Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Kondisi yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah

Vaskulitis adalah istilah umum untuk sejumlah kondisi yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Peradangan ini dapat mengakibatkan dinding pembuluh darah menebal, yang mengurangi lebar lorong untuk darah mengalir. Apabila aliran darah dibatasi, ini dapat menyebabkan kerusakan organ dan jaringan.

Vaskulitis terbagi menjadi beberapa jenis dan dapat mempengaruhi satu atau beberapa organ. Kondisinya bisa bertahan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Terkadang, vaskulitis dapat membaik dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, sebagian besar memerlukan obat untuk mengendalikan peradangan dan mencegah kekambuhan.

Di bawah ini telah dirangkum dari laman Mayo Clinic dan WebMD sejumlah fakta penting mengenai vaskulitis. Simak sampai selesai, ya!

1. Jenis

Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi vaskulitis (msdmanuals.com/Springer Science+Business Media)

Vaskulitis terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan ukuran pembuluh darah yang terlibat, yaitu:

  • Besar: Polymyalgia rheumatica, arteritis Takayasu, dan arteritis temporal.
  • Sedang: Penyakit Buerger, vaskulitis kulit, penyakit Kawasaki, dan poliarteritis nodosa.
  • Kecil: Sindrom Behcet, sindrom Churg-Strauss, vaskulitis kulit, purpura Henoch-Schonlein, poliangiitis mikroskopis, granulomatosis dengan poliangiitis, vaskulitis pegolf, dan krioglobulinemia.

2. Gejala

Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi demam (freepik.com/freepik.com)

Vaskulitis menyebabkan beberapa gejala umum, seperti suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, dan kelelahan. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah spesifik pada organ tubuh yang terpengaruh. Misalnya, jika vaskulitis terjadi di kulit, kamu mungkin mengalami ruam. Jika terjadi pada saraf, maka kamu bisa mengalami mati rasa dan kelemahan.

Vaskulitis yang terjadi pada otak dapat menyebabkan stroke. Bila memengaruhi jantung, maka dapat terjadi serangan jantung. Jika ini terjadi pada pembuluh yang memasok darah ke ginjal, ini dapat menyebabkan gagal ginjal.

3. Penyebab

Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi rokok (pixabay.com/klimkin)

Penyebab pasti vaskulitis masih belum diketahui dengan jelas. Beberapa jenis terkait dengan susunan genetik, sedangkan lainnya terjadi karena sistem kekebalan yang menyerang sel-sel pembuluh darah secara tidak sengaja. Beberapa hal yang memicu reaksi sistem kekebalan di antaranya:

  • Infeksi
  • Kanker darah
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh
  • Penggunaan obat-obatan tertentu.

Selain itu, ada juga faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vaskulitis, seperti:

  • Usia: Arteritis sel raksasa biasanya terjadi pada orang di ats usia 50 tahun, sedangkan penyakit Kawasaki paling sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
  • Riwayat keluarga: Penyakit Behcet dan penyakit Kawasaki biasanya diturunkan dalam keluarga.
  • Gaya hidup: Penggunaan kokain dan tembakau dapat meningkatkan risiko terkena vaskulitis.
  • Obat-obatan: Vaskulitis juga bisa terjadi karena konsumsi obat-obatan, seperti hydralazine, allopurinol, minocycline, dan propylthiouracil.
  • Infeksi: Mengidap hepatitis B atau C dapat meningkatkan risiko terkena vaskulitis.
  • Gangguan imunitas: Orang dengan gangguan kekebalan tubuh, seperti lupus, artritis reumatoid, dan skleroderma berisiko lebih tinggi terkena vaskulitis.
  • Jenis kelamin: Arteritis sel raksasa lebih umum terjadi pada perempuan, sedangkan penyakit Buerger lebih umum terjadi pada laki-laki.

Baca Juga: 5 Makanan Cegah Penyumbatan Pembuluh Darah, Hindari Masalah Jantung

4. Diagnosis

Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi tes darah (pexels.com/Los Muertos Crew)

Diagnosis vaskulitis dilakukan dengan mengumpulkan riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan tes tambahan untuk mencari inflamasi atau mengesampingkan kondisi lain, seperti:

  • Tes darah: Jenis sel darah atau antibodi tertentu dapat menjadi tanda vaskulitis.
  • Tes urine: Berguna untuk mengetahui kerusakan ginjal.
  • Tes pencitraan: Dokter menggunakan tes pencitraan untuk mengetahui peradangan pada pembuluh darah dan organ. Tes ini meliputi, sinar-X, MRI, CT scan, PET scan, dan USG.
  • Ekokardiogram: Ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik jantung kerja jantung.
  • Biopsi: Ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari pembuluh darah atau organ untuk diperiksa adanya tanda-tanda peradangan atau kerusakan.

5. Pengobatan

Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pembedahan (freepik.com/wavebreakmedia)

Pengobatan untuk vaskulitis tergantung pada penyebab dan organ mana yang terpengaruh. Vaskulitis bisa hilang dengan sendirinya jika itu adalah hasil dari reaksi alergi. Namun, jika organ penting, seperti paru-paru, otak, atau ginjal terpengaruh, pasien perlu perawatan segera.

Dokter mungkin akan memberikan steroid, untuk melawan peradangan. Metotreksat digunakan untuk membantu memperlambat sistem kekebalan dengan efek samping yang lebih ringan. Tocilizumab diberikan untuk memblokir protein inflamasi. Avacopan digunakan untuk merawat vaskulitis terkait anti-neutrofil sitoplasma autoantibodi.

Jika vaskulitis menyebabkan tonjolan di dinding pembuluh darah, dokter mungkin akan melakukan pembedahan untuk mengurangi risiko tonjolan ini menjadi pecah. Pembedahan kadang juga dilakukan untuk menghilangkan sumbatan arteri agar aliran darah kembali normal.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Vaskulitis: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatanilustrasi kerusakan ginjal sebagai akibat dari vaskulitis (freepik.com/Racool_studio)

Vaskulitis dapat menyebabkan komplikasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi. Komplikasi vaskulitis meliputi:

  • Kerusakan organ: Vaskulitis yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada organ yang terkena.
  • Pembekuan darah dan aneurisma: Bekuan darah dapat menyebabkan terhalangnya darah mengalir dengan lancar. Pada kasus yang jarang, vaskulitis juga bisa menyebabkan aneurisma.
  • Kehilangan penglihatan atau kebutaan: Ini bisa terjadi pada vaskulitis sel raksasa yang tidak diobati.
  • Infeksi: Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati vaskulitis dapat melemahkan sistem kekebalan, yang membuat individu lebih rentan terhadap infeksi.

Vaskulitis yang dirawat dengan tepat dapat membuat pengidapnya bisa hidup produktif dan berumur panjang. Untuk itu, jika kamu dan orang-orang terdekatmu mengalami vaskulitis, bekerja samalah dengan dokter untuk mengelola kondisi. Setelah vaskulitis terkendali, dokter perlahan akan menghentikan pengobatan.

Baca Juga: 5 Jenis Transfusi Darah yang Perlu Diketahui, Bisa Selamatkan Nyawa

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya