7 Komplikasi Darah Tinggi selama Kehamilan

Dapat membahayakan ibu hamil dan janinnya

Intinya Sih...

  • Tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan lambat pada bayi dalam kandungan, terutama jika terjadi sebelum minggu ke-37.
  • Kelahiran prematur akibat tekanan darah tinggi berisiko menyebabkan masalah kesehatan pada bayi, seperti kesulitan bernapas dan kelumpuhan otak.
  • Preeklamsia dapat memicu kerusakan organ tubuh, seperti gagal ginjal, gagal hati, dan edema paru, yang mengancam kesehatan ibu hamil.

Tekanan darah ialah besarnya kekuatan darah yang mendorong dinding arteri. Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah dari jantung ke bagian lain dari tubuh. Apabila tekanan di arteri terlalu tinggi, artinya kamu memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Bagi beberapa perempuan, kehamilan membuat mereka memiliki tekanan darah tinggi untuk pertama kalinya. Tekanan darah tinggi selama kehamilan perlu mendapatkan perhatian ekstra karena ini bisa memicu berbagai masalah pada ibu maupun bayi.

Berikut ini beberapa komplikasi tekanan darah tinggi selama kehamilan.

1. Menghambat pertumbuhan janin

Bayi dari beberapa ibu hamil dengan tekanan darah tinggi dapat tumbuh lebih lambat di dalam rahim daripada bayi pada umumnya.

Menurut March of Dimes, ini karena tekanan darah tinggi dapat mempersempit pembuluh darah di tali pusat. Ini merupakan tali yang menghubungkan bayi ke plasenta dan berfungsi membawa makanan dan oksigen dari plasenta ke bayi. 

Dengan demikian, jika ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi, bayi dalam kandungan mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan dia tumbuh lambat.

Akibatnya, bayi lahir dengan tubuh yang lebih kecil dari biasanya, terutama jika tekanan darah tinggi terjadi sebelum kehamilan minggu ke-37.

2. Berkurangnya aliran darah ke plasenta

7 Komplikasi Darah Tinggi selama Kehamilanilustrasi gambar USG janin (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Diterangkan laman Mayo Clinic, jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi kemungkinan menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi. Hal ini kemudian dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat, berat badan lahir rendah, atau kelahiran prematur. 

Lebih lanjut, bayi yang lahir prematur lebih mungkin memiliki berbagai masalah kesehatan. Misalnya, masalah pernapasan, peningkatan risiko infeksi, dan komplikasi lainnya.

3. Kelahiran prematur

Tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur, yaitu persalinan yang terjadi sebelum kehamilan berusia 37 minggu. Selain itu, terkadang kelahiran prematur sengaja dilakukan untuk ibu hamil dengan preeklamsia.

Bayi yang lahir secara prematur memiliki peningkatan risiko beberapa masalah kesehatan, seperti kesulitan bernapas dan makan, masalah penglihatan atau pendengaran, perkembangan yang lambat, dan kelumpuhan otak. Kabar baiknya, perawatan sebelum kelahiran prematur dapat mengurangi beberapa risiko.

Baca Juga: 5 Masalah Otak yang Umum Dialami Bayi Prematur

4. Sindrom HELLP

7 Komplikasi Darah Tinggi selama Kehamilanilustrasi ibu hamil dirawat di rumah sakit (freepik.com/DCStudio)

Sindrom HELLP adalah gangguan hati dan pembekuan darah langka yang dapat menyerang ibu hamil. Menurut National Health Service, ini kemungkinan besar terjadi segera setelah bayi dilahirkan, tetapi kadang dapat muncul selama kehamilan.

Sebagai informasi, huruf dalam kata HELLP mewakili setiap bagian dari kondisi:

  • H adalah untuk "haemolysis" atau hemolisis, di mana sel darah merah rusak.
  • EL adalah untuk "elevated liver enzymes" atau peningkatan enzim hati, di mana tingginya jumlah enzim dalam hati adalah tanda kerusakan hati.
  • LP adalah untuk "low platelet" atau jumlah trombosit yang rendah, trombosit adalah zat dalam darah yang membantu penggumpalan darah.

5. Solusio plasenta

Plasenta tumbuh di dalam rahim dan bertanggung jawab dalam menyediakan makanan dan oksigen untuk bayi melalui tali pusat. Pada solusio plasenta, plasenta terpisah dari dinding rahim sebelum lahir. 

Solusio plasenta adalah kondisi serius karena dapat menyebabkan bayi tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi dalam jumlah cukup di dalam rahim. Solusio plasenta yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat, yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi.

6. Preeklamsia

7 Komplikasi Darah Tinggi selama Kehamilanilustrasi ibu hamil (freepik.com/user15285612)

Preeklamsia adalah kondisi yang ditandai dengan tekanan darah yang tidak terkontrol selama kehamilan. Kondisi ini bisa memicu kerusakan serius pada organ, termasuk otak dan ginjal. Preeklamsia yang disertai dengan kejang menjadi eklamsia.

Dirangkum dari laman Healthline, gejala preeklamsia meliputi:

  • Pembengkakan pada tangan dan wajah.
  • Sakit kepala yang konstan.
  • Perubahan penglihatan atau pandangan yang berbintik-bintik.
  • Perut bagian atas terasa sakit.
  • Mual atau muntah.
  • Kesulitan bernapas.

7. Kerusakan organ lainnya

Hipertensi yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai organ tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut beberapa contoh kerusakan organ akibat tekanan darah tinggi selama kehamilan:

  • Edema paru: Kondisi saat cairan menumpuk di sekitar paru-paru yang menyebabkan organ ini tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
  • Gagal ginjal: Pada kondisi ini, ginjal tidak mampu menyaring produk limbah dari darah. Sebagai akibatnya, racun dan cairan menumpuk di tubuh.
  • Gagal hati: Kerusakan pada hati dapat menyebabkan terganggunya proses pencernaan protein dan lemak, produksi empedu, dan pengeluaran racun.

Semua komplikasi di atas tadi membuktikan bahwa tekanan darah tinggi selama kehamilan tidak boleh diabaikan dan harus dikontrol dengan baik. Bukan hanya tekanan darah tinggi, tetapi semua masalah kesehatan selama kehamilan harus mendapatkan penanganan serius.

Baca Juga: Kelainan Kongenital: Jenis, Penyebab, Gejala, Penanganan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya