6 Kondisi Ibu Hamil yang Tidak Disarankan Dokter Puasa, Kenapa ya?

Dikhawatirkan membahayakan ibu dan calon bayi

Boleh atau tidaknya ibu hamil berpuasa selama bulan Ramadan sebenarnya tergantung kondisi ibu hamil.

Bisa jadi, beberapa ibu hamil mampu menjalani ibadah puasa dengan lancar tanpa hambatan apa pun. Namun, bagi sebagian lainnya, puasa bisa berdampak buruk bagi kondisi mereka sehingga ibu hamil tidak disarankan berpuasa oleh dokternya. 

Tidak ada kehamilan yang sama persis pada setiap perempuan. Jadi, sebelum ikut puasa, ibu hamil perlu konsultasi ke dokter kandungan untuk memastikan apakah puasa aman untuk mereka dan calon bayi. 

Aman tidaknya puasa pada ibu hamil bisa bergantung pada faktor-faktor tertentu, seperti trimester kehamilan atau adanya kondisi medis tertentu. Seperti beberapa kondisi ibu hamil di bawah ini, yang kemungkinan besar disarankan untuk tidak puasa oleh dokter atau bidannya.

1. Tidak memiliki berat badan yang cukup

Tidak memiliki berat badan yang cukup atau bahkan kehilangan berat badan selama kehamilan bisa berbahaya bagi ibu dan bayi. Ini bisa menyebabkan ibu hamil selalu merasa kelelahan, berisiko mengalami pemulihan pascapersalinan yang lebih lama, dan meningkatkan risiko kekurangan nutrisi yang membahayakan tubuh.

Menurut Baby Centre, ibu hamil yang berpuasa harus menimbang berat badan secara teratur di rumah. Jika dikhawatirkan kondisi memburuk saat berpuasa, ibu hamil disarankan untuk tidak berpuasa.

2. Merasa selalu lelah

6 Kondisi Ibu Hamil yang Tidak Disarankan Dokter Puasa, Kenapa ya?ilustrasi kelelahan (pexels.com/ron-lach)

Kelelahan adalah masalah yang umum dialami oleh perempuan hamil. Namun, tidak semua kelelahan bisa dianggap wajar.

Disarankan agar ibu hamil yang merasa pusing, pingsan, lemah, bingung, atau lelah, bahkan setelah beristirahat, agar lebih baik segera membatalkan puasanya.

Segeralah berbuka puasa dengan minuman manis dan camilan asin atau larutan rehidrasi, kemudian hubungi dokter atau bidan.

Dilansir What to Expect, ibu hamil yang mengalami kelemahan ekstrem harus berfokus pada makanan yang kaya akan nutrisi.

Makan enam kali dalam porsi kecil daripada tiga kali sehari dalam porsi besar dapat menjaga gula darah dan energi tetap stabil.

3. Diabetes

Puasa tidak dianggap aman bagi siapa pun yang memiliki diabetes atau diabetes gestasional (diabetes yang terjadi saat hamil).

Dijelaskan dalam laman WebMD, puasa dapat menyebabkan kadar gula darah turun dan mengalami dehidrasi, terlebih jika kamu perlu insulin untuk menurunkan kadar gula darah.

Kadar gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) dapat menyebabkan gemetar, pingsan, atau bahkan koma.

Lalu, saat berbuka puasa, orang dengan diabetes lebih mungkin mengembangkan kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia).

Dengan demikian, puasa mungkin bukan rencana yang tepat untuk ibu hamil dengan diabetes. Diskusikan ini dengan dokter yang merawat.

Baca Juga: 5 Kekhawatiran Umum tentang Perut Ibu Hamil

4. Anemia

6 Kondisi Ibu Hamil yang Tidak Disarankan Dokter Puasa, Kenapa ya?ilustrasi lemas karena kekurangan zat besi (pixabay.com/Engin_Akyurt)

Selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi. Jika perempuan tidak mendapatkan cukup zat besi atau nutrisi tertentu lainnya, tubuh mungkin tidak mampu memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang dibutuhkan untuk membuat darah tambahan ini.

Adalah hal yang normal untuk mengembangkan anemia ringan selama kehamilan. Namun, beberapa ibu hamil mungkin mengalami anemia yang lebih parah, yang jika tidak diobati dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti kelahiran prematur.

Penting bagi ibu hamil yang mengalami anemia untuk lebih banyak makan makanan yang tinggi akan zat besi.

Makanlah makanan yang seimbang dan usahakan untuk mendapatkan setidaknya tiga porsi sehari makanan kaya akan zat besi.

Berpuasa dikhawatirkan membuat defisiensi zat besi dan nutrisi lainnya menjadi makin parah.

5. Masalah pencernaan

Masalah pencernaan merupakan masalah yang rumit, dan mengubah jadwal makan dikhawatirkan dapat menyebabkan lebih banyak gangguan.

Bagi individu yang sudah memiliki masalah dengan pencernaan, tidak makan selama beberapa jam, seperti saat puasa, dapat memperburuk gejala, dilansir Eat This Not That.

Masa puasa juga dapat mengganggu aktivitas normal sistem pencernaan, menyebabkan sembelit, gangguan pencernaan, dan kembung. Setelah itu, berbuka puasa dengan makan dalam porsi besar dapat menyebabkan lebih banyak stres gastrointestinal.

6. Hiperemesis gravidarum

6 Kondisi Ibu Hamil yang Tidak Disarankan Dokter Puasa, Kenapa ya?ilustrasi mual (freepik.com/Stockking)

Hiperemesis gravidarum (HG) merupakan istilah medis untuk mual dan muntah parah pada kehamilan.

HG biasanya dimulai antara minggu ke-4 dan ke-6 kehamilan dan membaik pada minggu ke-15 hingga ke-20, meskipun pada beberapa perempuan kondisi ini terus berlanjut selama kehamilan.

Jika tidak diobati, HG dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, gangguan kimia darah, dan malnutrisi.

Menurut Cleveland Clinic, HG pada ibu hamil dapat diatasi dengan mencukupi kebutuhan cairan dan makan dalam porsi kecil namun lebih sering. Beberapa bahkan memerlukan cairan intravena, suplemen, dan obat-obatan.

Untuk itu, ibu hamil dengan HG kemungkinan tidak disarankan untuk berpuasa.

Perhatikan tanda-tanda peringatan ini

Banyak ibu hamil yang bisa ikut puasa Ramadan tanpa kendala berarti. Namun, hubungi dokter atau bidan apabila ibu hamil mencoba berpuasa dan mengalami ini:

  • Berat badan tidak cukup, atau berat badan turun, yang bisa berbahaya bagi bayi. Ibu hamil mungkin tidak akan ditimbang selama pemeriksaan antenatal, jadi timbanglah berat badan secara teratur di rumah saat berpuasa.
  • Menjadi sangat haus, lebih jarang buang air kecil, atau jika air kencing menjadi berwarna gelap. Ini adalah tanda dehidrasi dan dapat membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) atau komplikasi lainnya.
  • Merasa pusing, pingsan, lemah, bingung atau lelah, bahkan setelah beristirahat. Segera berbuka puasa dengan minuman manis dan camilan asin atau larutan rehidrasi oral, dan hubungi dokter atau bidan.

Ada beberapa kondisi ibu hamil yang tidak disarankan berpuasa oleh dokter maupun bidan. Kehamilan menjadi pengalaman yang berbeda-beda bagi setiap perempuan. Untuk itu, penting bagi setiap ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan terlebih dahulu perihal aman atau tidaknya bagi mereka untuk ikut menjalani puasa Ramadan.

Baca Juga: Bolehkan Ibu Hamil Mengecat Tembok?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya