan lengkapnya.

1. Gejala sindrom alpha-gal

Sindrom Alpha-gal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi reaksi alergi pada sindrom alpha-gal (cdc.gov)

Gejala sindrom alpha-gal bervariasi pada setiap kasus, begitu pula tingkat keparahannya. Reaksi alergi ini biasanya muncul sekitar 3 hingga 6 jam setelah konsumsi daging merah atau terpapar produk lain yang mengandung alpha-gal.

Reaksi alergi sindrom alpha-gal mirip dengan alergi lainnya, seperti:

  • Bidur, gatal, kulit bersisik (eksem).
  • Pembengkakan pada wajah atau bagian tubuh lain.
  • Mengi atau sesak napas.
  • Pilek, hidung tersumbat.
  • Sakit perut, diare, mual atau muntah.
  • Bersin.
  • Pusing atau pingsan.
  • Penurunan tekanan darah.
  • Anafilaksis (reaksi alergi yang parah yang dapat mengancam jiwa). Ini ditandai dengan gejala penyempitan saluran udara, pembengkakan tenggorokan yang membuat sulit bernapas, penurunan tekanan darah yang parah, denyut nadi yang cepat, pusing atau kehilangan kesadaran.

2. Penyebab sindrom alpha-gal

Sindrom Alpha-gal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi kutu lone star (wikipedia.org/James Gathany)

Sindrom alpha-gal diyakini disebabkan oleh gigitan kutu yang membawa molekul alpha-gal, seperti kutu lone star atau blacklegged (kutu berkaki hitam).

Kutu tersebut mendapatkan alpha-gal dari darah hewan mamalia yang biasa mereka gigit, seperti sapi atau domba. Ketika mereka menggigit manusia, mereka menyuntikkan molekul tersebut ke dalam tubuh manusia.

Tidak diketahui mengapa beberapa orang mengembangkan alergi ini setelah terpapar alpha-gal, dan sementara yang lainnya tidak. Peneliti masih mengeksplorasi lebih lanjut mengenai penyebab gangguan ini.

Baca Juga: Ini 7 Cara Mudah Mengobati Mata Bengkak karena Alergi

3. Siapa yang berisiko mengembangkan alergi ini?  

Sindrom Alpha-gal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi populasi manusia (pixabay.com/deb_qep)

Alergi alpha-gal umumnya ditemukan di AS bagian tenggara dan sebagian New York, New Jersey, dan New England. Daerah tersebut merupakan tempat banyak ditemukannya kutu lone star.

Penduduk yang tinggal di wilayah-wilayah tersebut memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan sindrom alpha-gal, terutama jika sering menghabiskan waktu di luar ruangan, mendapat banyak gigitan kutu lone star, dan memiliki kelainan sel mast seperti mastositosis sistemik lamban.

Namun, kondisi ini tampaknya juga menyebar ke AS bagian utara dan barat. Di belahan dunia lain seperti Eropa, Australia, dan Asia juga dilaporkan kasus alergi alpha-gal yang disebabkan oleh kutu lain.

Pada banyak kasus, sindrom ini terdiagnosis pada orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat mengembangkannya.

4. Diagnosis sindrom alpha-gal

Sindrom Alpha-gal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi tes darah (pexels.com/Artem Podrez)

Sindrom alpha-gal didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan gejala, riwayat kesehatan, serta beberapa tes medis lainnya. Dokter mungkin juga akan menanyakan tentang paparan gigitan kutu, konsumsi daging merah, atau paparan produk mamalia lain.

Tes medis yang digunakan untuk membantu diagnosis sindrom alpha-gal mungkin termasuk:

  • Tes darah: untuk memastikan dan mengukur jumlah antibodi alpha-gal dalam aliran darah pasien. Ini merupakan tes kunci diagnosis sindrom alpha-gal.
  • Tes kulit: untuk mengetahui reaksi alergi pada paparan yang diberikan.

5. Pengobatan sindrom alpha-gal

Sindrom Alpha-gal: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi suntikan obat (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Sama seperti jenis alergi lainnya, pengobatan alergi alpha-gal termasuk menghindari makanan yang bisa memicu alergi atau penggunaan obat antihistamin yang dijual bebas di pasaran, seperti diphenhydramine. Pada kasus yang parah, suntikan epinefrin darurat mungkin dibutuhkan.

Dokter atau ahli alergi biasanya meresepkan alat autoinjektor epinefrin pada pasien yang terdiagnosis dengan sindrom alpha-gal. Alat ini berupa jarum suntik yang dapat menyuntikkan obat dosis tinggi saat terjadi reaksi alergi.

Itulah beberapa informasi medis tentang sindrom alpha-gal. Menghindari gigitan kutu adalah langkah penting untuk mencegah atau mengurangi risiko mengembangkan reaksi alergi ini.

Baca Juga: Bisakah Muncul Ruam akibat Alergi Sinar Matahari? Ini Penjelasannya!

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya