Waspada! 5 Masalah Kesehatan yang Muncul akibat Letusan Gunung Berapi

Batasi aktivitas di luar

Abu vulkanik tersusun dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi. Ini terbentuk akibat fenomena ledakan vulkanik, longsoran batuan panas yang mengalir di sisi gunung berapi, atau dari semburan lava cair. Abu vulkanik sering kali memiliki temperatur yang panas tetapi menjadi dingin jika jatuh pada jarak yang lebih jauh.

Saat terjadi letusan, abu di udara akan menghalangi sinar matahari, mengurangi jarak pandang, dan terkadang menyebabkan kegelapan total selama cahaya siang hari. Abu vulkanik juga sering kali menutupi jalan, bangunan, dan pepohonan, yang nantinya sulit untuk dibersihkan.

Bukan hanya berimbas pada lingkungan, abu vulkanik akibat letusan gunung juga ternyata dapat menyebabkan masalah kesehatan, sehingga semua masyarakat yang terdampak perlu berhati-hati. Berikut ini sejumlah masalah kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat letusan gunung.

1. Masalah penglihatan

Waspada! 5 Masalah Kesehatan yang Muncul akibat Letusan Gunung Berapiunsplash.com/luxdamore

Serpihan debu vulkanik dapat menyebabkan goresan menyakitkan di bagian depan mata atau lecet kornea dan konjungtivitis. Karenanya, pemakai lensa kontak harus sangat waspada terhadap risiko ini. Lebih baik jangan memakainya dulu untuk mencegah abrasi kornea, menurut International Volcanic Health Hazard Network.

Beberapa gejala pada mata yang akan dirasakan bisa berupa:

  • Terasa seolah-olah ada partikel asing di dalam mata;
  • Mata terasa nyeri, gatal, atau merah;
  • Keluarnya cairan lengket pada mata;
  • Lecet atau goresan kornea;
  • Mata kemerahan;
  • Sensasi terbakar;
  • Fotosensitivitas.

2. Silikosis

Waspada! 5 Masalah Kesehatan yang Muncul akibat Letusan Gunung Berapifreepik.com/jcomp

Menurut Geology and Human Health, salah satu efek jangka panjang dari paparan abu vulkanik adalah silikosis. Silikosis adalah sejenis fibrosis paru, penyakit paru-paru yang disebabkan karena menghirup partikel silika kristal bebas, mineral umum yang ditemukan di pasir atau abu letusan gunung.

Mineral lain yang juga dapat memicu silikosis adalah kuarsa, kristobalit, dan tridimit, yang semuanya hadir dalam abu vulkanik. Seiring waktu, paparan partikel silika menyebabkan jaringan parut di paru-paru, yang dapat mengganggu kemampuan individu untuk bernapas.

Baca Juga: 7 Penyakit Akibat Kabut Asap Karhutla, dari Asma hingga Diabetes

3. Masalah kulit

Waspada! 5 Masalah Kesehatan yang Muncul akibat Letusan Gunung Berapipexels.com/Moose Photos

Bersumber dari laman International Volcanic Health Hazard Network, meskipun tidak umum, abu vulkanik dapat menyebabkan iritasi kulit bagi sebagian orang, terutama jika abunya bersifat asam.

Masalah kulit yang diakibatkan oleh paparan abu vulkanik ini dapat berupa iritasi dan kemerahan pada kulit, juga infeksi sekunder akibat garukan.

4. Memperparah asma dan masalah pernapasan lainnya

Waspada! 5 Masalah Kesehatan yang Muncul akibat Letusan Gunung Berapifreepik.com/freepik

Gunung meletus melepaskan abu, debu, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan gas berbahaya lainnya ke udara. Partikel dalam kabut vulkanik ini dapat memperburuk kondisi paru-paru, seperti asma.

Dirangkum dari laman MedlinePlus, asma disebabkan oleh pembengkakan pada saluran udara. Ketika asma kambuh, lapisan saluran udara mengalami pembengkakan dan otot-otot di sekitarnya mengencang. Kondisi ini dapat menurunkan kapasitas udara yang melewati jalan napas. Ini kemudian menyebabkan individu mengalami gejala kesulitan bernapas, seperti mengi, sesak napas, sesak dada, dan batuk.

Selain asma, masalah pernapasan lain yang juga diperparah akibat menghirup debu dari gunung meletus adalah bronkitis, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronis.

5. Pernapasan yang tidak nyaman 

Waspada! 5 Masalah Kesehatan yang Muncul akibat Letusan Gunung Berapifreepik.com/KamranAydinov

Dalam beberapa letusan, partikel abu bisa sangat halus sehingga terhirup jauh ke dalam paru-paru. Ini bukan hanya menyebabkan masalah bagi orang yang sudah memiliki masalah pernapasan, bahkan orang yang sehat pun akan mengalami ketidaknyamanan dada dengan peningkatan frekuensi batuk dan iritasi, dilansir dari laman International Volcanic Health Hazard Network.

Dalam jangka pendek, individu yang terpapar akan mengalami:

  • Keluarnya ingus;
  • Sakit tenggorokan, terkadang disertai batuk kering;
  • Pernapasan tidak nyaman;
  • Mengi atau sesak napas.

Pada kasus yang jarang, paparan abu vulkanik halus dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius.

Untuk mencegah semua masalah kesehatan tersebut, individu yang terdampak fenomena gunung meletus perlu membatasi aktivitas di luar rumah, menutup sumber air agar tidak terpapar abu, sering-sering membersihkan rumah dari abu, dan banyak minum air putih.

Baca Juga: 7 Risiko Penyakit akibat Seks Oral, Waspada Infeksi Menular Seksual

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya