Gejala Gegar Otak Tak Kunjung Pulih? Waspadai Sindrom Pasca Gegar Otak

Gejalanya bisa pengaruhi fisik, perilaku, atau emosional

Gegar otak adalah cedera traumatis ringan akibat pukulan atau benturan di kepala yang dapat memengaruhi fungsi otak. Ini dapat menyebabkan gejala sakit kepala, pusing, gangguan memori, konsentrasi, hingga hilangnya kesadaran.

Gejala gegar otak biasanya bersifat sementara, biasanya sembuh dalam waktu 10-14 hari atau bertahan hingga berminggu-minggu.

Namun, jika gejalanya tak kunjung sembuh dan berlangsung lama setelah cedera awal terjadi, lebih dari 3 bulan, ini bisa menjadi kondisi yang disebut gejala sindrom pasca gegar otak, pasca gegar otak persisten, atau post-concussion syndrome (PCS).

Sindrom pasca gegar otak dapat memengaruhi fisik, kognitif, perilaku, maupun emosional seseorang. Berikut ini ulasan lengkap seputar pengertian, gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatannya.

1. Gejala sindrom pasca gegar otak

Gejala Gegar Otak Tak Kunjung Pulih? Waspadai Sindrom Pasca Gegar Otakilustrasi orang sakit kepala (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Seseorang dikatakan mengalami PCS bila mengalami cedera traumatik ringan yang tak kunjung sembuh. Kebanyakan ahli setuju bahwa gejala harus dimulai selambat-lambatnya empat minggu setelah cedera awal dan disertai dengan beberapa gejala, seperti:

  • Sakit kepala. Ini dapat bervariasi dan mungkin terasa seperti sakit kepala tipe tegang atau migrain. Paling sering adalah sakit kepala tipe tegang (sakit kepala yang menyebar, ringan hingga sedang, dan terasa mengikat di kepala). Sakit kepala harus terjadi dalam waktu satu minggu
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Kelelahan
  • Iritabilitas
  • Sifat lekas marah
  • Kegelisahan
  • Insomnia
  • Kehilangan konsentrasi dan memori
  • Telinga berdenging
  • Penglihatan kabur
  • Kebisingan dan sensitivitas cahaya
  • Toleransi alkohol berkurang
  • Pada kasus yang jarang, dapat menyebabkan penurunan rasa dan bau

2. Penyebab sindrom pasca gegar otak

Gejala Gegar Otak Tak Kunjung Pulih? Waspadai Sindrom Pasca Gegar Otakilustrasi orang depresi (pexels.com/Alex Green)

Penyebab PCS tidak diketahui. Beberapa teori menjelaskan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kerusakan struktural pada otak atau gangguan sistem persinyalan saraf otak akibat cedera kepala.

Sementara itu, yang lainnya percaya bahwa sindrom ini berkaitan dengan faktor psikologis, di mana gejala seperti sakit kepala, pusing, dan masalah tidur mirip dengan diagnosis depresi, kecemasan, atau gangguan pascatrauma (PTSD).

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui bagaimana dan mengapa gejala PCS terjadi. Faktor-faktor berikut ini kadang juga dikatakan dapat meningkatkan risiko PCS, yaitu:

  • Riwayat depresi, kecemasan, PTSD, stresor kehidupan yang signifikan, kurangnya kemampuan coping mechanism
  • Riwayat gegar otak
  • Riwayat kejang
  • Orang dewasa yang lebih tua. Dilansir Healthline, seseorang lebih mungkin mengembangkan PCS jika berusia di atas 40 tahun
  • Perempuan
  • Atlet. Karena mungkin memiliki risiko gegar otak atau cedera otak traumatis yang lebih tinggi

Baca Juga: Waspadai Pendarahan Otak, yuk Kenali Gejala dan Penyebabnya!

3. Diagnosis sindrom pasca gegar otak

Gejala Gegar Otak Tak Kunjung Pulih? Waspadai Sindrom Pasca Gegar Otakilustrasi pemeriksaan MRI (pexels.com/MART PRODUCTION)

PCS biasanya sulit didiagnosis karena memiliki gejala yang mirip dengan beberapa kondisi lain. Diagnosis biasanya dilakukan dengan mengenali gejala yang terlibat.

Dalam tinjauan ilmiah berjudul “Network Analysis and Precision Rehabilitation for The Post-concussion Syndrome” dalam jurnal Frontiers in Neurology tahun 2019, disebutkan bahwa kriteria PCS adalah harus memiliki tiga atau lebih gejala yang telah disebutkan di atas (poin nomor 1)—yang meliputi perubahan emosional dan gangguan kognitif—selama lebih dari 1 bulan.

Dokter mungkin akan memesan pemindaian otak, seperti pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk mendeteksi kelainan struktur otak.

Rujukan ke dokter spesialisasi keluhan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) mungkin juga diperlukan jika pasien sering pusing. Bisa juga rujukan ke psikolog atau psikiater bila mengalami gangguan kecemasan, depresi, atau memori.

4. Pengobatan sindrom pasca gegar otak difokuskan untuk mengelola gejala

Gejala Gegar Otak Tak Kunjung Pulih? Waspadai Sindrom Pasca Gegar Otakilustrasi terapi fisik (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pengobatan PCS berbeda-beda, yang disesuaikan dengan gejala dan frekuensi yang dialami pada setiap pasien. Pengobatan dapat meliputi:

  • Istirahat, merupakan komponen terpenting dalam perawatan PCS
  • Psikoterapi untuk mengobati depresi atau kecemasan
  • Obat-obatan, baik untuk meredakan gejala fisik seperti sakit kepala atau mengatasi kecemasan. Ini bisa berupa obat antidepresan, agen antihipertensi, atau agen antiepilepsi. Namun, penggunaan obat sering kali dihindari oleh dokter karena cedera kepala dapat membuat otak lebih sensitif terhadap obat dan efek samping
  • Terapi perilaku kognitif
  • Terapi penglihatan atau rehabilitasi neuro-optimetri untuk mengatasi gangguan penglihatan
  • Terapi keseimbangan atau vestibular untuk pasien yang mengeluhkan banyak pusing
  • Terapi fisik, termasuk pijat, olahraga ringan, atau terapi panas

5. Prospek kesembuhan sindrom pasca gegar otak

Gejala Gegar Otak Tak Kunjung Pulih? Waspadai Sindrom Pasca Gegar Otakilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/Anna Shvets)

PCS dapat meningkatkan risiko seserang mengalami depresi, terlebih jika pasien punya riwayat tersebut sebelum mengalami PCS. Gejala gegar otak dan PCS bisa memperburuknya.

Akan tetapi, sindrom ini dapat sembuh sepenuhnya, meski butuh waktu untuk sepenuhnya hilang. Pasien mungkin perlu mengubah aktivitas ataupun merencanakan perawatan dengan profesional kesehatan untuk mengelola gejala dan memantau kemajuannya.

Gejala PCS dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tetapi membaik seiring waktu. Pada banyak kasus, pasien bisa sembuh total.

Itulah beberapa informasi penting seputar sindrom pasca gegar otak atau PCS. Bila kamu mengalami gejala gegar otak yang berkepanjangan setelah mengalami cedera kepala, sebaiknya konsultasi ke dokter, ya.

Baca Juga: Studi Baru: Virus Corona Bisa Serang Sel Otak dan Timbulkan Peradangan

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya