Keracunan Parasetamol, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Terjadi akibat konsumsi parasetamol yang terlalu tinggi

Diberitakan dalam situs Al Jazeera, puluhan anak di bawah usia 5 tahun meninggal dunia dalam tiga bulan terakhir di Gambia. Autopsi menunjukkan penyebab kematian kemungkinan adalah parasetamol. Setidaknya, 28 anak dilaporkan meninggal dunia karena gagal ginjal terkait parasetamol. Meskipun begitu, pihak berwenang menyebut bahwa E.coli mungkin juga bertanggung jawab.

Parasetamol adalah obat analgesik yang digunakan untuk meredakan nyeri dan demam. Parasetamol bisa menyebabkan bahaya jika digunakan secara berlebihan atau yang juga dikenal sebagai keracunan parasetamol.

Artikel ini akan membahas berbagai hal penting seputar parasetamol, mulai dari cara tepat menggunakannya hingga mengatasi keracunan parasetamol.

1. Fungsi parasetamol

Parasetamol tersedia sebagai obat bebas maupun obat resep. Dilansir Drugs, obat ini digunakan untuk mengatasi:

  • Sakit kepala.
  • Migrain.
  • Sakit punggung.
  • Rematik dan nyeri otot.
  • Artritis ringan.
  • Sakit gigi.
  • Nyeri haid (dismenorea).
  • Gejala pilek dan flu.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sakit sinus.
  • Nyeri pascaoperasi.
  • Demam.

Tidak jelas bagaimana parasetamol bekerja. Namun, diperkirakan ini memblokir pembawa pesan kimia di otak yang memberi tahu saat kita kesakitan dan memengaruhi pembawa pesan kimiawi yang mengatur suhu tubuh.

2. Cara menggunakan parasetamol

Keracunan Parasetamol, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinyailustrasi minum parasetamol (pexels.com/Ron Lach)

Sebelum menggunakan parasetamol, penting untuk mengikuti petunjuk pada kemasan produk. Berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam menggunakan parasetamol seperti dijelaskan laman WebMD:

  • Jika ingin memberikan parasetamol untuk anak, pastikan menggunakan produk yang memang ditujukan untuk anak-anak.
  • Untuk obat dalam bentuk cairan, ikuti petunjuk pada kemasan produk. Beberapa obat perlu dikocok sebelum digunakan, sebagian lainnya tidak perlu dikocok.
  • Untuk tablet kunyah, kunyah secara menyeluruh terlebih dahulu sebelum ditelan.
  • Untuk tablet extended-release, jangan dihancurkan atau dikunyah karena meningkatkan risiko efek samping. 
  • Parasetamol bekerja paling baik untuk mengatasi nyeri jika dikonsumsi sejak nyeri pertama kali muncul.

3. Kapan harus berhenti mengonsumsi parasetamol?

Parasetamol tidak boleh diminum lebih dari tiga hari untuk mengatasi demam, kecuali dengan arahan dokter. Untuk orang dewasa, jangan mengonsumsi produk ini untuk mengatasi rasa sakit selama lebih dari 10 hari (5 hari pada anak-anak) kecuali dengan saran dokter.

Segera temui dokter jika kondisi berlangsung lama, memburuk, atau mengalami gejala baru. Jika kamu merasa memiliki masalah medis yang serius, segera dapatkan bantuan medis.

4. Toksisitas

Keracunan Parasetamol, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinyailustrasi parasetamol (unsplash.com/James Yarema)

Dilansir Patient, parasetamol dapat menyebabkan efek samping yang serius atau fatal pada sekitar 150 mg/kg untuk banyak orang dewasa. Efek samping bervariasi, tergantung pada usia, kesehatan, dan zat lain yang dikonsumsi bersama dengan parasetamol.

Ada beberapa laporan bahwa orang dengan alkoholisme kronis dan sedang menjalani terapi parasetamol mengembangkan gagal hati. Meskipun begitu, studi lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan klaim ini.

Baca Juga: 5 Perbedaan Ibuprofen dan Parasetamol, Jangan Minum Sembarangan!

5. Gejala keracunan parasetamol

Diterangkan laman Healthdirect, keracunan parasetamol mungkin tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Namun, selanjutnya, individu yang keracunan mungkin dapat mengalami:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Kelesuan.
  • Sakit perut.
  • Kejang.
  • Koma dan kematian.

6. Parasetamol dan kerusakan hati

Keracunan Parasetamol, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinyailustrasi gangguan hati atau lever (pixabay.com/mohamed_hassan)

Parasetamol juga sering disebut bertanggung jawab terhadap kerusakan organ hati. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Edinburgh, Skotlandia, menunjukkan bahwa parasetamol dapat merusak hati dengan merusak hubungan struktural penting antara sel-sel yang berdekatan di organ.

Ini kemudian menyebabkan rusaknya struktur jaringan hati, sel tidak dapat berfungsi dengan baik dan kemudian mati. Jenis kerusakan sel ini dapat memicu hepatitis, sirosis, dan kanker.

7. Diagnosis

Diterangkan laman UPMC Children's Hospital of Pittsburgh, langkah pertama dalam mendiagnosis keracunan parasetamol adalah mendapatkan riwayat lengkap, seperti:

  • Waktu konsumsi obat.
  • Jumlah obat.
  • Bentuk obat yang dikonsumsi.

Diagnosis keracunan parasetamol biasanya dilakukan melalui tes diagnostik, seperti tingkat parasetamol, elektrolit, ginjal, tes fungsi hati, pengambilan sampel darah lengkap, dan sebagainya. USG juga mungkin dilakukan untuk mengetahui pembesaran hati.

8. Pengobatan

Keracunan Parasetamol, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinyailustrasi pemberian cairan intravena pada pasien dengan keracunan parasetamol (pexels.com/Anna Shvets)

Penyedia layanan medis akan memberikan perawatan berdasarkan informasi yang pasien berikan dan hasil tes darah. Pengobatan keracunan parasetamol biasanya melibatkan pemberian obat yang disebut asetilsistein, menurut penjelasan laman Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust.

Petugas medis akan memberikannya melalui infus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan. Terkadang, ini disertai efek samping, seperti gatal dan sakit. Pemberian asetilsistein efektif dalam mencegah kerusakan hati akibat parasetamol.

9. Pencegahan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah keracunan parasetamol. Berikut strateginya:

  • Jangan minum parasetamol dengan obat lain yang mengandung parasetamol.
  • Jangan minum melebihi dosis yang ditentukan.
  • Parasetamol dapat diberikan setiap 4 hingga 6 jam. Namun, parasetamol tidak boleh diberikan lebih dari 4 dosis dalam periode 24 jam.
  • Jauhkan parasetamol dari jangkauan anak-anak.
  • Selalu simpan obat di tempat yang aman setelah digunakan.
  • Hati-hati saat memberikan parasetamol pada anak.
  • Parasetamol dapat diberikan pada anak sesuai dengan usia dan berat badan anak.
  • Anak-anak tidak boleh diberi parasetamol lebih dari 48 jam berturut-turut tanpa saran medis. 

Parasetamol merupakan obat yang efektif untuk mengatasi berbagai kondisi. Namun, penting menggunakannya dengan sangat hati-hati untuk menghindari risiko keracunan parasetamol.

Baca Juga: Setelah Dikonsumsi, Kapan Parasetamol Mulai Bekerja? 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya