Fistula Gastrointestinal: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Bisa menyebabkan berbagai masalah pencernaan

Fistula gastrointestinal ialah pembukaan abnormal pada saluran pencernaan yang menyebabkan cairan lambung merembes melalui lapisan perut atau usus. Kalau memiliki kondisi ini, kamu lebih berisiko terkena infeksi saat cairan ini bocor ke kulit atau organ lain.

Fistula gastrointestinal biasanya terjadi setelah kamu menjalani prosedur operasi di dalam perut. Namun, mempunyai masalah pencernaan kronis juga berisiko tinggi mengembangkan fistula.

Mengetahui lebih dalam seputar fistula gastrointestinal dapat membantu kamu mencari pengobatan segera jika mengalami gejalanya, sekaligus melakukan strategi pencegahan untuk menghindari kondisi ini.

1. Gejala

Saat memiliki fistula gastrointestinal, makanan yang dicerna tidak dapat bergerak dengan baik ke seluruh tubuh. Fistula juga menyebabkan cairan lambung bocor keluar, mengurangi kadarnya di seluruh tubuh. Akibatnya, kamu mungkin mengalami gejala berikut:

  • Sakit perut.
  • Dehidrasi.
  • Diare.
  • Demam.
  • Malnutrisi.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Muntah.

Selain itu, menurut laman Healthline, fistula gastrointestinal dapat membuat kamu menjadi sangat sakit dan dapat mengembangkan suatu kondisi yang dikenal sebagai sepsis.

Pada kondisi ini, tubuh menyerang dirinya sendiri sebagai reaksi terhadap infeksi yang parah. Sepsis menyebabkan berbagai gejala, mulai dari tekanan darah rendah, demam tinggi, detak jantung tinggi, dan kegagalan organ.

2. Penyebab

Fistula Gastrointestinal: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi masalah pencernaan (freepik.com/diana.grytsku)

Kebanyakan fistula gastrointestinal terjadi setelah kamu menjalani prosedur operasi perut. Namun, ini juga dapat disebabkan oleh hal lain. Berikut adalah penyebab lain fistula gastrointestinal menurut laman National Library of Medicine:

  • Penyumbatan di usus.
  • Infeksi.
  • Penyakit Crohn.
  • Paparan radiasi ke perut, seperti dari pengobatan kanker.
  • Cedera.
  • Menelan zat kaustik.

3. Diagnosis

Dokter akan memulai diagnosis dengan meninjau riwayat medis dan bedah, serta menilai gejala yang kamu alami. Setelah itu, dokter mungkin melakukan hal berikut:

  • Tes darah. Tes darah berguna untuk menilai elektrolit serum dan status nutrisi, yang mengukur kadar albumin dan pra-albumin. Keduanya adalah protein yang memainkan peran penting dalam penyembuhan luka.
  • Endoskopi atas dan bawah. Tes ini dilakukan untuk melihat kemungkinan masalah pada saluran pencernaan.
  • Rontgen usus bagian atas dan bawah.
  • Fistulogram. Tes ini melibatkan penyuntikan pewarna kontras ke dalam pembukaan kulit di fistula eksternal dan kemudian mengambil gambar sinar-X.

Baca Juga: Fistula Ani: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

4. Pengobatan

Fistula Gastrointestinal: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Fistula sebenarnya dapat menutup sendiri ketika:

  • Infeksi berhasil dikendalikan.
  • Tubuh menyerap nutrisi yang cukup.
  • Kesehatan secara keseluruhan baik.
  • Hanya sedikit cairan lambung yang masuk melalui lubang tersebut.

Menurut laman Healthline, sekitar 70–90 persen fistula menutup dengan sendirinya dalam waktu 5 minggu. Jadi, sebagian besar pengobatan fistula gastrointestinal tidak memerlukan operasi.

Perawatan fistula gastrointestinal biasanya berfokus dalam menjaga asupan gizi dan mencegah infeksi luka. Perawatan mungkin termasuk:

  • Menjaga hidrasi.
  • Mengoreksi elektrolit serum darah.
  • Menormalkan ketidakseimbangan asam dan basa.
  • Mengurangi keluaran cairan dari fistula.
  • Mengendalikan infeksi dan menjaga terhadap sepsis.
  • Melindungi kulit dan memberikan perawatan luka yang berkelanjutan.

Jika fistula tidak juga membaik setelah 3 sampai 6 bulan pengobatan, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi untuk menutup fistula.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Fistula gastrointestinal dapat memicu berbagai komplikasi, yang meliputi:

  • Infeksi.
  • Malnutrisi.
  • Ketidakseimbangan elektrolit.
  • Penyembuhan luka yang buruk.

Mengutip dari Medical News Today, sekitar 25 persen fistula sembuh dalam 30–40 hari dengan nutrisi yang tepat dan beberapa penanganan medis. Namun, angka kematian untuk semua kasus fistula gastrointestinal bisa mencapai 40 persen. Oleh sebab itu, penting untuk mencari pengobatan segera.

6. Pencegahan

Fistula Gastrointestinal: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi fistula gastrointestinal (freepik.com/freepik)

Strategi pencegahan fistula gastrointestinal bergantung pada penyebab dan jenis fistula. Jika penyebabnya adalah penyakit atau cedera serius, pencegahannya berupa pengobatan segera. Jika penyebabnya adalah kondisi lain yang mendasarinya, pencegahannya adalah menemukan pengobatan terbaik atau strategi manajemen untuk kondisi itu sendiri.

Sayangnya, diterangkan laman Healthline, fistula gastrointestinal tidak selalu dapat dicegah. Namun, kamu dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah fistula gastrointestinal sebelum operasi.

Fistula gastrointestinal sering kali bisa sembuh secara spontan, tetapi terkadang bisa menjadi parah dan memerlukan pengobatan. Jadi, yang terbaik adalah segera mencari pengobatan begitu didiagnosis dengan kondisi ini.

Baca Juga: 8 Cara Membersihkan Usus Kotor demi Pencernaan yang Sehat

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya