Tuli Mendadak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Keadaan darurat medis yang memerlukan pengobatan segera

Secara alami, kemampuan mendengar setiap orang mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Namun, jika gangguan pendengaran muncul secara tiba-tiba, bisa jadi kamu mengalami sudden sensorineural hearing loss (SSHL) atau gangguan pendengaran sensorineural mendadak, atau yang juga dikenal sebagai tuli mendadak.

Tuli mendadak biasanya hanya terjadi pada satu sisi telinga, ini biasa disebut sebagai SSHL unilateral. Jika gangguan pendengaran terjadi pada kedua telinga, ini disebut sebagai SSHL bilateral.

Selama periode tuli mendadak, suara secara bertahap menjadi teredam atau redup. Sekitar 50 persen orang dengan SSHL unilateral yang segera diobati dapat sembuh dalam waktu dua minggu. Sementara itu, pada 15 persen orang dengan SSHL, gangguan pendengaran secara bertahap memburuk dari waktu ke waktu.

SSHL merupakan kondisi medis yang serius dan memerlukan perhatian medis segera.

1. Gejala

Tuli Mendadak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi telinga berdenging (freepik.com/Stockking)

Orang yang mengalami tuli mendadak biasanya pertama kali menyadari kondisi tersebut saat sedang menggunakan telinga yang kehilangan pendengaran. Misalnya, saat berbicara di telepon atau menggunakan earphone. Terkadang, tuli mendadak didahului dengan mendengar suara letupan keras.

Dilansir Medical News Today, gejala lain dari tuli mendadak meliputi:

  • Pusing.
  • Sensasi penuh di telinga.
  • Tinitus atau telinga berdenging.
  • Vertigo.
  • Tidak mampu mendengar dengan jelas saat berada di tempat bising.
  • Suara teredam.
  • Kesulitan mengikuti percakapan.
  • Kesulitan mendengar suara bernada tinggi.

2. Penyebab

Tuli Mendadak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi cedera kepala, salah satu penyebab tuli mendadak (pexels.com/Allan Mas)

Tuli mendadak terjadi saat telinga bagian dalam, koklea di telinga bagian dalam, atau jalur saraf antara telinga dan otak mengalami kerusakan. Penyebab spesifik SSHL unilateral sering kali sulit dideteksi. Sementara itu, pada SSHL bilateral, penyebabnya ada lebih dari 100. Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya dirangkum dari laman Healthline dan National Institute of Deafness and Other Communication Disorders:

  • Infeksi.
  • Paparan obat-obatan tertentu.
  • Masalah sirkulasi darah.
  • Kelainan saraf.
  • Gangguan pada telinga bagian dalam.
  • Cedera kepala atau trauma.
  • Paparan suara keras yang terlalu lama.
  • Gangguan neurologis.
  • Gangguan sistem kekebalan.
  • Penyakit Meniere.
  • Penyakit Lyme.
  • Obat ototoksik.
  • Racun dari gigitan ular.
  • Pertumbuhan jaringan abnormal atau tumor.
  • Penuaan.

3. Diagnosis

Tuli Mendadak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi dokter sedang memeriksa pasien (freepik.com/tirachardz)

Dilansir Hearing Loss Association of America, diagnosis SSHL dilakukan dengan menggunakan tes pendengaran yang disebut audiometri nada murni. Tes ini berguna untuk membantu menentukan apakah gangguan pendengaran disebabkan karena suara tidak mencapai telinga bagian dalam atau defisit sensorineural. Tes ini juga bisa menunjukkan jangkauan pendengaran yang hilang.

Jika kamu didiagnosis dengan tuli mendadak, dokter mungkin akan memintamu menjalani tes lanjutan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Tes ini bisa berupa tes darah, pencitraan, dan tes keseimbangan.

Baca Juga: Telinga Berdarah: Penyebab, Gejala, Perawatan

4. Pengobatan

Tuli Mendadak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi obat (pexels.com/Anna Shvets)

Perawatan yang paling umum untuk tuli mendadak biasanya adalah kortikosteroid. Steroid dapat mengobati banyak gangguan dan umumnya bekerja dengan mengurangi peradangan, pembengkakan, dan membantu tubuh melawan penyakit. 

Steroid dapat diberikan melalui injeksi telinga tengah ataupun oral. Steroid harus diberikan sesegera mungkin untuk mendapatkan efek maksimum. Jika perawatan ditunda selama dua hingga empat minggu, ini cenderung tidak dapat memperbaiki keadaan.

Jika penyebab yang mendasari teridentifikasi, dokter mungkin memberikan perawatan tambahan. Misalnya, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengobati SSHL yang disebabkan oleh infeksi.

Apabila penyebabnya adalah obat yang kamu konsumsi, dokter mungkin menyarankan obat alternatif. Jika ini disebabkan oleh kondisi autoimun yang menyerang telinga bagian dalam, dokter mungkin akan meresepkan obat yang menekan sistem kekebalan.

5. Komplikasi

Tuli Mendadak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi perempuan mengalami PTSD (pexels.com/RODNAE Productions)

Gangguan pendengaran bisa memberikan dampak yang besar pada kualitas hidup. Karena gangguan pendengaran dapat mempersulit percakapan, beberapa orang mengalami perasaan terasing, selanjutnya melaporkan perasaan depresi. Gangguan pendengaran juga terkait dengan gangguan dan penurunan kognitif.

Mekanisme interaksi antara gangguan pendengaran, gangguan kognitif, depresi, dan isolasi perlu dipelajari lebih lanjut. Namun, menurut laman Mayo Clinic, mengobati gangguan pendengaran dapat memberikan efek positif pada kinerja kognitif, terutama daya ingat.

6. Pencegahan

Tuli Mendadak: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi perempuan menggunakan headphone (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mencegah gangguan pendengaran akibat kebisingan dan menghindari memburuknya gangguan pendengaran terkait usia:

  • Lindungi telinga dengan membatasi durasi dan intensitas paparan kebisingan. Misalnya, dengan menggunakan penyumbat telinga saat berada di tempat yang bising.
  • Pertimbangkan tes pendengaran rutin jika kamu banyak menghabiskan waktu di area yang bising.
  • Hindari rekreasi yang berisiko, seperti berburu, menggunakan perkakas listrik, atau mendengarkan konser musik rock.

Ada banyak kemungkinan penyebab tuli mendadak, beberapa di antaranya mungkin merupakan keadaan darurat medis. Jadi, penting untuk segera menghubungi dokter jika mengalami gangguan pendengaran mendadak.

Baca Juga: Pendengaran Selektif: Definisi, Plus Minus, dan Cara Melatihnya

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya