7 Penyebab Area Genital Gatal setelah Berhubungan Seks

Bisa karena alergi hingga penyakit menular seksual

Intinya Sih...

  • Gatal ringan setelah aktivitas seksual dan berlangsung singkat biasanya bukanlah masalah serius. Akan tetapi, jika gejala parah atau berlangsung beberapa hari, segera temui dokter guna mencari tahu penyebab pastinya.
  • Penyebab area genital gatal setelah berhubungan seks bisa karena reaksi alergi, ketidakseimbangan pH, infeksi, hingga penyakit menular seksual.

Setelah berhubungan seks, kamu mungkin merasakan gatal pada area genital. Ada banyak hal yang bisa menyebabkannya, mulai dari hal sepele hingga sesuatu yang lebih serius.

Untungnya, sebagian besar penyebab gatal pada area genital setelah berhubungan seks bisa diatasi dengan pengobatan. Kali ini, kita akan membahas apa saja penyebab area genital gatal setelah berhubungan seksual.

1. Alergi lateks

Protein yang ditemukan dalam lateks dapat menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang, menurut laman Healthline. Jika kamu memiliki alergi lateks, kamu mungkin mengalami reaksi segera setelah bersentuhan dengan produk apa pun yang mengandung lateks, termasuk kondom.

Gejala alergi dapat berkisar dari ringan hingga parah, tergantung seberapa sensitif dan jumlah kontak.

Gejala ringan meliputi:

  • Gatal.
  • Kemerahan.
  • Ruam atau gatal-gatal.

Gejala yang lebih parah dapat meliputi:

  • Pilek.
  • Bersin.
  • Tenggorokan gatal.
  • Mata berair.
  • Batuk dan mengi.
  • Kesulitan bernapas.

2. Kekeringan vagina

7 Penyebab Area Genital Gatal setelah Berhubungan Seksilustrasi hipertrofi labia (pexels.com/Cliff Booth)

Pelumasan alami atau buatan bukan hanya membuat seks terasa lebih nyaman, tetapi juga membantu mencegah rasa gatal. Ya, dilansir Cosmopolitan, berhubungan seks dengan kondisi vagina kering dapat menyebabkan rasa gatal setelahnya. 

Ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan masalah pelumasan alami vagina, seperti stres, obat-obatan tertentu, usia, dan berbagai faktor lainnya. Dalam hal ini, menggunakan bantuan pelumas akan sangat bermanfaat.

3. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual (IMS) sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun, tetapi terkadang dapat menyebabkan gatal pada vagina atau penis. Gatal dan gejala IMS lainnya mungkin baru muncul setelah beberapa hari orang tersebut tertular IMS.

Dikutip dari laman Medical News Today, IMS umum yang dapat menyebabkan gatal meliputi klamidia, herpes, dan gonore.

Gejala IMS pada perempuan biasanya meliputi:

  • Peningkatan keputihan.
  • Aroma vagina yang tidak biasa.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Perdarahan di luar menstruasi.
  • Demam dan menggigil.
  • Luka di sekitar kemaluan atau mulut.
  • Nyeri pada rektum.

Gejala IMS pada laki-laki biasanya meliputi:

  • Keluarnya cairan yang tidak biasa dari penis, yang mungkin berwarna kuning, hijau, atau putih.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Testis bengkak atau nyeri.
  • Luka atau kutil di sekitar kemaluan atau mulut.
  • Gejala seperti flu.
  • Nyeri pada rektum.

Baca Juga: Bye Gatal! Ini 5 Cara Tepat Mengatasi Payudara dan Puting Gatal

4. Infeksi vagina

7 Penyebab Area Genital Gatal setelah Berhubungan Seksilustrasi infeksi vagina (unsplash.com/CharlesDeluvio)

Gatal merupakan gejala umum dari banyak infeksi vagina, seperti infeksi jamur dan vaginosis bakterialis. 

Infeksi vagina dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, dan parasit. Kendati infeksi vagina dapat ditularkan secara seksual, tetapi tidak semua infeksi vagina adalah penyakit menular seksual.

Gejala infeksi vagina bervariasi, tergantung pada jenisnya. Namun, gejala yang paling umum meliputi:

  • Gatal pada vagina.
  • Perubahan warna atau jumlah keputihan.
  • Perasaan nyeri atau terbakar saat kencing.
  • Nyeri saat berhubungan intim.
  • Pendarahan atau bercak pada vagina di luar menstruasi.
  • Demam.

5. Ketidakseimbangan pH

Normalnya, tingkat pH vagina berada di antara 3,8 dan 4,2. Lingkungan asam ini penting untuk kehidupan bakteri baik, yang menjaga vagina tetap terlindungi dan mencegah pertumbuhan ragi.

Ada banyak hal yang dapat mengganggu keseimbangan pH vagina, salah satunya berhubungan seksual. Terganggunya pH ini kemudian bisa menyebabkan rasa gatal. Selain seks, hal lain yang bisa mengubah keseimbangan pH meliputi penggunaan produk dengan pewangi, parfum, sulfat, alkohol, paraben, dan pewarna.

6. Alergi sperma

7 Penyebab Area Genital Gatal setelah Berhubungan Seksilustrasi air mani (pexels.com/Deon Black)

Alergi sperma atau yang juga disebut hipersensitivitas plasma mani kebanyakan menyerang perempuan. Hal ini disebabkan alergi terhadap protein dalam air mani. Reaksi alergi dapat muncul pada bagian tubuh mana pun yang bersentuhan dengan air mani, seperti vagina, kulit, dan mulut.

Gejala biasanya berkembang dalam 10–30 menit setelah kontak. Selain gatal, alergi sperma juga bisa menyebabkan:

  • Kemerahan.
  • Pembengkakan.
  • Sensasi terbakar.
  • Rasa sakit.

7. Reaksi terhadap spermisida

Reaksi terhadap spermisida lebih umumnya dialami oleh laki-laki, tetapi juga dapat terjadi pada perempuan. Zat dalam spermisida, yaitu nonoxynol-9, dapat menyebabkan sensitivitas atau reaksi alergi yang dapat menimbulkan sensasi gatal di sekitar alat kelamin.

Reaksi alergi spermisida bisa berupa kemerahan, rasa gatal, iritasi, rasa terbakar, dan pembengkakan. Iritasi pada alat kelamin dapat meningkatkan risiko tertular infeksi HIV dan IMS lainnya.

Gatal ringan setelah aktivitas seksual dan berlangsung singkat biasanya bukanlah masalah serius. Akan tetapi, jika gejala parah atau berlangsung beberapa hari, penting untuk segera menemui dokter guna mencari tahu penyebab pastinya dan perawatan yang tepat.

Baca Juga: 13 Penyebab Bintik Hitam di Bibir, dari Alergi hingga Kanker Kulit

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya