12 Jenis Benjolan Non Kanker pada Payudara, Perlukah Diobati?

Kebanyakan benjolan payudara tidak bersifat kanker

Benjolan payudara adalah pembengkakan lokal atau tonjolan pada payudara yang membuat area tersebut terasa berbeda dengan jaringan payudara di sekitarnya.

Benjolan payudara dapat berkembang pada laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering terjadi pada perempuan.

Saat menemukan benjolan di payudara, tentu kamu khawatir benjolan tersebut bersifat kanker, padahal sebagian besar tidak. Kendati demikian, beberapa benjolan tetap memerlukan pengobatan. Di sini, kita akan membahas apa saja jenis benjolan non kanker pada payudara.

1. Abses

Abses yang berkembang di payudara biasanya terjadi saat menyusui. Abses umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan tidak bersifat kanker.

Diterangkan laman Medical News Today, abses mungkin tampak seperti:

  • Gumpalan.
  • Nyeri.
  • Pada kulit yang pucat, area sekitar benjolan tampak kemerahan. Pada kulit gelap, area sekitar benjolan tampak menggelap.
  • Daerah sekitar abses terasa hangat.
  • Keluar cairan dari puting.
  • Mual dan muntah.
  • Demam.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

Perawatan untuk abses biasanya meliputi:

  • Menghilangkan abses.
  • Pemberian antibiotik
  • Menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, untuk mengatasi rasa sakit dan peradangan.

Jika abses payudara terjadi saat seseorang tidak menyusui, dokter mungkin akan melakukan tes.

2. Kista

12 Jenis Benjolan Non Kanker pada Payudara, Perlukah Diobati?ilustrasi payudara (unsplash.com/Aleksandra Sapozhnikova)

Kista ialah kantung berisi cairan yang biasanya tidak memerlukan perawatan. Namun, jika berukuran besar dan menimbulkan ketidaknyamanan, maka sebaiknya dikeluarkan.

Besar kista dapat bertambah dan berkurang saat menstruasi dan dapat hilang dengan sendirinya. Berbeda dengan benjolan kanker yang tidak akan berubah dengan siklus menstruasi. 

Menurut Memorial Sloan Kettering Cancer Center, kista cukup umum terjadi pada perempuan muda. Kista di payudara dapat menurun dalam keluarga.

3. Lobular carcinoma in situ (LCIS)

Lobular carcinoma in situ (LCIS) adalah jenis perubahan payudara yang kadang tampak saat dilakukan biopsi payudara. Pada LCIS, sel-sel mirip sel kanker tumbuh di lapisan kelenjar penghasil susu payudara atau lobulus, tetapi tidak menyerang melalui dinding lobulus.

Menurut American Cancer Society, LCIS tidak dianggap sebagai kanker dan biasanya tidak menjadi kanker payudara invasif meskipun tidak diobati. Namun, memiliki LCIS meningkatkan risiko mengembangkan kanker payudara invasif di kedua payudara di kemudian hari.

4. Fibroadenoma

12 Jenis Benjolan Non Kanker pada Payudara, Perlukah Diobati?ilustrasi payudara sakit dan bengkak (freepik.com/cookie_studio)

Fibroadenoma payudara merupakan pertumbuhan jaringan kelenjar abnormal di payudara. Ini adalah tumor jinak dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Benjolan tampak bulat dan padat. 
  • Memiliki batas halus.
  • Tidak disertai rasa sakit.
  • Paling sering muncul pada perempuan berusia 14–35 tahun.

Fibroadenoma biasanya menyusut dan menghilang dengan sendirinya seiring waktu. Namun, fibroadenoma yang besar mungkin perlu diangkat melalui pembedahan.

5. Pseudoangiomatous stromal hyperplasia (PASH)

Pseudoangiomatous stromal hyperplasia (PASH) disebabkan oleh pertumbuhan berlebih sel-sel jinak yang ditemukan di jaringan ikat dan otot polos. Pertumbuhan ini bersifat jinak. Kondisi ini dipengaruhi oleh hormon dan dapat memicu pembesaran payudara, tetapi kasusnya jarang. 

PASH bisa terasa seperti benjolan, tetapi sering kali orang yang memiliki PASH tidak merasakannya. PASH biasanya ditemukan secara kebetulan lewat pencitraan rutin atau biopsi payudara. 

PASH paling sering dialami perempuan berusia 30 hingga 50 tahun. Benjolan ini juga tidak berbahaya dan biasanya tidak memerlukan pengobatan, kecuali ukurannya besar dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Baca Juga: Menemukan Benjolan di Payudara? Lakukan Ini

6. Nekrosis lemak

12 Jenis Benjolan Non Kanker pada Payudara, Perlukah Diobati?Penyebab perubahan warna puting (pexels.com/cottonbro)

Nekrosis lemak terjadi saat jaringan lemak di payudara tidak menerima oksigen yang cukup. Akibatnya, jaringan tersebut mengalami kerusakan dari waktu ke waktu. 

Ini bisa terjadi setelah operasi rekonstruksi payudara, trauma, biopsi, dan beberapa perawatan medis. Ciri-ciri nekrosis lemak meliputi:

  • Benjolan.
  • Payudara berubah bentuk.
  • Kadang disertai nyeri.

7. Mastitis

Mastitis ialah peradangan atau pembengkakan pada payudara yang umumnya disebabkan oleh infeksi. Hal ini paling sering dialami oleh perempuan menyusui.

Menurut American Cancer Society, mastitis disebabkan oleh saluran susu yang tersumbat sehingga ASI tidak dapat mengalir sepenuhnya dari payudara atau pecahnya kulit puting yang dapat menyebabkan infeksi. Hal ini membuat sel darah putih melepaskan zat untuk melawan infeksi, yang selanjutnya menyebabkan pembengkakan dan peningkatan aliran darah. 

Bagian payudara yang terinfeksi dapat mengalami pembengkakan, nyeri, merah, dan terasa hangat saat disentuh. Mastitis juga bisa menyebabkan demam, sakit kepala, atau gejala umum seperti flu.

8. Jaringan payudara menggumpal

12 Jenis Benjolan Non Kanker pada Payudara, Perlukah Diobati?ilustrasi benjolan pada payudara (freepik.com/cookie_studio)

Terkadang, yang terasa seperti benjolan hanyalah jaringan payudara yang padat atau penonjolan jaringan payudara. Pemeriksaan payudara sendiri secara teratur dapat membantu perempuan membiasakan diri dengan payudara mereka.

Pasien yang sedang menstruasi harus memeriksakan dirinya sekitar tujuh hari setelah mulai menstruasi setiap bulannya.

9. Reaksi terhadap vaksin COVID-19

Menurut laman Memorial Sloan Kettering Cancer Center, ada sejumlah laporan tentang orang-orang yang mengalami penebalan kelenjar getah bening di ketiak tempat mereka menerima vaksin COVID-19. Hal ini paling sering terjadi ketika pemeriksaan payudara seseorang berdekatan dengan saat mereka menerima vaksinasi.

Dokter dapat melakukan USG untuk memeriksanya dan biasanya mereka bisa mengetahui bahwa itu adalah kelenjar getah bening yang jinak. Terkadang, USG lanjutan pada kelenjar getah bening dilakukan 8 hingga 12 minggu setelah pemindaian awal. Kelenjar getah bening reaktif jinak biasanya akan kembali ke ukuran normal dalam waktu tersebut.

Namun, sebaiknya jangan berasumsi bahwa benjolan di bawah ketiak disebabkan oleh vaksin, jadi tetap penting untuk memeriksakannya. Penting juga untuk tidak melewatkan pemeriksaan rutin atau menundanya terlalu lama.

10. Tumor phylloides

12 Jenis Benjolan Non Kanker pada Payudara, Perlukah Diobati?ilustrasi mengukur lingkar dada (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Tumor phylloides dimulai di jaringan ikat dan kelenjar payudara. Hampir semua tumor phylloides bersifat non kanker. Dalam kasus yang jarang, tumor phylloides mungkin bersifat kanker. Tumor phylloides lainnya diklasifikasikan sebagai tumor borderline, atau potensi ganas yang tidak pasti. Artinya, dokter tidak dapat mengetahui apakah tumor phylloides bersifat kanker atau akan menjadi kanker, mengutip dari laman Canadian Cancer Society.

Tumor phylloides dapat menyebabkan benjolan bulat yang keras. Terkadang, itu bisa menimbulkan rasa sakit. Tumor ini sering kali tumbuh sangat cepat dan ukurannya mungkin cukup besar saat didiagnosis.

Dokter akan melakukan operasi (lumpektomi) untuk mengangkat tumor phylloides. Tindakan ini mengangkat sebagian besar jaringan payudara normal di sekitar tumor karena tumor ini cenderung muncul kembali (kambuh) jika seluruh tumor tidak diangkat. Dokter mungkin perlu melakukan mastektomi untuk tumor phylloides yang bersifat kanker berukuran besar atau tumor phylloides yang berulang.

11. Lipoma

Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh lambat dan terbentuk tepat di bawah permukaan kulit. Beberapa mungkin memiliki berat hanya beberapa gram, sementara yang lain cukup besar untuk menghasilkan tonjolan yang terlihat, dilansir National Breast Cancer Foundation.

Lipoma lembut saat disentuh dan bergerak bebas saat digerakkan. Lipoma dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, rontgen, mammogram, atau USG. Biasanya tidak memerlukan pengobatan, tetapi lipoma bisa diangkat lewat pembedahan jika menimbulkan ketidaknyamanan atau jika menurut dokter diperlukan.

12. Papiloma intraduktal

12 Jenis Benjolan Non Kanker pada Payudara, Perlukah Diobati?ilustrasi payudara (pexels.com/Klaus Nielsen)

Papiloma intraduktal adalah benjolan seperti kutil yang bisa berkembang di saluran susu payudara. Papiloma intraduktal, paling sering terjadi pada perempuan berusia di atas 40 tahun, sering kali terbentuk di dekat puting susu, tetapi bisa juga terjadi di tempat lain di payudara.

Papiloma intraduktal mungkin terasa seperti benjolan kecil dan dapat menyebabkan keluarnya cairan bening atau berdarah dari puting susu.

Penyakit ini didiagnosis melalui pemeriksaan klinis, USG atau mammogram, dan terkadang biopsi. Papiloma intraduktal sering kali diangkat melalui pembedahan.

Walaupun tidak semua benjolan pada payudara bersifat kanker, tetapi bukan berarti benjolan tersebut sudah pasti tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan. Tidak ada salahnya untuk menemui dokter jika melihat benjolan pada payudara. Akan lebih baik lagi jika kamu melakukan skrining payudara rutin.

Baca Juga: Perbedaan Benjolan Tumor dan Kista, Sekilas Mirip!

Topik:

  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya