7 Penyebab Urine Keruh, Perlukah Waspada?

Perhatikan juga gejala yang menyertainya

Normalnya, urine berwarna putih atau kekuningan dan jernih. Namun, kamu mungkin pernah mengamati urine terlihat sedikit keruh seperti susu.

Sebenarnya, urine keruh tidak selalu menjadi tanda bahaya. Umumnya, perubahan urine tanpa disertai gejala lain tidak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, jika perubahan disertai gejala, seperti sakit kepala, nyeri saat buang air kecil, pembengkakan abnormal di perut, atau penglihatan kabur, maka perubahan urine mungkin perlu mendapatkan perhatian.

Di sini, kita akan mengetahui apa saja hal yang menyebabkan urine menjadi keruh.

1. Infeksi saluran kemih

Menurut Urology Care Foundation, infeksi saluran kemih (ISK) menyebabkan lebih dari 8,1 juta kasus kunjungan dokter setiap tahun.

Salah satu gejala dari ISK adalah urine keruh, yang biasanya berasal dari keluarnya nanah atau darah ke saluran kemih. Bisa juga berupa penumpukan sel darah putih sebagai tanda tubuh sedang berusaha menghilangkan bakteri.

ISK lebih mungkin menyerang perempuan daripada laki-laki. Gejala lain ISK, meliputi:

  • Sering buang air kecil.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Urine berbau busuk.
  • Tidak mampu mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
  • Sakit perut, panggul, atau punggung.
  • Urine berdarah atau berwarna gelap.

2. Dehidrasi

7 Penyebab Urine Keruh, Perlukah Waspada?ilustrasi dehidrasi (pexels.com/Andres Ayrton)

Dilansir Women's Health, dehidrasi menjadi penyebab umum kencing keruh yang lainnya. Saat tubuh kekurangan cairan, urine akan menjadi lebih pekat dan mengkristal. Ini dapat menyebabkan iritasi pada kandung kemih, yang kemudian membuat urine menjadi keruh. Selain itu, dehidrasi juga ditandai dengan sakit kepala, pusing, kelelahan, dan mulut kering.

Orang dewasa umumnya dianjurkan untuk minum sekitar 2 liter cairan sehari. Penting untuk membatasi minuman yang mengandung kafein, seperti soda atau kopi karena ini dapat memperburuk dehidrasi.

3. Batu ginjal

Batu ginjal ialah kristal yang terbentuk di ginjal dari mineral dan garam dalam urine. Dijelaskan laman WebMD, jika ukuran batu cukup besar, ini dapat menyebabkan urine kembali ke kandung kemih atau bagian lain dari saluran kemih. 

Ini dapat menyebabkan rasa sakit di bagian samping dan punggung bawah atau saat buang air kecil. Urine juga bisa menjadi keruh atau mengandung darah di dalamnya serta berbau.

Beberapa gejala batu ginjal yang lain meliputi demam dan menggigil serta mual dan muntah.

Baca Juga: 7 Penyebab Perubahan Bau pada Urine, Apakah Tanda Penyakit?

4. Ejakulasi retrograde

7 Penyebab Urine Keruh, Perlukah Waspada?ilustrasi ejakulasi (Pexels.com/Deon Black)

Saat seorang pria mengalami orgasme, normalnya air mani keluar dari tubuhnya melalui penis. Namun, pada ejakulasi retrograde, air mani kembali ke kandung kemih. Akibatnya, orgasme menjadi kering tanpa cairan apapun. Lalu, saat buang air kecil setelah orgasme, urine menjadi keruh karena mengandung air mani.

Ejakulasi retrograde terjadi saat otot pada pembukaan kandung kemih tidak menutup dengan cukup rapat. Ini biasanya disebabkan oleh masalah saraf akibat diabetes, multiple sclerosis, atau obat-obatan.

5. Vaginitis

Vaginitis ialah peradangan pada vagina, vulva, dan sekitarnya. Vaginitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Ini juga dapat disebabkan karena tubuh bereaksi terhadap bahan dalam sabun, deterjen, pelembut kain, atau produk lainnya. Reaksi ini dapat memicu peradangan pada vagina dan vulva tanpa infeksi. 

Diterangkan laman Medical News Today, gejala vaginitis meliputi:

  • Urine keruh.
  • Gatal pada vagina atau vulva.
  • Bau busuk dan keputihan yang menyerupai keju cottage.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Nyeri saat berhubungan seksual.

6. Diabetes

7 Penyebab Urine Keruh, Perlukah Waspada?ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Terkadang, diabetes dapat menyebabkan urine menjadi keruh. Ini dapat terjadi karena tubuh mungkin mencoba membuang kelebihan gula yang tidak dapat diproses dengan mengirimkannya melalui urine.

Tanda-tanda diabetes lainnya termasuk:

  • Haus berlebihan.
  • Kelelahan berlebihan.
  • Penurunan berat badan.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Mengalami infeksi berulang.
  • Luka sulit sembuh.

7. Bakteriuria

Bakteriuria terjadi saat bakteri berkumpul dalam urine. Penyebabnya adalah tidak segera buang air kecil setelah berhubungan seks, mengusap dari belakang ke depan setelah buang air besar, atau menjalani operasi di saluran kemih.

Bakteriuria bukanlah ISK dan sering kali tanpa gejala. Ini memengaruhi lebih banyak perempuan daripada laki-laki, dan lebih mungkin terjadi pada orang yang aktif secara seksual, hamil, atau memiliki diabetes. Bakteriuria umumnya dapat hilang dengan sendirinya, bahkan tanpa pengobatan.

Pada dasarnya, jika urine keruh tidak disertai gejala tambahan, kamu tidak perlu panik. Namun, jika ini disertai gejala lain, maka kamu perlu waspada dan segera mengunjungi dokter. 

Baca Juga: Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Penyakit Ginjal Kronis

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya