7 Gejala Sindrom Asperger, Gangguan yang Kerap Dikira Autisme

Gejala sindrom Asperger lebih ringan daripada autisme

Sindrom Asperger adalah gangguan neurologis yang kerap disalahartikan sebagai autisme. Ini karena individu dengan sindrom Asperger memiliki sejumlah karakteristik yang berbeda dibandingkan orang-orang pada umumnya, seperti kesulitan dalam keterampilan sosial maupun motorik. Meskipun begitu, gangguan yang dialami pengidap sindrom Asperger lebih ringan daripada pengidap autisme.

Agar kamu tidak salah paham lagi dan menganggap sindrom Asperger sama dengan autisme, di bawah ini akan dijelaskan sejumlah gejala khas yang dimiliki oleh orang dengan sindrom Asperger, yang dirangkum dari laman MedicineNet dan Applied Behavior Analysis Programs Guide.

1. Kesulitan memahami lelucon atau sarkasme

Beberapa orang dengan sindrom Asperger sulit memahami lelucon, frasa sehari-hari, atau sarkasme karena mereka menangkap kata-kata secara harfiah, bahkan hingga mereka dewasa. Jadi, jika kamu mengajak mereka berbicara dengan kalimat majas, mereka akan sulit memahaminya.

Meskipun begitu, individu dengan sindrom Asperger juga ingin tertawa dan membuat orang lain tertawa, sehingga mereka mungkin dapat memahami lelucon yang sederhana. Orang-orang dengan sindrom ini memiliki selera humor yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, tetapi pada dasarnya mereka tetap memiliki selera humor.

2. Perbedaan cara bicara

7 Gejala Sindrom Asperger, Gangguan yang Kerap Dikira Autismeilustrasi dua orang sedang berbicara (pexels.com/Christina Morillo)

Kamu mungkin akan mengamati perbedaan cara bicara pada orang dengan sindrom Asperger, seperti kurangnya ritme verbal, nada monoton, dan infleksi pada kata-kata tertentu. Ciri ini tampak pada pengidap sindrom Asperger anak-anak dan dewasa karena banyak yang tidak dapat mengatasi masalah ini.

Mereka juga sering tidak mampu mengontrol volume suara mereka sesuai dengan lingkungan tempat mereka berada. Tak jarang, orang dengan sindrom Asperger berbicara keras di tempat ibadah, perpustakaan, atau di keramaian.

3. Keterlambatan perkembangan motorik

Anak yang didiagnosis dengan sindrom Asperger mungkin mengalami hambatan dalam perkembangan keterampilan motorik halus dan kasar. Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan keterampilan motorik halus mungkin mengalami kesulitan untuk menggenggam benda dengan jari mereka.

Sementara itu, keterlambatan perkembangan keterampilan motorik kasar mungkin termasuk ketidakmampuan untuk melempar bola ke atas, bahkan setelah demonstrasi berulang kali. Karakteristik ini sangat bervariasi dan bisa dilihat pada kasus yang ringan maupun yang lebih parah.

Baca Juga: 7 Mitos tentang Autisme yang Banyak Beredar dan Dipercaya

4. Masalah sensorik

7 Gejala Sindrom Asperger, Gangguan yang Kerap Dikira Autismeilustrasi menutup telinga (freepik.com/karlyukav)

Beberapa orang dengan sindrom Asperger juga memiliki gangguan pemrosesan sensorik. Gejala gangguan pemrosesan sensorik di antaranya:

  • Sensitif terhadap cahaya terang.
  • Sensitif terhadap jenis sentuhan tertentu.
  • Sensitif terhadap suara keras atau bernada tinggi.
  • Sensitif terhadap bau yang kuat.
  • Masalah keseimbangan.
  • Kurang sensitif terhadap rasa sakit.
  • Canggung.
  • Sangat pemilih terhadap makanan.

5. Minat yang sangat kuat terhadap bidang tertentu

Orang dengan sindrom Asperger cenderung memiliki minat yang sangat kuat terhadap hal tertentu. Minat ini bahkan lebih kuat daripada individu tanpa autisme, penyakit mental, atau gangguan kognitif dan perkembangan. Minat ini biasanya melibatkan fakta, objek, dan topik sensorik yang mencakup:

  • Membaca.
  • Menonton film atau acara TV.
  • Video game.
  • Hewan.
  • Mengoleksi sesuatu.
  • Matematika.

6. Orientasi yang tinggi terhadap detail

7 Gejala Sindrom Asperger, Gangguan yang Kerap Dikira Autismeilustrasi laki-laki sedang bekerja (pexels.com/olia danilevich)

Orientasi pada detail adalah salah satu kualitas hebat yang dimiliki pengidap sindrom Asperger. Orientasi detail yang di atas rata-rata orang merupakan kualitas yang sangat berguna bagi kehidupan orang dengan sindrom Asperger.

Ada banyak pekerjaan, olahraga, hobi, dan aktivitas lainnya yang membutuhkan perhatian terhadap detail. Bagi individu dengan sindrom Asperger, ini menjadi potensi kesuksesan besar.

7. Kecanggungan sosial

Saat dewasa, orang dengan sindrom Asperger mungkin terlihat canggung secara sosial. Mereka mungkin tidak mampu memahami konsep percakapan dua arah. Salah satu perilaku umum yang mereka tunjukkan adalah tanpa sengaja berbicara terlalu banyak tentang diri sendiri dan tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.

Pengidap sindrom Asperger juga cenderung kesulitan memahami isyarat sosial, seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Akibatnya, ini memberikan kesan bahwa mereka tidak tertarik atau tidak memperhatikan interaksi sosial.

Meskipun memiliki beberapa karakteristik berbeda dibandingkan orang-orang pada umumnya, tetapi orang yang didiagnosis dengan sindrom Asperger masih dapat bekerja, beraktivitas, dan menjalin hubungan sosial. Jika kamu tertarik untuk mengetahui lebih banyak seputar Asperger, ada banyak referensi daring yang bagus dan dapat kamu akses dengan mudah.

Baca Juga: 7 Hal Penting yang Perlu Dipahami tentang Gangguan Bipolar dan Autisme

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya