Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Hanya terjadi pada laki-laki yang tidak disunat

Paraphimosis atau parafimosis adalah kondisi kesehatan yang hanya menyerang laki-laki yang tidak disunat. Parafimosis terjadi saat kulup tidak bisa lagi ditarik ke depan melewati ujung penis, yang menyebabkan kulup menjadi bengkak dan macet. Hal ini kemudian dapat mengganggu aliran darah ke ujung penis, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.

Parafimosis biasanya terjadi saat petugas medis tidak menangani kulup dengan benar. Misalnya, setelah melakukan prosedur medis, mereka tidak mengembalikan kulup ke posisi normalnya.

Parafimosis merupakan kondisi darurat sehingga siapa pun perlu segera mendatangi rumah sakit jika mengalami gejalanya. Untuk tahu lebih banyak seputar parafimosis, di sini akan dijelaskan beberapa faktanya yang telah dirangkum dari laman Medical News Today dan Healthline.

1. Gejala

Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi paraphimosis (pristyncare.com)

Gejala utama dari parafimosis ialah tidak mampu mengembalikan kulup kembali ke posisi normal di atas ujung penis. Gejala lain yang mungkin dirasakan mencakup:

  • Pembengkakan di ujung penis.
  • Perasaan tidak nyaman dan nyeri.
  • Ujung penis berwarna kemerahan, biru tua, atau hitam.
  • Masalah buang air kecil.

2. Penyebab

Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi infeksi penis (pexels.com/Deon Black)

Penyebab parafimosis yang paling umum adalah saat petugas medis lalai mengembalikan kulup ke posisi semula setelah melakukan prosedur medis.

Penyebab lain dari paraphimosis meliputi:

  • Mengalami infeksi.
  • Mengalami trauma fisik pada area genital.
  • Menarik kulup ke belakang terlalu kuat.
  • Memiliki kulup dengan sangat kencang.
  • Kulup ditarik ke belakang dalam waktu lama.

3. Diagnosis

Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi dokter sedang memeriksa pasien (pixabay.com/Sozavisimost)

Sering kali, dokter dapat mendiagnosis parafimosis cukup dengan melakukan pemeriksaan fisik. Biasanya, dokter akan melihat adanya ikatan ketat yang terperangkap di belakang kepala penis. Namun, terkadang ikatan kulup yang menyempit ini bisa sepenuhnya tersembunyi oleh jaringan bengkak di sekitarnya.

Kemudian, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk mendapatkan informasi penting lainnya, seputar gejala, masalah, atau aktivitas yang berkaitan dengan penis atau kulup. Kemudian, dokter mungkin mengambil swab untuk mengetahui jenis infeksi penyebab parafimosis. Apabila pasien telah disunat, dokter akan langsung mengesampingkan diagnosis parafimosis.

Baca Juga: 5 Cara Merawat Penis Agar Tetap Sehat, Bikin Pede Maksimal!

4. Pengobatan

Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi pembedahan (freepik.com/wavebreakmedia)

Pilihan pengobatan untuk mengatasi parafimosis bermacam-macam, tergantung usia dan tingkat keparahan kondisi. Namun, langkah pertama yang diperlukan adalah mengurangi pembengkakan dengan cara berikut:

  • Aplikasikan es ke area yang bermasalah.
  • Bungkus sekitar penis dengan perban.
  • Mengeluarkan nanah atau darah dengan jarum.
  • Menyuntikkan hyaluronidase untuk mengurangi pembengkakan.
  • Pada kasus yang parah, dokter mungkin akan membuat sayatan kecil untuk meredakan ketegangan.

Setelah pembengkakan mereda, dokter akan menempatkan kulup ke posisi normalnya. Ini mungkin terasa sangat menyakitkan, sehingga mungkin dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit sebelum memulai prosedur.

Untuk mengatasi parafimosis yang sangat parah, dokter mungkin akan melakukan sunat atau pengangkatan kulup. Prosedur ini juga dapat mencegah parafimosis kambuh.

5. Komplikasi yang bisa terjadi

Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi laki-laki mengalami sakit penis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Apabila parafimosis dibiarkan tanpa pengobatan, ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Ujung penis menjadi rusak.
  • Gangguan atau kehilangan aliran darah.
  • Matinya jaringan yang tidak mendapatkan pasokan darah.
  • Kehilangan ujung penis.

Faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami parafimosis termasuk usia, yang mana paling sering terjadi pada laki-laki usia remaja. Namun, ini juga bisa terjadi pada laki-laki yang lebih tua, biasanya yang menderita diabetes atau memiliki riwayat infeksi bakteri.

6. Pencegahan

Parafimosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi penis yang tidak disunat (unsplash.com/Charles Deluvio)

Cara terbaik untuk mencegah terjadinya parafimosis adalah dengan sunat. Namun, bagi laki-laki yang tidak disunat, dapat melakukan pencegahan parafimosis dengan cara:

  • Menjaga kebersihan ujung penis.
  • Selalu menempatkan kulup kembali ke posisi normal setelah dibersihkan, berhubungan seksual, atau buang air kecil.
  • Memastikan petugas kesehatan selalu mengembalikan kulup ke posisi normalnya setelah pemeriksaan atau prosedur.
  • Jangan membiarkan kulup di belakang ujung penis untuk waktu yang lama.

Sekarang kamu sudah tahu bahwa parafimosis adalah kondisi umum pada orang yang tidak disunat dan sangat mungkin terjadi kekambuhan. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan sunat.

Baca Juga: 5 Dampak dari Sensitivitas Penis yang Terlalu Berlebih, Segera Berobat

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya