Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Sangat langka tapi mampu mengancam jiwa

Cavernous sinus thrombosis (CST) atau trombosis sinus kavernosus merupakan kondisi langka tetapi serius yang melibatkan bekuan darah di sinus kavernosa. Sinus kavernosa ialah bagian berongga yang terletak di dasar otak dan di belakang rongga mata. Area ini memungkinkan darah mengalir dari otak dan wajah.

Bekuan darah biasanya dimulai saat infeksi yang dimulai di wajah atau kepala pindah ke sinus kavernosa. Tubuh menciptakan gumpalan darah untuk menghentikan penyebaran infeksi. Namun, gumpalan dapat membatasi aliran darah dari otak, yang berpotensi merusak otak, mata, atau saraf.

Lewat artikel ini, kamu diajak mengetahui lebih dalam seputar cavernous sinus thrombosis lewat informasi berikut yang telah dirangkum dari laman Healthline dan National Health Service.

1. Gejala

Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala (pexels.com/Yan Krukov)

Gejala awal CST ialah sakit kepala. Setelah itu, gejala berkembang sebagai rasa sakit di sekitar mata. Mata adalah salah satu bagian tubuh yang paling terpengaruh oleh CST. Gejala yang mungkin terjadi pada mata meliputi:

  • Mata melotot
  • Mata merah
  • Sakit mata
  • Penglihatan ganda atau penglihatan kabur
  • Kesulitan menggerakkan mata
  • Kelopak mata terkulai

Beberapa hari atau minggu kemudian, gejala tambahan akan mulai bermunculan. Gejala lainnya yang bisa muncul termasuk:

  • Demam tinggi
  • Muntah
  • Kejang
  • Perubahan kondisi mental, seperti merasa sangat bingung

Jika tidak diobati, kebanyakan orang dengan CST akan makin mengantuk hingga akhirnya jatuh koma.

2. Penyebab

Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi bakteri (pixabay.com/qimono)

Pada CST, gumpalan darah terbentuk di sinus di belakang mata atau di bawah tengkorak setelah infeksi. Gumpalan ini sebenarnya bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi, tetapi sering kali justru menghalangi aliran darah keluar dari otak.

Beberapa jenis infeksi dapat menyebabkan hal ini di antaranya:

  • Sinusitis
  • Abses atau bisul
  • Infeksi gigi
  • Infeksi telinga
  • Infeksi setelah prosedur wajah atau operasi

Secara lebih khusus, 70 persen infeksi yang menyebabkan CST melibatkan bakteri Staphylococcus aureus.  Namun, CST tidak selalu melibatkan infeksi bakteri. Beberapa penyebab potensial lainnya meliputi:

  • Cedera kepala parah
  • Infeksi jamur
  • Kondisi kesehatan yang mendasari
  • Pengobatan yang meningkatkan risiko pembekuan darah
  • Adanya gangguan autoimun

3. Diagnosis

Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi anak menjalani pemeriksaan MRI (healthier.stanfordchildrens.org)

CST adalah kasus yang sangat jarang terjadi, sehingga kadang salah didiagnosis. Untuk mendiagnosis CST, dokter biasanya akan meninjau riwayat kesehatan dan infeksi yang baru-baru ini dialami pasien.

Penting untuk memberikan informasi pada dokter serinci mungkin. Jika dokter curiga ada gumpalan darah, dokter akan meminta pasien melakukan pemindaian MRI atau CT scan untuk memeriksa sinus.

Bergantung pada apa yang dokter amati selama pemindaian, dokter mungkin melakukan tes kultur darah. Tes ini melibatkan pengambilan sampel kecil darah dan mengujinya untuk melihat adanya bakteri. Tergantung pada gejala, dokter mungkin juga memeriksa kultur cairan serebrospinal untuk mengamati apakah terdapat meningitis, yang kadang terjadi bersamaan dengan CST.

Baca Juga: Malformasi Arteri Vena: Gejala, Diagnosis, Perawatan, Komplikasi

4. Pengobatan

Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi antibiotik (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Pasien CST membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit dan pemantauan ketat. Pengobatan yang mungkin diberikan untuk pasien meliputi:

  • Antibiotik: Antibiotik adalah pengobatan pertama untuk CST yang biasanya diberikan sesegera mungkin, bahkan sebelum dilakukan tes. Apabila tes kemudian menunjukkan bahwa CST tidak disebabkan oleh infeksi bakteri, maka pemberian antibiotik dapat dihentikan. Umumnya, antibiotik diberikan selama beberapa minggu guna memastikan infeksi telah sepenuhnya dibersihkan dari tubuh. Antibiotik biasanya diberikan melalui infus.
  • Antikoagulan: Pasien mungkin juga akan diberi antikoagulan, yang disebut heparin, untuk membantu melarutkan bekuan darah.
  • Kortikosteroid: Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di tubuh.
  • Drainase bedah: Jika CST disebabkan oleh infeksi yang menyebar dari bisul atau sinusitis, dokter mungkin memutuskan untuk mengeluarkan nanah dari sana. Itu dilakukan baik menggunakan jarum atau operasi.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi masalah mata, salah satu komplikasi CST (freepik.com/wayhomestudio)

CST bisa memicu komplikasi yang parah. Sekitar 1 dari 3 kasus berakibat fatal, jadi sangat penting untuk mendatangi dokter jika kamu merasa memilikinya, terutama jika kamu baru saja mengalami infeksi.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi termasuk:

  • Masalah penglihatan: Sekitar 1 dari 6 orang akan mengalami masalah penglihatan permanen.
  • Terbentuk gumpalan darah di tempat lain: CST dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah di bagian tubuh yang lain, seperti kaki atau paru-paru.
  • Infeksi yang menyebar: Jika infeksi menyebar di luar sinus, itu dapat memicu meningitis dan sepsis.

6. Siapa saja yang berisiko mengalami cavernous sinus thrombosis?

Cavernous Sinus Thrombosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi ibu hamil (pexels.com/Pixabay)

Sulit untuk memastikan berapa banyak orang yang terkena CST, tetapi diperkirakan kondisi ini sangat jarang. CST dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, tetapi lebih sering terjadi pada perempuan. Ini kemungkinan karena kehamilan dan konsumsi pil kontrasepsi oral atau pil KB yang bisa membuat perempuan lebih rentan mengalami pembekuan darah.

Cavernous sinus thrombosis atau trombosis sinus kavernosus adalah kondisi langka yang sangat serius dan bisa mengancam jiwa. 

Jika kamu baru saja mengalami cedera kepala parah atau infeksi di kepala, perhatikan gejala yang dirasakan. Selain itu, bila kamu punya kondisi autoimun, kamu juga perlu mewaspadai tanda-tanda cavernous sinus thrombosis. Makin cepat gejala dideteksi, makin cepat pengobatan dapat dimulai untuk mencegah penyebaran infeksi.

Baca Juga: Selain Hemofilia, Ini 7 Penyakit yang Membutuhkan Transfusi Darah

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya