Mengenal Saraf Vagus, Salah Satu Saraf Terpenting dalam Tubuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saraf vagus adalah saraf yang paling panjang dan rumit di antara 12 pasang saraf kranial dari otak. Saraf vagus bertanggung jawab mentransmisikan informasi ke atau dari otak ke jaringan dan organ lain di tubuh.
Nama "vagus" berasal dari bahasa Latin yang artinya "mengembara." Ini lantaran saraf vagus mengembara dari otak ke organ-organ di leher, dada, dan perut. Bisa dibilang, saraf vagus adalah salah satu saraf terpenting dalam tubuh karena membantu mengatur banyak aspek penting dari fisiologi manusia, seperti detak jantung, tekanan darah, keringat, pencernaan, bahkan bicara.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa hal mengenai saraf vagus yang membantu kamu untuk lebih memahami fungsi pentingnya. Berikut penjelasannya dirangkum dari laman Healthline dan Medical News Today.
1. Apa itu saraf vagus
Saraf vagus mempunyai dua kumpulan badan sel saraf sensorik, dan menghubungkan batang otak ke tubuh. Ini memungkinkan otak memantau dan menerima informasi tentang berbagai fungsi tubuh.
Saraf vagus berkontribusi pada berfungsinya sistem saraf otonom, yang terdiri dari bagian parasimpatis dan simpatis. Saraf ini bertanggung jawab dalam beberapa aktivitas sensorik dan informasi motorik untuk gerakan di dalam tubuh.
2. Pengaruh saraf vagus
Ada beberapa fungsi yang berbeda dari saraf vagus. Empat fungsi utamanya yaitu:
- Sensorik: dari tenggorokan, jantung, paru-paru, dan perut.
- Sensorik khusus: Mmeneruskan sensasi rasa di belakang lidah.
- Motorik: gerakan untuk otot-otot di leher yang bertanggung jawab dalam aktivitas menelan dan berbicara.
- Parasimpatis: berperan dalam fungsi saluran pencernaan, pernapasan, dan detak jantung.
Fungsi saraf vagus lainnya di antaranya:
- Komunikasi antara otak dan usus: saraf vagus bertanggung jawab dalam mengirimkan informasi dari usus ke otak.
- Relaksasi dengan pernapasan dalam: saat menarik napas dalam-dalam, seseorang jadi merasa lebih rileks.
- Mengurangi peradangan: saraf ini mentransfer sinyal antiinflamasi ke sejumlah bagian tubuh.
- Mengelola rasa takut: saraf vagus mengirimkan informasi dari usus ke otak untuk mengatasi stres, kecemasan, dan ketakutan.
Baca Juga: 5 Tanda Adanya Masalah pada Saraf, Tangani Sebelum Makin Parah
3. Stimulasi saraf vagus
Editor’s picks
Stimulasi saraf vagus digunakan untuk mengatasi epilepsi dan depresi yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan lain. Stimulasi saraf vagus melibatkan peletakan suatu alat di dalam tubuh yang menggunakan impuls listrik untuk menstimulasi saraf.
Alat tersebut biasanya dipasang di bawah kulit dada dan melibatkan kawat yang menghubungkannya ke saraf vagus kiri. Setelah perangkat diaktifkan, alat ini akan mengirimkan sinyal melalui saraf vagus ke batang otak, yang kemudian mengirimkan informasi ke otak.
Selain mengobati kondisi yang sudah ada, diperkirakan bahwa stimulasi saraf vagus dapat mengantisipasi kondisi lain di masa depan, seperti multiple sclerosis, Alzheimer, dan sakit kepala cluster.
4. Tes saraf vagus
Saat menguji saraf vagus, dokter biasanya memeriksa refleks muntah. Pada pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan kapas lembut untuk menggelitik bagian belakang tenggorokan di kedua sisi.
Cara ini akan membuat pasien muntah. Jika pasien tidak muntah, bisa jadi memang terdapat masalah pada saraf vagus.
5. Masalah saraf vagus
Beberapa kondisi kronis seperti alkoholisme dan diabetes dapat merusak saraf vagus. Kerusakan saraf vagus dapat ditandai dengan gejala:
- Kesulitan berbicara atau kehilangan suara
- Suara serak atau mengi
- Kesulitan menelan minuman
- Hilangnya refleks muntah
- Sakit telinga
- Detak jantung dan tekanan darah tidak normal
- Produksi asam lambung menurun
- Mual atau muntah
- Perut kembung atau nyeri
Kerusakan pada saraf vagus juga bisa memicu gastroparesis. Ini adalah kondisi yang memengaruhi kontraksi tak disengaja pada sistem pencernaan, yang mencegah pengosongan perut dengan benar.
Gejala gastroparesis meliputi:
- Mual atau muntah makanan yang tidak tercerna beberapa jam setelah makan
- Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
- Refluks asam
- Sakit perut atau kembung
- Penurunan berat badan
- Kadar gula darah yang naik turun
Terkadang saraf vagus juga bereaksi berlebihan terhadap pemicu stres tertentu. Saat terjadi respons berlebihan, ini bisa memicu penurunan detak jantung dan tekanan darah secara tiba-tiba, yang mengakibatkan pingsan. Kerusakan saraf vagus ini dikenal sebagai sinkop vasovagal.
Demikianlah beberapa informasi mengenai saraf vagus. Semoga ini bisa menambah pengetahuan kamu mengenai salah satu bagian tubuh yang paling penting ini.
Baca Juga: Kenali 5 Dampak Obesitas pada Kesehatan Otak, Waspadalah!