7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!

Biasanya terjadi pada orang dengan imunitas yang terganggu

Cacar air atau yang juga dikenal sebagai varisela disebabkan oleh virus varicella zoster. Cacar air mudah dikenali dengan adanya ruam lepuh merah gatal yang muncul di wajah, leher, tubuh, lengan, dan kaki.

Setelah terkena cacar air, seseorang akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. Jadi, jika kamu sudah pernah terkena cacar air, kecil kemungkinannya kamu akan terkena cacar air lagi di masa depan.

Cacar air umumnya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi ini sebenarnya merupakan penyakit yang ringan. Untuk orang yang sehat secara umum, cacar air tidak akan menyebabkan komplikasi serius. Namun, untuk sebagian orang, cacar air dapat menyebabkan rawat inap dan komplikasi yang berakibat fatal.

Lalu, apa saja komplikasi cacar air dan bagaimana cacar air bisa mengembangkan komplikasi tersebut? Berikut penjelasannya.

1. Varicella pneumonia

7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!ilustrasi pneumonia varicella (commons.wikimedia.org/Mikael Häggström)

Varicella pneumonia merupakan penyebab utama penyakit dan kematian terkait cacar air pada orang dewasa. Penyakit ini berkembang saat virus menyebar ke paru-paru melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi. Menurut studi, sekitar satu dari 400 orang dewasa yang terkena cacar air dirawat di rumah sakit akibat penyakit ini (Indian Journal of Critical Care Medicine, 2018).

Faktor risiko untuk varicella pneumonia meliputi:

  • Terkena cacar air pada usia yang lebih tua.
  • Memiliki ruam dengan sejumlah besar lesi.
  • Sistem imunitas yang terganggu.
  • Kehamilan, terutama pada trimester ketiga.
  • Merokok.
  • Memiliki penyakit paru obstruktif kronis.

2. Sindrom Reye

7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!ilustrasi diagnosis sindrom Reye (ucsfhealth.org)

Menurut Mayo Clinic, beberapa anak dan remaja yang pulih dari infeksi virus, terutama cacar air atau flu, berisiko mengembangkan sindrom Reye. Sindrom Reye adalah kondisi langka yang menyebabkan pembengkakan hati dan otak. 

Sindrom Reye juga dikaitkan dengan aspirin. Jadi, meskipun aspirin disetujui untuk anak-anak di atas 2 tahun, sebaiknya tidak memberikan obat ini untuk mengobati gejala cacar air atau infeksi virus lainnya kecuali dengan saran dokter.

3. Herpes zoster

7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!ilustrasi herpes zoster (commons.wikimedia.org)

Dijelaskan laman Verywell Health, setelah cacar air sembuh, virus tidak sepenuhnya hilang dari tubuh. Virus berjalan ke titik-titik dalam sistem saraf yang disebut ganglia, tempat cabang-cabang saraf berkumpul, tetapi dalam keadaan tidak aktif dan laten.

Kemudian, adanya pemicu tertentu dapat menyebabkan virus yang tidak aktif tiba-tiba menjadi aktif kembali. Saat ini terjadi, virus akan berjalan kembali ke saraf kulit, menyebabkan timbulnya lepuhan di kulit yang menyakitkan dan rasa terbakar di sepanjang cabang saraf, suatu kondisi yang disebut herpes zoster. Herpes zoster paling sering menyerang orang dewasa di atas usia 50 tahun.

Baca Juga: 5 Mitos Populer tentang Cacar Air, Benarkah Hanya Sekali Seumur Hidup?

4. Ataksia serebelar akut

7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!ilustrasi anak mengalami ataksia sereberal akut (pixabay.com/Victoria_Borodinova)

Menurut studi, masalah sistem saraf adalah komplikasi cacar air yang paling umum nomor dua (Journal of Neuroscience in Rural Practice, 2010). Salah satu gangguan neurologis yang lebih serius terkait dengan cacar air adalah ataksia serebelar akut.

Ataksia serebelar akut adalah gangguan yang terjadi ketika otak kecil mengalami peradangan atau kerusakan. Serebelum adalah area otak yang bertanggung jawab dalam mengontrol gaya berjalan dan koordinasi otot. Orang dengan ataksia serebelar akut kerap kehilangan koordinasi dan mungkin mengalami kesulitan melakukan tugas sehari-hari. 

Kondisi ini paling sering menyerang anak-anak, utamanya yang berusia antara 2 dan 7 tahun. Namun, ini juga dapat menyerang orang dewasa.

Gejala ataksia serebelar akut meliputi demam, lekas marah yang memburuk seiring waktu, kesulitan berjalan, dan gangguan bicara yang dapat bertahan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Kabar baiknya, gejala sering sembuh dengan sendirinya.

5. Meningoensefalitis varisela

7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!ilustrasi stres pada perempuan (freepik.com/cookie_studio)

Komplikasi neurologis lain yang mungkin timbul dari cacar air adalah meningoensefalitis varisela. Ini adalah infeksi yang menyebabkan selaput yang mengelilingi dan melindungi struktur dalam sistem saraf mengalami peradangan.

Gejalanya dapat berupa sakit kepala, sensitivitas terhadap cahaya, leher kaku dan nyeri, delirium, dan kejang. Sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang paling berisiko terkena meningoensefalitis setelah terinfeksi virus varicella adalah mereka yang memiliki sistem kekebalan yang terganggu, seperti pasien dalam tahap akhir HIV (IDCases, 2018).

6. Impetigo

7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!ilustrasi impetigo (nhs.uk)

Komplikasi varisela yang paling umum ialah infeksi bakteri sekunder pada lesi cacar air yang umumnya disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes, yang mengakibatkan infeksi kulit, seperti impetigo. Impetigo adalah infeksi kulit oleh bakteri yang sangat menular, yang ditandai dengan luka atau benjolan seperti melepuh. Luka bisa menimbulkan rasa gatal dan nyeri.

Untuk area infeksi yang kecil, biasanya pengobatan dilakukan menggunakan antibiotik topikal yang dijual bebas atau dengan resep dokter. Untuk infeksi yang lebih luas atau persisten, pengobatan biasanya dilakukan dengan antibiotik oral atau intravena.

7. Ensefalitis

7 Komplikasi Cacar Air yang Mungkin Terjadi, Waspada!ilustrasi ensefalitis (hopkinsmedicine.org)

Ensefalitis dapat terjadi ketika infeksi menyebar ke otak. Menurut National Health Service, ensefalitis adalah kasus yang sangat jarang terjadi. Ensefalitis paling sering disebabkan oleh virus, salah satunya virus varicella zoster, yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster.

Sistem imunitas bertugas melindungi tubuh dari penyakit dan infeksi. Saat kuman masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan menyerang mereka untuk menghentikan mereka menyebabkan infeksi serius. Namun, pada kasus yang sangat jarang terjadi, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang otak, menyebabkan ensefalitis.

Itulah komplikasi cacar air yang mungkin terjadi. Pada dasarnya, cacar air adalah penyakit yang ringan dan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, meskipun terasa tidak nyaman. Namun, jika saat terkena cacar air kamu mengalami gejala tertentu yang tidak biasa, tidak ada salahnya menghubungi dokter untuk mengantisipasi terjadinya infeksi sekunder.

Baca Juga: Bisa Terjadi setelah Kena Cacar Air, Waspadai Munculnya Cacar Api

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya