Meningitis Tuberkulosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Pengobatan dini dapat mencegah kerusakan lebih lanjut

Tuberkulosis atau tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular yang biasanya menyerang paru-paru. TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyebar melalui udara. Jika kamu terinfeksi TBC, pengobatan harus segera didapat. Kalau tidak, bakteri akan dengan cepat menyebar melalui aliran darah untuk menginfeksi organ dan jaringan lain.

Terkadang, bakteri akan berjalan ke meninges, yaitu selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Meninges yang terinfeksi dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa, yang dikenal sebagai tuberkulosis meningeal atau meningitis tuberkulosis (meningitis TBC).

1. Gejala

Gejala awal meningitis tuberkulosis biasanya muncul secara perlahan dan menjadi makin parah setelah beberapa minggu. Dijelaskan laman Healthline, selama tahap awal infeksi, gejala dapat meliputi:

  • Kelelahan.
  • Malaise.
  • Demam ringan.

Saat penyakit makin berkembang, gejalanya akan menjadi lebih parah. Gejala klasik meningitis, seperti leher kaku, sakit kepala, dan sensitif terhadap cahaya, tidak selalu ada pada meningitis tuberkulosis. Sebaliknya, gejala meningitis tuberkulosis mungkin berupa:

  • Demam.
  • Kebingungan.
  • Mual dan muntah.
  • Lesu.
  • Lekas marah.
  • Ketidaksadaran.

2. Penyebab

Meningitis Tuberkulosis: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi sistem imun lemah (pixabay.com/Luisella Planeta Leoni)

Menurut National Library of Medicine, meningitis tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang juga menyebabkan TBC biasa. Biasanya, pada awalnya bakteri masuk ke paru-paru, yang selanjutnya menyebar ke otak dan tulang belakang.

Orang dengan kondisi berikut memiliki kemungkinan lebih tinggi mengembangkan meningitis tuberkulosis:

  • HIV/AIDS.
  • Konsumsi alkohol secara berlebihan.
  • TBC paru-paru.
  • Sistem kekebalan tubuh lemah.

3. Diagnosis

Untuk mendiagnosis meningitis tuberkulosis, dokter harus melakukan analisis cairan serebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF).

Dilansir Medical News Today, pada tes ini, petugas akan memasukkan jarum di antara tulang belakang bagian bawah dan mengambil sampel CSF. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Analisis akan membantu dokter menentukan apakah seseorang menderita meningitis dan apakah itu adalah meningitis tuberkulosis.

Dokter juga dapat menggunakan tes lain untuk membantu diagnosis meningitis tuberkulosis:

  • Kultur darah.
  • Rontgen dada.
  • CT scan kepala.
  • Tes kulit untuk tuberkulosis.
  • MRI.

Baca Juga: TBC Kulit: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

4. Pengobatan

Meningitis Tuberkulosis: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi minum obat (unsplash.com/danilo.alvesd)

Ada empat obat yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi tuberkulosis, yaitu:

  • Isoniazid.
  • Rifampisin.
  • Pirazinamid.
  • Etambutol.

Meningitis tuberkulosis biasanya melibatkan obat yang sama dengan TBC biasa, kecuali etambutol. Moksifloksasin atau levofloksasin biasanya digunakan sebagai pengganti etambutol. Dokter mungkin juga meresepkan steroid sistemik untuk mengurangi komplikasi.

Durasi pengobatan untuk meningitis tuberkulosis bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Pengobatan bisa berlangsung hingga 12 bulan, bahkan pasien mungkin harus dirawat di rumah sakit.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Meningitis tuberkulosis yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi. Berikut beberapa komplikasinya dilansir laman National Library of Medicine:

  • Kerusakan otak.
  • Efusi subdural atau penumpukan cairan antara tengkorak dan otak.
  • Gangguan pendengaran.
  • Hidrosefalus atau penumpukan cairan di dalam tengkorak yang menyebabkan pembengkakan otak.
  • Kejang.
  • Kematian.

6. Pencegahan

Meningitis Tuberkulosis: Gejala, Penyebab, Pengobatanilustrasi vaksinasi (pexels.com/Karolina Grabowska)

Cara terbaik untuk mencegah meningitis tuberkulosis adalah dengan mencegah infeksi TBC. Di tempat yang banyak terjadi kasus TBC, perlu dilakukan vaksinasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) untuk membantu mengendalikan penyebaran penyakit.

Mengobati orang dengan infeksi TBC nonaktif juga dapat membantu mengendalikan penyebaran penyakit. Infeksi nonaktif atau tidak aktif adalah ketika seseorang dinyatakan positif TBC, tetapi tidak menunjukkan gejala. Orang dengan infeksi tidak aktif masih mampu menyebarkan penyakit sehingga perlu disembuhkan.

Akhir kata, pada meningitis tuberkulosis, diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi. Seseorang dapat mengembangkan infeksi ini lebih dari sekali. Jadi, dokter akan terus melakukan pemantauan setelah pasien dinyatakan sembuh agar dapat mendeteksi infeksi baru sedini mungkin.

Baca Juga: Mengapa Perokok Pasif Juga Berisiko Terkena Kanker Paru-Paru?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya